Liputan6.com, Jakarta Walid Regragui mengukir sejarah untuk Maroko. Dia membawa Singa Atlas menapak ke semifinal Piala Dunia 2022, pencapaian terjauh yang pernah dilakukan tim Afrika, melewati kesuksesan Kamerun di Italia 1990, Senegal di Jepang-Korea Selatan 2002, dan Ghana di Afrika Selatan 2010.
Sentuhan pelatih berusia 47 tahun itu, memang patut diacungi jempol. Kurang dari setahun dia membuat perbedaan besar. Regragui ditunjuk sebagai pelatih Timnas Maroko pada 31 Agustus 2022. Dia dipilih sebagai pelatih kepala timnas Maroko menggantikan Vahid Halilhodzic.
Baca Juga
Artinya dia hanya memiliki waktu 2,5 bulan untuk menyiapkan timnas Maroko menghadapi Piala Dunia 2022 di Qatar. Awalnya banyak yang tak sependapat dengan keputusan Federasi Sepak Bola Maroko menunjuk Regragui.
Advertisement
Pada 21 September 2022, Regragui menjalani debut memimpin Maroko dalam pertandingan persahabatan melawan Madagaskar yang dimenangkan dengan skor 1-0. Selama ditangani Regragui, Maroko tak pernah kalah.
Di Piala Dunia 2022, Regragui membungkam para kritikus, termasuk mereka yang mengkritik pemilihan Youssef En-Nesyri oleh dirinya untuk skuad Maroko di Piala Dunia.
Di tangan Regragui, Maroko menjadi tim yang solid dalam bertahan dan terbukti sulit ditembus. Tiga negara favorit juara dengan materi pemain mumpuni seperti Belgia, Spanyol, dan Portugal tak kuasa membobol gawang Maroko.
Hanya satu gol yang bersarang ke gawang mereka dari sejak laga pertama babak grup hingga perempat final. Itu pun terjadi karena kesalahan sendiri setelah bek mereka, Nayef Aguerd melakukan gol bunuh diri saat melawan Kanada
Itulah yang terjadi pada Maroko di bawah kendali Walid Regragui. Sekarang mereka bersiap mengukir sejarah lebih hebat ketika menghadapi juara bertahan Prancis pada laga semifinal di Stadion Al Bayt, Al Khor, Kamis (14/12/2022) dini hari WIB, pukul 02.00 WIB.
Melihat kiprah Maroko dan cara mereka bermain, Singa Atlas berpeluang meladeni Argentina yang sudah menanti lawan di babak final Piala Dunia 2022 setelah mengandaskan Kroasia 3-0 pada laga semifinal.
Belajar dari Arteta
Semua perjalanan memiliki akar, setelah gantung sepatu pada 2009, Regragui memulai karier kepelatihan bersama Fath Union Sport (FAS) yang berkompetisi di Botola Pro 1, liga papan atas Maroko, pada 2014.
Sekarang, Regragui menjadi viral bukan hanya karena hasil gemilang bersama Timnas Maroko, juga cerita di balik pekerjaan yang dia lakukan dengan Singa Atlas dan bagaimana mencapainya.
Sebelum mendapat kepercayaan sebagai pelatih Maroko, Regragui masih mengikuti kursus pelatih pada tahun 2021 yang dilakukan secara virtual melalui Zoom oleh manajer Arsenal saat ini, Mikel Arteta, yang menjadi mentor.
Dalam sesi zoom tersebut, Regragui bersama para pelatih lain yang ikut serta, mendiskusikan filosofi dan ide kepelatihan Arteta yang membuat The Gunners mengangkat gelar Piala FA pada tahun 2020 di musim pertama memimpin Meriam London.
Saat itu, Regragui mengelola Wydad AC, yang juga berkompetisi di Botola Pro 1 Maroko, dan kini manajer berusia 47 tahun itu memimpin salah satu kisah Piala Dunia terbaik yang pernah ada.
Tak lama setelah foto itu beredar di media sosial, Arteta memuji Regragui setelah Arsenal menang 2-1 atas AC Milan di Piala Super Dubai, Selasa (13/12).
"Pengaruh yang dia berikan, dia sangat menghargai mereka," kata Arteta. "Apa yang dia lakukan luar biasa, dan apa yang dia transmisikan sangat bagus. Dan merupakan hal yang sangat positif bagi sepak bola dunia untuk memiliki tim Afrika di panggung (semifinal). Mereka adalah salah satu dari empat tim yang sangat terbaik di Piala Dunia ini."
Advertisement
Afrika Rasa Eropa
Dalam jumpa pers jelang laga melawan Les Bleus, Regragui juga membahas gaya bermain negara-negara Afrika dan Arab dibandingkan dengan negara-negara Eropa yang kini berkembang.
