Liputan6.com, Jakarta - Manajer Liverpool Jurgen Klopp memberi pesan untuk Graham Potter jelang laga kandang melawan Chelsea di Liga Inggris, Sabtu (21/1/2023) malam WIB. Ia meminta Potter untuk tak terlalu mempedulikan kritik jika ingin memperbaiki keadaan di The Blues.
Seperti diketahui, Liverpool dan Chelsea saat ini sama-sama terpuruk di klasemen sementara Premier League. The Reds hanya mampu menghuni urutan sembilan dengan torehan 28 poin yang didapat dari 18 pertandingan.
Baca Juga
Posisi The Blues bahkan tak lebih baik dibanding Liverpool. Mereka cuma bisa menempati peringkat 10 dengan koleksi 28 angka, meski telah memainkan satu laga lebih banyak dibanding calon lawannya. Kondisi ini tak pelak menjadi pukulan besar buat Potter.
Advertisement
Ia baru dipanggil untuk menggantikan Thomas Tuchel di Stamford Bridge pada September lalu. Namun, alih-alih membawa kejayaan, pelatih asal Inggris itu justru hanya memenangkan sembilan dari 20 pertandingan yang ia lakoni bersama Chelsea.
The Blues, di bawah racikannya, tertinggal sepuluh angka dari Newcastle United yang menempati posisi top four. Mereka juga harus mengejar defisit 19 poin jika ingin menyaingi Arsenal yang saat ini nyaman bertengger di puncak klasemen.
Walau begitu, Klopp meminta Potter agar tak terlalu berada di bawah tekanan jelang pertemuannya dengan sesama tim terluka. Pelatih yang pernah mengantar Liverpool menjadi juara Liga Champions 2018/2019 itu meminta lawannya untuk tak menghiraukan kritik.
“Saya tidak membaca terlalu banyak (komentar). Masalah Graham adalah dia orang Inggris, jadi dia melihat lebih banyak (kritik),” tutur Klopp dalam konferensi pers pra pertandingan melawan Chelsea, seperti dilansir dari Metro.
Banyak Pengawasan
Klopp sebenarnya bukan tak pernah menerima tekanan selama menjalani karier kepelatihan. Ia juga mengaku sempat mendapat banyak pengawasan ketika pertama kali ditunjuk untuk menangani raksasa Liga Inggris sekaliber The Reds.
Kendati demikian, juru taktik asal Jerman memilih enggan memusingkan ukuran klub. Ia pun berharap Potter dapat melakukan hal serupa, sebab eks pelatih Brighton & Hove Albion itu pada dasarnya merupakan manajer top.
“Hal terbaik yang saya lakukan adalah mengabaikan ukuran klub. Saya menyadarinya kemudian ketika saya pergi ke luar negeri. Potter tidak membutuhkan nasihat, (dia adalah) pelatih top,” ujar Jurgen Klopp untuk calon lawannya.
Advertisement
Hindari Kritik
Lebih lanjut, Klopp menilai akan lebih baik bagi Potter untuk menghindari kritik di masa-masa seperti sekarang. Ia menyadari bahwa era media sosial memang membuat setiap orang menjadi lebih mudah terpapar informasi dan komentar dari dunia luar. Walau begitu, tak semua kritik patut diberi perhatian–khususnya jika hal itu berasal dari kaum nonahli.
“22 tahun lalu, ketika saya menjadi seorang manajer, belum ada smartphone, sehingga informasi lebih sedikit. Saya menganalisis permainan (lawan) dari DVD. Jika ingin mengetahui pandangan dunia luar, saya akan bertanya atau membaca koran,” tutur Klopp.
“Dulu, sangat mudah untuk menghindari (kritik). Saya tertarik dengan pendapat (orang lain), tetapi hanya dari mereka yang benar-benar peduli. Sekarang, di media sosial, setiap orang yang tak memiliki keahlian punya opini. Saran terbaik dari (saya yang berumur) 55 tahun adalah abaikan dunia luar,” sambung dia.
Ambisi Klopp
Meski menunjukkan sikap yang cukup peduli terhadap pelatih Chelsea, Jurgen Klopp sebenarnya masih berambisi mengantar anak-anak asuhnya meraih kemenangan. Apalagi duel kontra The Blues bakal menandai pertandingan ke-1000nya sebagai manajer Liverpool.
Juru taktik asal Jerman tak menampik bahwa Chelsea bakal menjadi lawan berat. Walau begitu, ia berpesan agar pasukan The Reds mampu tampil konsisten dan menyulitkan tim tamu saat melakoni laga lanjutan Liga Inggris pada akhir pekan ini.
“Graham Potter punya gaya bermain yang spesifik dan itu masih jelas terlihat. Kami mencari konsistensi permainan, seperti saat Liverpool melawan Wolves. Chelsea sangat bagus, tetapi kami harus membuat mereka kesulitan,” tandasnya.
Advertisement