Sukses

Nama Asli Berbeda, Mengapa Legenda Brasil Dikenal dengan Nama Pele?

Pele memiliki punya nama asli Edson Arantes do Nascimento. Namun dia tiba-tiba mendapatkan panggilan nama Pele, bagaimana awalnya?

Liputan6.com, Sao Paolo- Legenda Brasil, Pele meninggal dunia pada usia 82 tahun. Pesepak bola yang pernah juara Piala Dunia tiga kali ini meninggal setelah gagal menghadapi penyakit kanker yang menggerogotinya beberapa hari terakhir.

Pele menjadi legenda sepak bola dunia yang sulit dikejar prestasinya. Saat ini, belum ada pemain yang bisa menyamai rekor Pele dengan meraih juara tiga kali Piala Dunia bersama Brasil.

Rekor golnya boleh saja disamai Neymar yaitu 77 gol untuk Brasil. Namun masih banyak rekor mentereng lainnya yang mewarnai perjalanan karier panjang Pele di sepak bola dunia.

Pele punya nama asli Edson Arantes do Nascimento. Tapi mengapa namanya berubah jauh jadi Pele? Biasanya orang Brasil hanya menambah inho di nama asli untuk menjuluki seorang pemain.

Seperti dilansir Marca, semua ini berasal dari masa kecilnya. Menurut paman Pele, Jorge, saat masih kecil, sang legenda harus dijadikan kiper agar lawan bisa bermain lebih baik.

Pele sangat bagus menjadi striker sehingga membuat lawan kesulitan beri perlawanan. Namun Pele juga bagus di bawah mistar gawang.

Saat melakukan penyelamatan, dia kerap disamakan dengan Bile, kiper yang juga rekan setim ayahnya, Dondinho yang punya nama asli Joao Ramos do Nascimento.

Disinilah awal namanya berubah menjadi Pele. Konon, ini juga karena rekan sekolahnya kesulitan menyebut nama Bile yang kerap disamakan dengan Pele.

 

2 dari 4 halaman

Tak Suka

 

Pele mengaku tak suka dengan nama julukan yang didapatkannya. Soalnya dia punya nama Edson yang merujuk kepada penemu lampu Thomas Alfa Edison.

Ini membuatnya bangga menyandang nama itu. Saking kesalnya dinamai Pele, seperti dilansir Marca, dia sempat berkelahi dengan temannya yang memanggil itu di sekolah sehingga harus diskors dua hari.

Pele juga beranggapan nama julukannya itu ejekan. Soalnya, nama itu tak memiliki arti di bahasa Portugal. Namun ini sebelum dia akhirnya menemukan dalam bahasa Hebrew, ini memiliki arti keajaiban.

"Selama bertahun-tahun, saya harus hidup dengan dua nama di hati saya. Yang pertama Edson, yang akrab di teman-teman terdekat dan keluarga, yang kedua Pele yang lebih akrab di sepak bola," kata Pele dalam sebuah wawancara.

 

3 dari 4 halaman

Julukan Lain O'Rei

 

Pele merupakan julukan saat dia masih kecil. Namun saat dia berhasil membawa Brasil jadi juara Piala Dunia tiga kali yaitu pada 1958, 1962 dan 1970, Pele pun mulai dijuluki dengan nama O'Rei atau sang raja.

Julukan itu mulai dikenal saat Brasil memenangkan Piala Dunia 1958, gelar juara pertama Pele yang saat itu masih berusia 17 tahun. Konon ini diawali oleh julukan majalah asal Prancis, Paris Match yang menyebutnya Le Roy atau raja dalam bahasa Prancis.

Pele lahir pada 23 Oktober 1940 di kota Tres Coracoes. Kota ini terletat di sebelah Selatan Minas Gerais.

Dia mulai bermain bola di usia 13 tahun dengan tim muda di Bauru. Dia lalu dipantau oleh SAntos dan mulai main dengan tim profesional pada usia 15 tahun.

Sepanjang kariernya, Pele hanya main untuk Santos. Dia mencetak 618 gol dalam 636 kali penampilan dengan Santos dimana dia juga meraih 6 gelar Liga Brasil.

 

4 dari 4 halaman

Pujian Neymar

 

Rekor 77 gol Pele di timnas Brasil memang disamai Neymar saat mencetak gol lawan Kroasia di Piala Dunia 2022 lalu. Neymar menyebut Pele sudah mengubah sepak bola.

"Saya boleh sebut sepak bola hanya olahraga sebelum Pele ada. Dia mengubah segalanya," tulis Neymar di akun media sosial.

"Dia mengubah sepak bola jadi seni, hiburan, membantu orang-orang miskin, kulit hitam dan tentu membuat Brasil terkenal...dia sudah tiada, tapi magisnya masih hidup," kata neymar.

Pele mengakhiri karier sepak bola di klub Amerika Serikat New York Cosmos pada 1977. Saa itu, dia memang hanya ingin membantu Amerika Serikat lebih mempopulerkan sepak bola.

New York Cosmos menjadi klub kedua yang pernah dibela Pele sepanjang kariernya. Duel terakhirnya cukup monumental karena dia main melawan Santos di Giant Stadium yang mendapatkan perhatian banyak publik sepak bola saat itu.

Â