Sukses

Jorge Lorenzo Ungkap Cara Bikin Valentino Rossi Jadi Minder di MotoGP

Jorge Lorenzo ceritakan caranya untuk kalahkan Valentino Rossi di ajang MotoGP. Keduanya sempat terlibat persaingan begitu sengit.

Liputan6.com, Barcelona- Mantan pembalap Yamaha, Jorge Lorenzo bercerita kembali soal bagaimana dia membuat Valentino Rossi jadi inferior. Ini sebuah rahasia yang sudah disimpannya sejak 2015 dimana dia terakhir kali juara MotoGP dengan Yamaha.

Lorenzo mengaku sudah memanipulasi pemberitaan media agar membuat Rossi merasa inferior atau rendah diri saat menghadapi dia. Lorenzo dan Rossi seperti diketahui terlibat persaingan sengit di era 2010 sampai 2015.

Hubungan antara Rossi dan Lorenzo sempat tak harmonis. Bahkan, garasi mereka harus dipisahkan dengan dinding untuk menandakan ketidakuran mereka.

Rossi mengakhiri karier di MotoGP dengan 7 gelar juara dunia. Sedangkan Lorenzo meraih 3 kali gelar juara dunia, dimana salah satunya yang paling sengit saat dia bersaing dengan Rossi hingga seri terakhir.

"Semuanya dipengaruhi oleh media. Saya bilang sesuatu, Rossi juga begitu, saya langsung membalas..." kata Lorenzo seperti dikutip crash.

"Di media dikabarkan kami tak akur dan kami tak saling bicara."

 

2 dari 5 halaman

Manipulasi Media

 

Lorenzo juga mengungkapkan strategi uniknya jelang seri terakhir di MotoGP Valencia 2015. Dia mendekati seorang wartawan untuk menanyakan sesuatu yang bakal membaut Rossi marah.

"Di bandara, saya bilang seorang jurnalis wanita agar menayakan ini di konfrensi pers. Saya minta dia bertanya apakah Valentino pantas raih gelar," kata Lorenzo.

"Buat saya dia tak pantas juara. Saya ingin memberi tekanan kepada dia agar mereka rendah diri. Saya juga membuat rivalitas itu lewat media."

 

3 dari 5 halaman

Ambil Untung

 

Lorenzo ambil untung pertengkaran hebat yang terjadi antara Rossi dan Marc Marquez. Ini dipicu oleh terjatuhnya Marquez di MotoGP Malaysia 2015.

"Saya memang ingin rivalitas seperti itu, punya musuh semakin memotivasi saya," katanya.

"Saya dan Rossi tak bertengkar di 2015 tapi rivalitas terasa. Terkadang saya menang, di lain waktu dia yang menang, tapi persaingan sangat terasa hingga akhir."

4 dari 5 halaman

Rindu MotoGP

Valentino Rossi sudah pensiun dari MotoGP. Meski tengah meniti karier sebagai pembalap roda empat, rider yang dijuluki The Doctor itu mulai merasaka kerinduan terhadap MotoGP.

Pernyataan ini disampaikan Rossi saat menghadiri undangan wawancara dari Mundo Deportivo. Seperti dilansir dari Motosan.es, juara dunia tujuh kali yang akrab dengan nomor 46 itu mengaku masih mengikuti balapan kuda besi paling bergengsi di dunia.

"Dari dulu saya memang sudah berpikir akan balapan mobil setelah karier saya berakhir di MotoGP," kata Valentino Rossi.

"Bagi saya itu penting karena meskipun saya berhenti dari MotoGP saya masih tetap pembalap dan ikut balapan. Saya ingin tetap merasakan adrenalin terpompa saat start," beber Rossi.

Saat ini, Rossi memang lebih banyak aktif di dunia balap mobil. Dia mengikuti balapan GT WCE. Rossi juga mengaku sangat menyukai reli. Hanya saja, untuk turun di kejuaraan Dakar yang terkenal mematikan, pria berusia 43 tahun itu masih belum kepikiran.

"Saya pikir, saya lebih baik di trek dan saya merasa lebih baik di sana. Dakar reli yang bagus, tapi saya lebih memilih untuk berkompetisi di aspal, karena aspal adalah tempatku," katanya.

Rossi mengumumkan perpisahan dengan MotoGP pada tahun 2021 lalu. Dia akhirnya pensiun setelah kesulitan bersaing dengan pembalap lain. Race terakhirnya berlangsung di Ricardo Tormo, Valencia.

5 dari 5 halaman

Tidak Sama Lagi

epanjang kariernya, Rossi telah merebut tujuh gelar juara dunia balap motor kelas utama. "Saya benar-benar menyukai MotoGP. Balapan ini selalu ada di dalam hatiku," kata Valentino Rossi.

"Dan tentu saja, saya punya satu tim dan empat pembalap di MotoGP dan tentu saya selalu mengikuti dan berusaha membantu mereka."

Rossi juga mengikuti perubahan yang terjadi pada MotoGP. Menurutnya saat ini sepeda motor yang dipakai pada kejuaraan itu lebih mirip seperti mobil. Kehadiran perangkat ini juga membuat motor-motor yang berlaga di MotoGP semakin sulit dilewati.

"Tapi ya, dengan aerodinamis itu membuat motor terlihat sedikit lebih seperti mobil, karena ketika Anda melihat dari dekat, Anda akan merasakan aerodinamisnya banyak. Dan pada motor di musim lalu ada banyak evolusi dalam sudut pandang ini dan tentu saja itu membuatnya lebih sulit untuk disalip." 

Rossi juga tidak membantah masih merindukan MotoGP. Namun dia sadar, kejuaraan itu sudah tidak sama lagi."Tentu saja, saya merindukan MotoGP karena itu menjadi kehidupan saya selama 30 tahun, lebih dari 3/4 dari hidup saya," kata Rossi.Â