Sukses

Bola Ganjil: Pahitnya Kekalahan dan Manisnya Kemenangan, Gianluca Vialli Sudah Rasakan Semua

Gianluca Vialli merasakan pahitnya kekalahan dan manisnya kemenangan pada final tiga kompetisi klub Eropa.

Liputan6.com, Jakarta - Bola Ganjil sudah menceritakan kisah pemain yang sukses memenangkan tiga ajang utama di Eropa. Ada sembilan sosok yang mencicipi torehan unik itu.

Sebanyak delapan di antaranya berada di daftar ini karena pernah menghabiskan waktu di Ajax atau Juventus. Kedua klub itu mampu memenangkan tiga ajang di bawah naungan UEFA sebelum Piala Winners diberangus pada 1999.

Ketiga nama pertama yang membukukan rekor ini adalah trio Juventus Antonio Cabrini, Gaetano Scirea, dan Marco Tardelli. Mereka menjuarai Piala UEFA 1977, Piala Winners 1984, dan Piala Champions 1985.

Selanjutnya hadir Arnold Muhren (Ajax dan Ipswich Town, periode 1973-1987), Sergio Brio dan Stefano Tacconi (Juventus, 1984-1990), Danny Blind (Ajax, 1987-1995), Gianluca Vialli (Sampdoria dan Juventus, 1990-1996), serta Vítor Baia (Barcelona dan FC Porto, 1997-2004).

Jika delapan nama lain melengkapi trofi usai Piala Winners dicoret, Baia mengambil jalan berbeda. Dia justru menjuarai ajang yang mempertemukan pemenang piala domestik tersebut terlebih dahulu bersama Barcelona pada 1997.

Baia lalu menguasai Piala UEFA (2003) dan Liga Champions (2004) di bawah komando Jose Mourinho.

Di balik prestasi tersebut, Vialli memiliki pengalaman unik yang tidak dirasakan delapan nama lainnya. Sosok yang meninggal dunia pada 6 Januari 2023 tersebut jadi satu-satunya sosok yang bermain di final tiga kompetisi Eropa dan merasakan hasil berbeda.

 

2 dari 3 halaman

7 Final

Vialli tercatat melakoni tujuh final dalam 10 musim terbaik dalam kariernya. Dia pertama kali ambil bagian pada laga puncak Piala Winners 1988/1989 bersama Sampdoria. Vialli merasakan kekalahan 0-2 dari Barcelona.

Pada ajang sama musim berikutnya, Vialli mampu menebus kegagalan. Dia memborong gol kemenangan 2-0 Sampdoria atas wakil Belgia Anderlecht.

Pada 1991/1992, Vialli mencicipi partai pamungkas Piala Champions dengan Sampdoria. Dia kembali sial melawan klub Catalunya itu dan takluk 0-1.

Musim berikutnya, Vialli sudah membela Juventus. Dia membawa klub menjuarai Piala UEFA usai membungkam andalan Jerman Borussia Dortmund lewat agregat 6-1.

3 dari 3 halaman

Juara Piala Winners Lagi

Bersama Si Nyonya Tua, Vialli kembali mencicipi final Piala UEFA 1994/1995. Kali ini mereka merasakan kekalahan 1-2 dari sesama wakil Serie A, Parma.

Vialli akhirnya membayar pengalaman pahit 1992 empat tahun berselang. Juventus menjuarai ajang paling bergengsi yang kini menggunakan format dan nama baru: Liga Champions. Mereka mengalahkan Ajax Amsterdam 1-1 (4-2) melalui adu penalti di final.

Selanjutnya Vialli pergi ke Chelsea dan merasakan kembali sukses di Piala Winners. Sudah berstatus pemain dan manajer, dia tampil 90 menit pada final kontra wakil Jerman VfB Stuttgart dengan tim berjaya 1-0.