Sukses

Bola Ganjil: Tidak Punya Hati, Pengkhianat Latih Musuh Bebuyutan di 5 Kota

Steve Bruce menahbiskan diri menjadi pengkhianat dengan menerima tawaran klub rival. Dia tercatat sudah menangani Newcastle United dan Sunderland, Aston Villa dan Birmingham City, serta Sheffield United dan Sheffield Wednesday.

Liputan6.com, Jakarta - Steve Bruce menahbiskan diri menjadi pengkhianat dengan menerima tawaran klub rival. Dia tercatat sudah menangani Newcastle United dan Sunderland, Aston Villa dan Birmingham City, serta Sheffield United dan Sheffield Wednesday.

Harry Redknapp memiliki cap sama. Paman Frank Lampard itu tidak mempedulikan perasaan suporter eks klub yang pernah ditanganinya dalam memilih pekerjaan.

Buktinya, dia mau menakhodai tiga klub besar di selatan Inggris: Bournemouth, Portsmouth, dan Southampton.

Tidak seperti Bruce, Redknapp bahkan langsung berganti klub musuh tanpa singgah di tempat lain terlebih dahulu. Saat melatih Portsmouth, dia langsung ke Southampton dan kembali memimpin Pompey.

Jika kedua sosok asal Inggris itu terkesan tidak memiliki hati, entah kata apa yang tepat untuk mendeskripsikan Paulo Autuori. Bagaimana tidak, dia sudah berganti pekerjaan lebih dari 30 kali.

Autuori menghabiskan mayoritas karier di Brasil. Dia tercatat sudah mengarsiteki sejumlah klub di tiga kota besar Negeri Samba yakni Rio de Janeiro (Vasco da Gama, Botafogo, Flamengo), Belo Horizonte (Atletico Mineiro, Cruzeiro), dan Porto Alegre (Gremio, Internacional).

Seakan belum puas, Autuori juga berkhianat di luar negeri. Dia melatih dua klub berbasis Lima, Peru, yakni Sporting Cristal dan Alianza Lima, serta Maritimo dan CD Nacional yang bersaing di Madeira, Portugal.

 

2 dari 3 halaman

Pengkhianat Lain

Bola Ganjil sudah menceritakan beberapa pelatih pengkhianat lain yang melatih musuh terbesar mantan. Semua atas nama pekerjaan. Dari berbagai banyak nama, cerita Ron Saunders terbilang menarik.

Saunders membawa Villa menuju takhta Liga Inggris pertama setelah menunggu 71 tahun pada 1980/1981. Setelahnya dia sukses membantu klub mencapai perempat final Piala Champions.

Alih-alih terus mengembangkan klub, Saunders hengkang dari Villa Park karena urusan kontrak. Dia lalu menyeberang enam kilometer untuk melatih Birmingham City.

 

3 dari 3 halaman

Salah Langkah

Manuver ini terbukti salah besar. Pada laga pertama bersama The Brummies, dia menderita kekalahan 0-1. Menambah dramatis, hasil itu diderita dari Aston Villa.

Saunders juga hanya bisa pasrah melihat mantannya bersinar. Tim yang diciptakan Saunders menjuarai Piala Champions berkat polesan eks asistennya, Tony Barton. Pada saat bersamaan, dia gagal mencegah Birmingham City tergusur ke kasta kedua.

Musim berikutnya Saunders memang berhasil membawa Birmingham City kembali naik kasta. Namun dia kembali enggan bertahan dan hengkang ke klub Midlands lainnya, West Bromwich Albion.

Tragisnya, Saunders kembali merasakan degradasi pada musim pertamanya di The Hawthorns.