Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN, Erick Thohir ikut mendaftarkan diri untuk menjadi calon ketum PSSI periode 2023-2027. Dia akan bersaing dengan 4 bakal calon ketum PSSI lainnya pada Kongres Luar Biasa atau KLB PSSI yang bakal digelar pada 16 Februari 2023.
Terkait dengan pencalonannya sebagai Ketua PSSI periode 2023-2026, ia mengatakan menunggu Kongres Luar Biasa atau KLB PSSI, 16 Februari mendatang.
Baca Juga
"Kalau voters (pemilih) hatinya sama dengan saya, ingin membangun sepak bola yang bersih, menjadi pemersatu, membuat bahagia ya ayo. Ini sama-sama, bukan karena saya. Pemilihannya individu lho, ada ketua, wakil ketua, exco, artinya harus ada kebersamaan," katanya seperti dikutip antara.
Advertisement
Ia mengatakan pendaftaran sudah dilakukan dan ada lima bakal calon ketua umum yang satu diantaranya Ketua DPD RI LaNyalla Mattalitti.
"Nanti kita dengarkan calon-calon ini, yang menang kita hormati, yang kalah ya sudah, harus legowo. Bukan tidak mungkin saya kalah, namanya pemilihan," pungkas Erick Thohir.
Kompak
Erick Thohir mengatakan perlu kekompakan untuk membangun sepak bola di Indonesia ke arah yang lebih baik.
"Kadang-kadang ada dikotomi antara olahraga dengan pemerintah. Tidak mungkin ketika ingin membangun sesuatu, pemerintah, masyarakat, asosiasi beda, itu nggak nyaman," kata Erick di sela kunjungannya ke Pura Mangkunegaran Solo, Sabtu.
Dalam hal ini, lanjut dia, seluruh pihak harus bersatu dan bekerja sama menyusun rencana untuk membangun sepak bola. Ia juga mengajak seluruh pihak mencontoh Jepang yang menyusun cetak biru membangun sepak bola Jepang sejak 1991.
"Di sana main sepak bola tidak individualistis, tapi maju mundur seperti ombak. Di sana pemain bahkan memastikan loker bersih, penontonnya juga demikian. Ini kultur," katanya menambahkan.
Advertisement
Pemersatu
Menurut dia, sepak bola Indonesia harus menjadi pemersatu bangsa dan bukan malah memecah-belah persatuan.
"Setiap ada pertandingan sepak bola masyarakat ketakutan, orang tua ketakutan anaknya yang jadi suporter nggak pulang. Jangan sampai sepak bola jadi kesedihan, bukan jadi kebahagiaan, orang tua kehilangan anaknya, kakak kehilangan adik, adik kehilangan kakak," katanya.
Mantan Presiden Inter Milan itu menegaskan untuk mewujudkan sepak bola yang bersih, perlu ada teknologi sehingga pertandingan tidak hanya mengandalkan wasit.
"Tidak bisa menyalahkan semua ke wasit. Wasit juga manusia, dicubit sakit, harus dibina, ekonomi baik atau tidak, pendidikan baik atau tidak, termasuk terkait kewasitannya itu. Intinya sepak bola bersih itu harus dibangun," katanya menerangkan.