Sukses

Kalau Tidak Diingatkan, Marc Marquez Ogah Pikirkan Risiko Balap di MotoGP

Marc Marquez mengakui harus selalu diingatkan untuk tidak ambil risiko di MotoGP yang bisa hentikan karier balapannya.

Liputan6.com, Kuala Lumpur- Marc Marquez dikenal sebagai pembalap yang punya nyali besar saat membalap di MotoGP. Keberanian ini pula yang membuatnya rebut enam gelar juara MotoGP sejak 2013 hingga 2019 (gagal sekali di 2015).

Maka itu, Marquez menjelaskan dia butuh latihan. Dalam latihan, dia bisa mengukur risiko yang sering sulit dilihatnya.

Kecelakaan paling parah yang dialami Marquez terjadi di 2020. Dia saat itu mengalami kecelakaan parah di MotoGP Jerez yang membuatnya patah tulang kanan.

"Salah satu latihan mental yang saya lakukan saat latihan itu yaitu mengukur risiko," kata Marquez seperti dikutip GQ.

"Orang-orang yang dekat dengan saya harus bilang: "Marc, hati-hati di sini, atau "Marc, hati-hati di sana," Ini sesuatu yang terus saya latih di beberapa tahun terakhir. Soalnya sulit buat saya melihat risiko," dia menambahkan.

 

 

2 dari 5 halaman

Hati Hati

Kecelakaan fatal beruntun sejak 2020 membuat dia belajar. Kini dia paham tak boleh lagi ambil risiko saat pemulihan kondisi.

"Goresan luka di mental saat pengereman belum pergi," katanya.

"Saya sudah belajar tak perlu ambil risiko saat pemulihan. Namun saya akan terus ambil risiko saat di trek," ujarnya.

 

3 dari 5 halaman

Kalahkan Motor

 

Marquez berkilah risiko harus diambil saat kecepatan yang diharapkan dari motor tidak terjadi.

"Di lima balapan terakhir saya dimana saya kencang dan saya paling sering jatuh, soalnya saya ingin melebihi kemampuan dari motor," katanya.

"Saya harus ambil risiko itu, kalau saya berhenti mengambilnya, saya akan mulai melambat dan waktunya pulang ke rumah."

4 dari 5 halaman

Disarankan Pindah

Eks pembalap Yamaha, Ducati dan Repsol Honda, Jorge Lorenzo membuat analisa yang membuat panas kuping. Dia berkesimpulan Marc Marquez sulit jadi juara lagi kalau bertahan di Repsol Honda.

Lorenzo mendesak Marquez untuk membuat pilihan antara mempertahankan kontrak besar dengan Honda atau gelar juara MotoGP. Marquez saat ini masih diikat kontrak dua musim lagi.

Mendekati usia 30 tahun jelang musim baru MotoGP, Marc Marquez dituntut membuat pilihan. Apalagi Marquez baru pulih dari operasi keempat di lengan kanannya.

"Marquez ingin terus jadi juara dan sekarang bersama Honda dia tak akan bisa melakukannya," kata Lorenzo.

"Bakal ada waktunya dimana dia harus memilih antara memenangkan gelar juara tau membuat uang, meski saya pikir Honda tak akan lagi memberi dia kontrak yang besar."

5 dari 5 halaman

Motor Lebih Baik

Lorenzo mengindikasikan ada tim lain yang bisa memberi Marquez motor yang lebih kompetitif. Meski, Marquez tak akan diberi kontrak yang mewah.

Marquez saat ini memang menjadi pembalap dengan gaji terbesar di MotoGP. Meski begitu, kondisi fisik akibat rentetan insiden membuat puncak kariernya sudah semakin habis.

Marquez saat ini masih bisa memberi bukti dengan raih pole dan podium di MotoGP 2022. Meski kondisi motor tak bagus dan fisik belum prima.

Namun Lorenzo meyakini itu tak bisa diteruskan. "Ducati akan mendominasi MotoGP 2023, utamanya selama masih ada Gigi Dall'lgna," katanya.