Liputan6.com, Jakarta Spanyol menjadi salah satu tim favorit untuk memenangkan Piala Dunia 2022. Namun harapan itu musnah karena La Furia Roja terjungkal di babak 16 besar Piala Dunia 2022.
Spanyol kesulitan untuk membongkar pertahanan Maroko di 16 besar Piala Dunia 2022. Dengan dominasi penguasaan bola dan jumlah umpan, Spanyol tak bisa menikmati kemenangan karena gol tak kunjung datang.
Ada ironi di statistik Spanyol saat melawan Maroko. La Furia tercatat melakukan 1019 umpan lawan Maroko, berbanding jauh dari Maroko yang hanya melepas 304 umpan.
Advertisement
Meski begitu, Spanyol hanya mampu melepas 1 tembakan ke arah gawang dari total 13 tembakan yang dilakukan Spanyol. Pertahanan Maroko terorganisir dengan baik.
Tim asal Afrika Utara ini bahkan mampu melepas 2 tembakan ke arah gawang. Spanyol selalu berpatokan kepada umpan pendek sehingga di hampir semua pertandingan di Piala Dunia 2022, jumlah umpan mereka mencapai rata-rata 1.000-an.
Satu tembakan ke arah gawang menjadi torehan terburuk Spanyol di Piala Dunia sejak 1966. Spanyol juga menjadi negara pertama yang gagal adu penalti 4 kali berturut-turut, juga tim kedua yang tak mapu mengeksekusi satu penalti pun di Piala dunia.
Latihan Sia-Sia
Pelatih Spanyol Luis Enrique mengklaim sudah banyak melatih penalti. Bahkan, dia mengatakan sudah melakukan 1.000 penalti saat latihan.
"Saya yang memilih eksekutor penalti, saya pikir mereka terbaik di lapangan," kata Enrique.
"Kalau saya bisa mengubah sesuatu, saya berharap bisa mencopot kiper Maroko dan memasang kiper lain. Penalti tak seperti lotre, Anda harus bisa mengontrol diri sendiri."
Enrique mengaku tak tahu bagaimana nasibnya sebagai pelatih Spanyol usai kegagalan di Piala Dunia. Dia menyerahkan nasibnya ke federasi.
"Pekan depan, saya akan bicarakan soal masa depan saya, sekarang bukan momen yang tepat," ujarnya.
Advertisement
Dikritik
Sudah lama Spanyol andalkan permainan tiki taka yang memang menguasai sepak bola dunia pada 2008 sampai 2012. Luis Enrique meneruskan tradisi yang sukses dengan Vicente del Bosque dan Luis Aragones.
Para jurnalis dan pundit pun buka suara. Salah satunya jurnalis asal Spanyol, Juliem Balague.
"Spanyol memang kurang bagus. Maroko punya visi permainan lebih baik dibandingkan Spanyol. Kita ada rencana tapi tak bisa memengaruhi permainan dan kita tak mencari alternatif, karena memang tak punya," katanya seperti dikutip bbc.
"Tim yang bisa memenangkan Piala Dunia punya sesuatu yang lebih dibandingkan Spanyol. Prancis, Inggris, Brasil punya sesuatu yang lebih."
Teror Penalti
Tiga eksekutor penalti Spanyol, Pablo Sarabia, Carlos Soler, dan Sergio Busquets gagal menuntaskan tugasnya. Tendangan Sarabia membentur mistar, sementara sepakan Soler dan Busquets dibendung kiper Maroko, Yassine Bounou.
Sedangkan tiga dari empat eksekutor Maroko, yakni Abdelhamid Sabiri, Hakim Ziyech dan Achraf Hakimi berhasil mencetak skor. Hanya penalti Badr Benoun yang bisa dimentahkan Unai Simon.
Kekalahan lewat adu penalti menambah catatan buruk Spanyol yang lebih sering kalah dan tersingkir dari Piala Dunia ketika harus mengakhiri laga melalui adu nasib dari titik 12 pas.
Sebelumnya Spanyol juga tersingkir di babak 16 besar Piala Dunia 2018, setelah takluk dari Rusia melalui adu penalti. Kemudian pada Piala Dunia 1986, Spanyol juga tersingkir lewat adu penalti saat menghadapi Belgia di perempat final.
Lalu di Piala Dunia 2002, Spanyol gagal ke semifinal karena kalah adu penalti dari Korea Selatan setelah sebelumnya sukses mengandaskan Republik Irlandia melalui adu penalti di 16 besar.
Kemenangan atas Irlandia di Jepang-Korea 2002 jadi satu-satunya hasil positif Spanyol melalui adu penalti di Piala Dunia. Total Spanyol menelan empat kali kekalahan dan hanya sekali meraih kemenangan melalui adu penalti di Piala Dunia.
Berikut statistik adu penalti Spanyol di Piala Dunia:
Piala Dunia 1986 - Spanyol vs Belgia 1-1 (4-5)
Piala Dunia 2002 - Spanyol vs Irlandia 1-1 (3-2); Spanyol vs Korea Selatan 0-0 (3-5)
Piala Dunia 2018 - Spanyol vs Rusia 1-1 (3-4)
Piala Dunia 2022 - Spanyol vs Maroko 0-0 (0-3)
Advertisement
Cuma Bagus di Awal
panyol meninggalkan Piala Dunia dengan kemenangan mengesankan tujuh gol tanpa balas saat melawan Kosta Rika pada laga pertama Grup E Piala Dunia 2022.
Kemenangan besar atas Kosta Rika menumbuhkan keyakinan di benak penggemar Spanyol. Mereka memiliki harapan besar La Furia Roja kembali mengangkat trofi seperti di Piala Dunia 2010.
Tetapi hasil imbang melawan Jerman dan kekalahan dari Jepang, menimbulkan keraguan terhadap kiprah Spanyol saat menghadapi kualitas lawan yang levelnya sepadan atau hampir mendekati.
Kekhawatiran itu jadi kenyataan setelah Spanyol kesulitan menembus pertahanan Maroko hingga harus mengakhiri laga dengan adu penalti dan kalah 0-3.
Padahal sepanjang laga Spanyol menguasai 63 persen bola, sementara Maroko hanya kebagian jatah 20 persen, dan sisanya 17 persen adalah bola netral.