Regragui, yang taktiknya sering dibandingkan dengan Jose Mourinho dan telah belajar dari Arteta, telah menunjukkan bahwa dia dapat memimpin negaranya untuk bermain seperti kebanyakan raksasa Eropa.
"Wartawan Eropa tidak suka tim Afrika bermain seperti orang Eropa. Dulu, mereka dipandang sebagai tim yang bermain untuk bersenang-senang, tetapi tidak efektif. Hari-hari itu sudah berakhir. Kami sangat ambisius dan lapar. Kami ingin Afrika menjadi yang teratas di dunia," ujarnya.
Sekarang dia akan melawan Didier Deschamps dan Prancis untuk mendapatkan kesempatan menambah rekor bersejarah yang telah dicapai Singa Atlas di Qatar 2022. Jika menang, mereka akan menghadapi Lionel Messi dan Argentina di final.
Laga Emosional
Bagi Walid Regragui, pertandingan kontra Prancis terasa cukup emosional. Sebab dia faktanya adalah orang Prancis yang memilih membela negara leluhurnya, Maroko, sebagai pemain maupun pelatih.
Walid Regragui lahir di Corbeil-Essonnes, sebuah wilayah yang berada di pinggiran selatan Kota Paris, Prancis, pada 23 September 1975. Dia tumbuh sebagai seorang suporter Paris Saint-Germain (PSG), tetapi menjalani karier profesional bersama Racing Clube de Paris.
Dia kemudian bermain untuk tim Prancis lain, antara lain AC Ajaccio, Dijon, dan Grenoble. Dia juga sempat memutuskan pergi ke Spanyol untuk gabung dengan Racing Santandaer, dan mengakhiri karier sebagai pemain sepak bola di klub Maroko, Moghreb Tetouan.
Di level internasional, Walid Regragui yang spesialis bek sayap kanan, memilih membela timnas Maroko dari 2001 hingga 2009. Dia menjalani 45 pertandingan internasional bersama Singa Atlas.
Kini di Stadion Al Bayt, Walid Regragui, harus menghadapi kenyataan berdiri untuk membela tanah leluhur dan menghadapi tanah kelahirannya, Prancis.
"Saya berkewarganegaraan ganda. Merupakan suatu kehormatan dan kesenangan untuk bermain melawan Prancis tetapi ini hanya sepak bola. Saya di sini sebagai pelatih sepak bola dan yang menarik minat saya adalah untuk menang," kata Regragui dikutip dari Reuters.
Nama Walid Regragui menarik perhatian seiring dengan kejutan besar yang diciptakan Maroko di Piala Dunia 2022 Qatar. Singa Atlas jadi tim Afrika pertama yang menapak ke semifinal Piala Dunia, melampaui pencapaian Kamerun, Senegal, dan Ghana, yang menembus perempat final.
Sekarang publik sepak bola menantikan seberapa ampuh racikan strategi Walid Regragui dalam meredam agresivitas dan pengalaman para pemain Prancis yang berstatus juara bertahan Piala Dunia.
Advertisement
Perjalanan ke Semifinal
Prancis memulai turnamen Piala Dunia 2022 dengan gemilang setelah menggebuk Australia di laga pertama Grup D. Kemudian mengandaskan Denmark, tetapi kalah dari Tunisia di laga terakhir karena memilih mengistirahatkan banyak pemain pilar.
Sementara Maroko memulai turnamen dengan menahan imbang Kroasia, lalu membenamkan Belgia dan Kanada. Setelah itu, mengubur harapan Spanyol dan Portugal di fase gugur.
Hasil pertandingan Prancis:
Grup D
22/11/2022 Prancis vs Australia 4-1 (Adrien Rabiot 27, Olivier Giroud 32, 71, Kylian Mbappe 68 ; Craig Goodwin 9)
26/11/2022 Prancis vs Denmark 2-1 (Kylian Mbappe 61, 86; Andres Christensen 68)
30/11/2022 Tunisia vs Prancis 1-0 (Wahbi Khazri 58)
16 Besar
04/12/2022 Prancis vs Polandia 3-1 (Olivier Giroud 44, Kylian Mbappe 74, 90+1; Robert Lewandowski 90+9-pen)
Perempat Final
10/12/2022 Inggris vs Prancis 1-2 (Harry Kane 54; Aurelien Tchouameni 17, Olivier Giroud 78)
Hasil pertandingan Maroko
Grup F
23/11/2022 Maroko vs Kroasia 0-0
27/11/2022 Belgia vs Maroko 0-2 (Romain Saiss 73, Zakaria Aboukhal 90+2)
01/12/2022 Kana vs Maroko 1-2 (Nayer Aguerd 40-og; Hakim Ziyech 4, Youssef En-Nesyri 23)
16 Besar
06/12/2022 Maroko vs Spanyol 0-0 (3-0 adu penalti)
Perempat Final
10/12/2022 Maroko vs Portugal 1-0 (Youssef En-Nesyri 42)