Liputan6.com, Jakarta Pertandingan antara Belanda kontra Argentina diwarnai bentrok di Lusail Iconic Stadium, Sabtu (10/12/2022), dinihari WIB. Duel mereka memiliki persaingan dengan intensitas tinggi untuk saling sikut mendapatkan tiket ke semifinal Piala Dunia 2022.
Wajar apabila kedua tim memiliki tingkat persaingan tinggi, bahkan beberapa ikon sudah saling mengolok. Salah satunya saat media bertanya kepada Louis van Gaal tentang pernyataan Angel di Maria bahwa pelatih Belanda itu merupakan ‘pelatih terburuk’ yang pernah menanganinya saat mereka bekerjasama membela Manchester United pada 2014/2015.
Van Gaal pun dengan santai menjawab pertanyaan tersebut. Pelatih berusia 71 tahun itu justru menyesali sikap winger Argentina tersebut. "Dia (Di Maria) adalah salah satu dari sedikit pemain yang mengatakan itu," kata Van Gaal, "seperti biasanya, kebanyakan pemain mengatakan sebaliknya."
Advertisement
Van Gaal sebenarnya tak menghiraukan masalah tersebut. Mantan pelatih Barcelona itu justru mencermati hasil yang diperoleh tim asuhannya, di mana Belanda pada akhirnya harus angkat kaki dari Qatar. Mereka kalah dramatis lewat drama adu penalti 3-4 (2-2).
Van Gaal sejatinya memiliki harapan besar De Oranje akan melaju ke semifinal. Optimisme itu mencuat ketika Wout Weghorst berhasil menyamakan kedudukan hingga akhir laga. Dua gol Weghorst bahkan memaksa pertandingan dilanjut hingga babak tambahan.
Sayang, Belanda sepertinya kurang siap dalam menghadapi tekanan dalam drama adu penalti. "Kami sudah sepenuhnya memberikan perjuangan terbaik. Kami menunjukkan itu hingga kami mendapatkan dua gol untuk memaksa Argentina melanjutkan laga, tapi kami kurang beruntung dalam penalti," cetus Van Gaal.
Sementara Pelatih Argentina, Lionel Scaloni, tak banyak berbicara tentang keberhasilan tim asuhannya usai mengempaskan Belanda. Pelatih berusia 44 tahun ini hanya meminta timnya kembali fokus jelang pertemuan Argentina kontra Kroasia di semifinal.
Pelatih yang berhasil memimpin Argentina meraih gelar Copa America tahun lalu, trofi besar pertama negara itu sejak 1993, mengharapkan Lionel Messi Cs terus menunjukkan determinasi bagus. "Kami sudah melakukan hal bagus sejauh ini, termasuk saat kami menghadapi Belanda yang sempat mengejutkan kami di menit-menit akhir," paparnya.
Aksi Messi Membungkam Pernyataan Van Gaal
Mereka mungkin melaju ke semifinal Piala Dunia setelah mengalahkan Belanda melalui adu penalti, tetapi Messi memberikan wawancara pasca-pertandingan setelah kemenangan terakhir Argentina.
Itu adalah bentrokan dengan temperamen buruk di Stadion Lusail. Faktanya, ada total 16 kartu kuning sepanjang pertandingan, terbanyak dalam pertandingan manapun dalam sejarah Piala Dunia.
Berawal dari Leandro Paredes melakukan tendangan bola di bangku cadangan pemain Belanda, yang memicu perkelahian besar-besaran di lapangan yang mengakibatkan Paredes dijatuhkan Virgil van Dijk.
Messi tentu saja marah menghadapi situasi itu. Beberapa saat setelah insiden tersebut, saat Messi bersiap untuk berbicara dengan publikasi Argentina TYC Sports, pemain berusia 35 tahun itu ingin memberikan pernyataan verbal.
Menurut kepala penulis sepak bola The Independent Miguel Delaney, kapten Argentina itu berkata: "Apa yang kamu lihat, bodoh" ke salah satu kubu Belanda.
Faktanya, reporter SVT Sport Johan Kucukaslan berdiri hanya dua meter dari Messi ketika wawancara berlangsung dan tampaknya cemoohan itu ditujukan kepada pencetak gol Belanda, Wout Weghorst.
Tidak ada penjelasan mengapa Weghorst menjadi sasaran kata-kata panas Messi. Tapi, striker Burnley itu mencetak dua gol telat untuk menyamakan skor setelah Messi dan Nahuel Molina memberi Argentina keunggulan 2-0.
Tak hanya itu, Messi juga menyatakan perasaannya kepada Van Gaal, baik selama dan setelah pertandingan. La Pulga sepertinya tak terima dengan pernyataan Van Gaal yang menyebut dirinya "tidak banyak berpartisipasi" saat timnya kehilangan bola.
“Messi adalah pemain kreatif paling berbahaya, dia mampu menciptakan banyak hal dan mencetak gol sendiri. Tetapi, ketika mereka kehilangan bola dan lawan menguasai bola, dia tidak banyak berpartisipasi, dan ini memberi kami peluang,” tutur Van Gaal.
Jadi, setelah dia mencetak gol untuk La Albiceleste, dia memutuskan untuk merayakannya di depan mantan pelatih Ajax Amsterdam tersebut.
Advertisement
Sejarah Pertemuan
Yang jelas, pertarungan antara Belanda versus Argentina menyuguhkan duel dua kekuatan bersejarah sepak bola. Argentina, yang biasanya lebih mengandalkan penguasaan bola, memilih bermain lebih efektif dalam menghadapi agresivitas De Oranje. Sementara Belanda tak lagi mengandalkan serangan balik. Mereka justru tampil lebih mendominasi jalannya pertandingan.
Kini, setelah kemenangan Argentina atas Belanda di Piala Dunia 2022, Messi dapat semringah karena mampu melanjutkan tren apik tim Tango selama pertemuan kontra Negeri Kincir Angin.
Mereka telah bertemu di beberapa pertandingan Piala Dunia, tidak lebih besar dari final 1978 yang dimenangkan oleh Argentina di kandang sendiri. Ada juga pertandingan babak 16 besar pada 1998, dimenangkan oleh Belanda berkat gol menit ke-90 yang luar biasa dari Dennis Bergkamp, dan kemudian kemenangan adu penalti oleh Argentina di semifinal pada 2014.
Messi bermain dalam pertandingan itu dan relatif diam oleh tim yang juga dilatih oleh Van Gaal. Delapan tahun kemudian, Messi masih menjadi pemain bintang Argentina dan menampilkan performa terbaiknya di Piala Dunia tahun ini dalam kemenangan 2-1 melawan Australia di babak 16 besar.
“Meskipun saya tidak ingin meremehkan pentingnya negara lain yang telah kami kalahkan, Argentina adalah negara berbeda dari yang kami lawan sampai sekarang.”