Sukses

Ikut Protes Kematian Mahsa Amini, Pemain Sepak Bola Iran Terancam Hukuman Mati

Aksi protes kematian Mahsa Amini juga sempat menjalar hingga ke Piala Dunia 2022.

Liputan6.com, Jakarta Eksekusi terhadap demonstran yang menentang pemerintahan Iran terus berlanjut. Hukuman mati kali ini kabarnya dijatuhkan kepada seorang pesepak bola Iran, yakni Amir Nasr-Azadani.

Azadani bermain di Persian Gulf Pro League. Dia terakhir kali memperkuat tim Tractor S.C.

Perhimpunan pesepak bola profesional dunia FIFPRO sangat terkejut mendengar berita Azadani. Organisasi yang memiliki lebih dari 65 ribu anggota itu mendesak agar hukuman itu dibatalkan. 

"FIFPRO sangat terkejut dan muak mendengar laporan kalau salah seorang pesepak bola profesonal Amir Nasr-Azadani akan dieksekusi di Iran setelah ikut memperjuangkan hak perempuan dan kebebasan di negaranya," bunyi pernyataan resmi FIFPRO seperti dilansir Sportbible.

"Solidaritas kami berdiri bersama Amir dan meminta penghapusan segera hukuman itu."

Demonstrasi telah melanda Iran sejak Semtember lalu. Masyarakat turun ke jalan untuk memprotes kematian wanita 22 tahun, Mahsa Amini, saat ditahan atas tuduhan pelanggaran aturan berbusana. 

Aksi ini direspons represif oleh pemerintah Iran. Akibatnya ratusan orang dilaporkan tewas. Pemerintah Iran juga menangkapi demonstran dan menjatuhkan hukuman mati kepada sebagian dari mereka. 

Aksi protes juga menjalar hingga ke Piala Dunia 2022 Qatar. Para pemain timnas Iran sempat menolak menyanyikan lagu kebangsaan mereka jelang pertandingan melawan Inggris di penyisihan Grup B.

 

 

 

2 dari 3 halaman

Mengalir ke Qatar

Suporter yang menyaksikan pertandingan ini juga tidak tinggal diam. Mereka berteriak saat lagu kebangsaan negaranya berkumandang. Sebagian tampak membawa spanduk "Women, Life, Freedom". Sebagian lagi mengenakan baju dengan tulisan dan gambar Masha Amini di bagian belakang. 

Namun Iran tidak bertahan lama di Piala Dunia. Langkah Tim Melli hanya sampai babak penyisihan. Iran menempati posisi ketiga di grup B dengan koleksi 3 poin dari tiga pertandingan.

Di laga perdana, Iran Iran kalah telak 2-6 dari Inggris. Selanjutnya, Iran sempat menang 2-0 atas Wales, sebelum akhirnya dipaksa menyerah 0-1 oleh Amerika Serikat pada pertandingan terakhir.

 

3 dari 3 halaman

Menuai Kritik

Sejumlah pemain Iran menuai kritik karena dianggap tidak ikut menyuarakan protes kematian Amini. Sementara manajer Carlos Queiroz juga dikecam atas komentar usai pertandingan melawan Inggris. Saat itu, Queiroz meminta fans untuk pulang bila tidak ingin mendukung timnya bertanding. 

"Tahun 2014 dan 2018, kami dukungan penuh dari suporter. Dan sekarang Anda bisa melihat apa yang terjadi," katanya kepada ESPN. "Itulah sebabnya kenapa tugasku adalah meminta fans yang sudah ada di sini untuk mendukung tim kami atau kalau sebaiknya mereka pulang saja ke rumah," bebernya. 

"Buat apa mereka ada di sini kalau bertentangan dengan tim? Kami tidak butuh mereka."

"Lebih baik mereka bertahan di rumah. Punya fans yang hanya mendukung timnya kalau menang saja, kami tidak butuh mereka. Itu bisa dirasakan pemain ketika mereka bertanding," bebernya.Â