Liputan6.com, Jakarta - Eks pemain asal Jerman Jurgen Klinsmann menilai Brasil telah membuat kesalahan besar lantaran tidak menurunkan Neymar sebagai eksekutor pertama pada adu penalti laga perempat final Piala Dunia 2022 kontra Kroasia.
Klinsmann menilai pesepak bola berusia 30 tahun harusnya ditunjuk sebagai algojo pertama demi membangun kepercayaan diri rekan-rekan setimnya. Namun, Tite justru menyimpannya sebagai penendang kelima, yang berbuntut kekalahan bagi Tim Samba.
Baca Juga
Seperti diketahui, Brasil dipastikan angkat koper lebih awal dari kompetisi sepak bola empat tahunan. Mereka tumbang di tangan Kroasia lewat drama adu penalti dalam pertarungan babak perempat final yang dihelat Jumat (9/12/2022) malam WIB.
Advertisement
Duel antara Selecao dan Vatreni memang berlangsung ketat sejak awal. Duo kesebelasan bermain imbang 0–0 hingga pengujung waktu normal. Alhasil, laga mau tak mau harus dilanjutkan ke masa perpanjangan waktu.
Angka pembuka baru tercipta mendekati akhir babak pertama extra time. Momen spesial ini hadir melalui aksi Neymar Jr. Ia melakukan kombinasi dengan Rodrygo dan Lucas Paqueta demi menembus lini belakang lawan pada menit 105+1.
Capaian tersebut tak langsung membuat Kroasia bungkam. Vatreni yang berada di posisi terdesak coba melancarkan serangan. Hasilnya, Bruno Petkovic mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-117, sekaligus memaksa Brasil terlibat drama adu penalti.
Malang bagi Tim Samba lantaran dewi fortuna tak berada di pihaknya. Selecao kalah 2–4 dalam adu penalti lantaran Rodrygo dan Marquinhos gagal menunaikan tugasnya.
Ketidakhadiran Neymar sebagai salah satu eksekutor lantas menimbulkan pertanyaan dari publik sepak bola. Pasalnya selain Marquinhos dan Rodrygo, hanya Pedro dan Casemiro yang terlihat muncul sebagai algojo Tim Samba.
Alasan Pelatih
Pelatih Timnas Brasil Tite sempat angkat bicara terkait hal ini. Ia menjelaskan bahwa bintang Paris Saint-Germain sejatinya ditargetkan menjadi eksekutor kelima.
Juru taktik berusia 61 tahun meyakini Neymar punya kemampuan dan mental yang cukup untuk menanggung beban sebagai penentu nasib Selecao di laga tersebut. Akan tetapi, strateginya malah berbuah kegagalan bagi kubu Brasil.
“Dia adalah eksekutor penalti kelima yang menentukan. Pemain dengan kualitas dan mentalitas lebih (seperti Neymar) ditargetkan untuk berada di bawah tekanan terbesar,” papar Tite selepas pertandingan, seperti dilansir dari Metro.
Advertisement
Komentar Klinsmann
Taktik demikian sebenarnya bukanlah hal baru dalam sepak bola. Namun tak jarang strategi tersebut mendapat sorotan tajam. Klinsmann pun turut mengomentari hal itu.
Ia menyayangkan keputusan Tite untuk menyimpan Neymar di saat-saat kritis. Menurut dia, pelatih Timnas Brasil harusnya menurunkan mantan penggawa Barcelona sebagai eksekutor pertama di adu penalti kontra Kroasia.
“Tentu saja ada berbagai pendekatan berbeda daria tiap-tiap manajer. Dalam beberapa tahun terakhir, Anda mungkin selalu melihat penggawa terbaik melakukan eksekusi pertama (dalam adu penalti),” ujar Klinsmann
“Pada prinsipnya, jangan tempatkan (pemain seperti Neymar) sebagai eksekutor kelima, karena mereka mungkin tidak akan mendapat kesempatan untuk menendang.”
“Neymar harusnya menjadi yang pertama menurut saya. (Dia berperan) membangun suasana, mencetak skor pertama, dan membuat rekan-rekannya yang lain lebih tenang,” sambungnya kepada BBC, seperti dikutip dari Metro.
Mundur dari Timnas Brasil
Pasca kekalahan tersebut, Tite langsung memutuskan angkat kaki dari Timnas Brasil. Laporan Metro menyebut sang pelatih memang sudah menyatakan ingin meletakkan jabatan di Selecao pasca Piala Dunia 2022, terlepas dari bagaimana pun hasilnya.
“Ini kekalahan yang menyakitkan, tetapi saya sudah berdamai dengan diri saya sendiri. Ini adalah akhir dari siklus saya (bersama Timnas Brasil),” tutur Tite pasca kekalahan skuadnya di perempat final Piala Dunia 2022.
“Saya sudah memutuskan ini (mundur dari Timnas Brasil) sejak lebih dari satu setengah tahun lalu. Saya bukan pria bermuka dua. Saya tidak berupaya untuk menang, lalu kemudian meminta bertahan. Siapa pun yang mengenal saya tahu hal itu," pungkas dia.
Advertisement