Liputan6.com, Jakarta Pelatih Spezia Luca Gotti mengaku tak senang lantaran salah satu pemain regulernya di lini belakang, Jakub Kiwior, dibajak Arsenal dalam bursa transfer Januari.
Seperti diketahui, sang raksasa Liga Inggris memang cukup aktif melakukan agenda bisnis di jendela transfer kali ini. The Gunners baru saja merampungkan kepindahan Leandro Trossard senilai 27 juta poundsterling dari Brighton.
Setelahnya, Arsenal kembali membuat gebrakan dengan mengejar pemain internasional Polandia Jakub Kiwior. Metro mengeklaim pihak klub telah menyetujui biaya 17,5 juta poundsterling sebagai mahar kepergian Kiwior dari Spezia.
Advertisement
Pesepak bola berusia 22 tahun itu kabarnya sudah melakukan perjalanan ke London pada Sabtu lalu untuk menyelesaikan kepindahannya ke Emirates. Sang pemain konon bakal diikat kontrak hingga 2028 oleh The Gunners.
Meski situasi berjalan lancar untuk Arsenal, pelatih Spezia rupanya tak terlalu senang dengan hal ini. Gotti kecewa anak asuhnya harus angkat kaki dari klub, meski baru menjalani karier kurang dari 18 bulan bersama kubu Serie A.
“Saya sangat senang untuk Kiwior. Kesempatan ini ia ciptakan untuk dirinya sendiri. (Transfer) tersebut merupakan penjualan terbesar dalam sejarah Spezia, dan saya membayangkan pihak klub juga senang dengan hal itu,” tutur Gotti, seperti dilansir dari Metro.
“Akan tetapi, saya tidak bisa bergembira dengan (kondisi) ini. Ada pelatih yang terus-terusan mengeluh dan meminta bala bantuan. (Sosok) itu bukan saya, tetapi saya sering kali berada dalam situasi di mana klub kami menjual sesuatu yang sangat menguntungkan,” tambahnya.
Frustrasi
Gotti mendeskripsikan situasinya dengan Spezia pasca kepergian Kiwior sebagai hal yang membuat frustrasi. Ia merasa tak bisa menikmati buah dari kerja kerasnya melatih pemain.
Juru taktik berusia 55 tahun itu malah kehilangan penggawa yang ia bina lantaran pihak klub memutuskan untuk menguangkan mereka. Ketika sosok baru akhirnya didatangkan ke Spezia, Gotti merasa sebagian besar dari mereka belum siap tampil.
“Bukan berarti para pemain yang didatangkan untuk menggantikan posisi mereka lebih buruk. Hanya saja, mereka kurang siap untuk tampil,” tuturnya.
“Bagi seorang pelatih, (situasi) ini membuat frustrasi. Ketika Anda bekerja untuk membangun (pemain), Anda kemudian tidak bisa menikmati buah dari pekerjaan itu karena mereka (para pemain) dijual,” tandas Gotti.
Advertisement
Serba Bisa
Tak heran jika Gotti merasa kehilangan Kiwior. Penggawa Timnas Polandia itu memang layak dikategorikan sebagai pemain yang serba bisa. Selain tampil menjadi bek tengah, Kiwior itu juga disebut mampu bermain di posisi bek kiri atau gelandang bertahan.
Metro mengeklaim peran tersebut kerap dimainkannya di Spezia, saat tim asal Italia masih ditukangi oleh mantan manajer sekaligus ikon lini tengah Thiago Motta.
“Dia tidak banyak bermain di awal, tetapi dia berlatih dengan baik. Kami memang butuh pemain yang mampu memberi kami lebih banyak keseimbangan, dan hal itu kami temukan dalam diri Jakub,” ujar Motta pasca debut Kiwior melawan Inter Milan.
“Kami juga mencoba memainkannya di lini tengah, dan dia adalah pemain yang cerdas serta bekerja keras. Itu peran yang sulit, tetapi dia berhasil melakukannya. Dia memberi kami keseimbangan, dan itulah yang kami cari,” sambung eks pelatih Spezia.
Dipuji Lewandowski
Kemampuannya yang gemilang bahkan membuat Kiwior mendapat pujian dari rekan senegara sekaligus bintang Timnas Polandia Robert Lewandowski. Eks pemain Bayern Munchen menilai kompatriotnya merupakan sosok luar biasa.
“Dia (Kiwior) memiliki potensi besar. Saat pemanasan (jelang) pertandingan dengan Belanda, saya berpikir ‘Siapa orang ini?’ Kemudian selama pertandingan saya menyadari bahwa dia luar biasa,” tutur Lewandowski, seperti dilansir dari Metro.
Sekadar informasi, Kiwior punya reputasi yang cukup baik di Italia. Pesepak bola asal Polandia juga berjasa membantu negaranya tembus ke babak 16 besar Piala Dunia 2022, sekaligus menjaga dua clean sheet dalam empat pertandingan di kompetisi sepak bola terakbar dunia.
Advertisement