Liputan6.com, Jakarta Timnas Argentina harus waspada dan tak meremehkan lawan, bila tak ingin bernasib seperti Brasil saat menghadapi Kroasia di pertandingan semifinal Piala Dunia 2022 di Stadion Lusail Iconic, Rabu (14/12/2022) dini hari WIB. Kapten Kroasia Luka Modric memberi warning agar Argentina tak jemawa.
Kroasia telah mengukuhkan diri sebagai salah satu tim terbaik di muka bumi. Keberhasilan Kroasia menembus semifinal Piala Dunia 2022 pun bukan kebetulan semata. Mereka menunjukkan konsistensinya setelah mencapai final dan menjadi runners-up Piala Dunia 2018 Rusia.
Advertisement
Baca Juga
Pada laga final, Kroasia harus mengakui keunggulan Prancis yang juga melaju ke empat besar usai menyingkirkan Inggris. Sementara, Kroasia mengalahkan Brasil lewat adu penalti, yang membawa mereka bertemu tim Amerika Selatan lainnya, Argentina.
Kapten Argentina Lionel Messi sudah wanti-wanti tak memandang sebelah mata timnas dari negara yang hanya berpenduduk empat juta orang saja. Tak lebih banyak dari sebuah kabupaten di Indonesia. Mantan bintang Barcelona yang kini membela Paris Saint-Germain mengakui bila Kroasia bukan tim gurem.
Keberhasilan menaklukkan Brasil yang menjadi unggulan utama di Qatar ini menunjukkan bila Kroasia pantas berlaga di semifinal, dan merajut asa kembali berlaga di final seperti empat tahun lalu. Bagaimana tidak, Kroasia sangat fasih memainkan sepakbola dengan pressing tinggi. Gaya bermain yang membutuhkan stamina bagus itu tidak memberi kesempatan pemain Brasil unjuk kemampuan individu.
Saat kehilangan bola, mereka langsung berusaha mendapatkannya kembali. Begitu pula saat lawan menguasai bola, siapa pun pemain Brasil sudah pasti berhadapan dengan tiga atau empat pemain Kroasia.
Kekuatan Merata
"Mereka tim besar yang mengalahkan Brasil. Penampilan mereka juga terus berkembang," kata Messi seperti dikutip sports.ndtv.
"Kroasia memiliki pelatih yang sama sejak Piala Dunia terakhir. Ini yang menjadikan mereka sudah saling mengenal satu dengan yang lain," ucap dia.
Kroasia, menurut Messi, merupakan salah satu tim yang memiliki kekuatan merata di setiap lini. Tak hanya itu, faktor mentalitas dan stamina yang kuat menjadikan Kroasia mampu menghadapi tekanan di setiap pertandingan Piala Dunia. Di babak knock-out, Luka Modric dkk pun tetap bugar meski menjalani dua pertandingan melawan Jepang dan Brasil yang berakhir adu penalti.
Modric yang masih menjadi pilar kekuatan Real Madrid, meski sudah berusia 37 ini secara khusus menyebut rekan tim memiliki mentalitas yang sama dengan klubnya. Menurut dia Kroasia punya DNA seperti Madrid yang tak pernah menyerah sampai akhir pertandingan
"Bisa dikatakan kami memiliki DNA sama dengan Real Madrid. Kami tak pernah berhenti berusaha sampai akhir. Tak ada kata menyerah," ucap Modric dalam wawancara dengan EL Chiringuito yang dikutip La Sexta.
Advertisement
Modric Menyindir
Menurut Modric dengan kekuatan mental itu, Kroasia tetap yakin dan percaya diri meski tim kembali menghadapi lawan berat di semifinal. Bahkan dirinya optimistis Kroasia bakal menembus final untuk menghadapi Prancis atau Maroko.
"Saya ingin menghadapi tim kuat lain di semifinal. Itu yang saya inginkan dan bukan menghadapi seorang pemain," kata Modric yang secara tidak langsung menyindir Argentina yang bergantung pada seorang Messi.
"Tentu Messi adalah pemain besar. Dia pemain terbaik mereka. Kami bakal kesulitan menghentikan dia. Tetapi kami sudah mempersiapkan diri dan memberikan segalanya. Saya pikir ini cukup untuk membawa kami ke final," ucap gelandang yang sudah lima kali memenangi Liga Champions bersama Madrid ini.
Negara Kecil
Kekuatan mental Kroasia memang sudah teruji saat mereka tampil di babak knock-out. Bahkan pada Piala Dunia 2018, Kroasia menyelesaikan semua pertandingan melalui extra time dan dua di antaranya berakhir dengan adu penalti sebelum mencapai final.
“Menurut saya mentalitas ini karena kami adalah negara kecil. Di sepakbola, kami pun terhitung masih muda. Kami tahu bagaimana negara kami berdiri dan mendapatkan kemerdekaan pada 1990-an,” kata striker Bruno Petkovic menambahkan.
“Kami belajar semua ini dari orang tua kami. Kami belajar bagaimana harus fight dan bekerja keras. Tanpa itu kami tidak akan bisa meraih apa pun,” ujar pemain berusia 28 yang menjadi pahlawan setelah mencetak gol yang menyamakan kedudukan menjadi 1-1 saat melawan Brasil.
Gol Petkovic yang menjadikan pertandingan dilanjutkan extra time dan berakhir adu penalti.
Penampilan impresif striker Dinamo Zagreb ini menjadikan pelatih Zlatko Dalic menurunkan dia sebagai starter menggantikan Andrej Kramaric saat menghadapi Argentina. Selain Petkovic yang mengisi sektor depan, Dalic hampir dipastikan tak mengubah komposisi pemain
Sebaliknya, Argentina kehilangan dua bek Marcos Acuna dan Gonzalo Montiel karena akumulasi kartu kuning. Posisi mereka akan digantikan Nicolas Tagliafico dan Manuel Molina.
Gelandang Papu Gomez masih diragukan tampil setelah mengalami cedera engkel menjelang pertandingan melawan Belanda. Namun pemain sayap Angel di Maria berpeluang menjadi starter.
Argentina dan Kroasia sudah bertemu lima kali sejak pertandingan pertama pada 1994. Bila Kroasia merupakan finalis Piala Dunia 2018, sebaliknya Argentina menjadi finalis 2014. Keduanya sama-sama gagal di laga puncak.
Advertisement