Liputan6.com, Jakarta Isak tangis mewarnai kedatangan jenazah Benny Dollo di rumah duka, Kompleks Pamulang Permai 1, Tangerang Selatan, Kamis dini hari WIB (2/2/2023). Keluarga dan kerabat dekat tak kuasa menahan haru melihat mantan pelatih timnas itu telah pergi usai dirawat di RSUD Tangsel, sejak Minggu lalu.Â
Bendol-sapaan akrabnya-meninggal dunia pada Rabu malam (1/2/2023) pukul 20.45 WIB. Mantan pelatih Arema FC dan Persita Tangerang tersebut meninggalkan satu orang istri, dua anak, dan dua cucu.Â
Sang menantu, Eva, mengenang Bendol sebagai sosok yang sangat dekat dengan keluarga. "Papa sangat mengutamakan keluarga," katanya saat menemui wartawan di rumah duka, Kamis dini hari WIB (2/2).Â
Advertisement
Eva menjelaskan, Bendol dilarikan ke rumah sakit RSUD Tangsel, pada Minggu (29/1/2023). Menurut istri Fransiscus Dolo tersebut, Bendol kemudian dirawat di ruang ICU. Namun s etelah empat hari dirawat, Bendol menghembuskan napas terakhir pada Rabu malam pukul 20.45 WIB akibat penyakit jantung.Â
Kerabat lainnya, Jerry Simon, juga mengenang Benny Dolo sebagai sosok yang mengutamakan keluarga. "Apapun itu, yang utama untuk om Benny adalah keluarga," ujar Jerry kepada Liputan6.com.
Jenazah Benny Dolo tiba di rumah duka kompleks Pamulang Permai 1, Tangsel, sekitar pukul 00.26, Kamis (2/2/2023). Keluarga dekat dan tetangga tampak berkumpul menanti kepulangan mendiang Benny Dolo.
Setelah jenazah tiba di rumah duka, pihak keluarga menggelar kebaktian. Acara tersebut digelar tertutup. Rencananya, jenazah Benny Dolo akan dimakamkan di TPUÂ Astanaraga, Pamulang 2, Sabtu (4/2/2023).Â
Â
Â
Â
Perjalanan Karier Bendol
Bendol selama ini dikenal sebagai pelatih bertangan dingin. Semasa hidupnya, pria asal Manado tersebut telah menangani sederet klub elite di Tanah Air.
Bendol lahir di Manado pada 22 September 1950 dengan nama Benny Selvianus Dolo. Meski demikian publik lebih mengenalnya dengan nama Benny Dollo.
Di era 1980, Benny Dollo pernah menukangi tim legendaris Jakarta, UMS. Dia kemudian dipercaya menangani tim-tim sekelas Pelita Jaya, Persita Tangerang, Persitara, Persma Manado, Arema Malang, Persija Jakarta, Mitra Kukar, hingga Sriwijaya FC.
Dari perjalanan tersebut, sosok yang akrab disapa Bendol ini meraup sejumlah gelar. Di antaranya membawa Pelita Jaya juara sebanyak tiga kali.
Bendol juga membantu Arema Malang menjuarai Liga Indonesia 2004 serta Copa Indonesia 2005 dan 2006. Dengan catatan ini, Bendol jadi salah satu pelatih lokal yang berprestasi.
Benny Dollo juga pernah melatih Timnas Indonesia dalam dua periode, salah satunya di Piala AFF 2008. Kala itu Tim Garuda disingkirkan Thailand di semifinal.
Sosok kelahiran Manado ini juga melatih tim U-23 yang tampil di SEA Games 2001. Kembali Thailand menjegal ambisinya membawa tanah kelahiran berjaya pada semifinal.
Dalam kiprahnya ini, Bendol mempersembahkan Piala Kemerdekaan 2008 bagi Indonesia.
Â
Advertisement
Keras di Lapangan
Sebagai pelatih, Bendol dikenal sebagai sosok yang tegas. Mantan pelatih tim legendaris asal Jakarta, UMS tersebut tidak ragu memarahi pemain yang melakukan kesalahan di lapangan meski bintang sekalipun.Â
Anthony Jomah Ballah pernah merasakan ketegasan Bendol di lapangan. Pria asal Liberia tersebut kebetulan sempat bermain di tim yang ditangani Bendol, yakni Arema FC dan Persita Tangerang.Â
Athony mengaku beberapa kali dimarahi oleh Bendol. "Tapi itu hanya saat di lapangan saja. Di luar lapangan, coach Bendol sosok yang menyenangkan. Dia banyak membantu saya," ujar Anthony.Â
"Coach juga sangat dekat dengan pemain," beber pria berusia 43 tahun tersebut.Â
Kepergian Bendol juga menyisakan duka yang mendalam bagi Anthony. Saat mendengar berita mengenai kepergia Benny Dolo, pria asal Liberia tersebut segera bertolak ke rumah duka. Â
Â
Ikut Gotong Peti
Raut kesedihan tak bisa disembunyikan Anthony saat ambulans tiba. Anthony bahkan ikut membantu pihak keluarga menggotong peti jenazah ke dalam rumah duka.
Setelah jenazah tiba di rumah duka, pihak keluarga menggelar kebaktian. Acara tersebut digelar tertutup untuk umum. Meski demikian, Anthony tetap diizinkan berada di dalam rumah saat acara berlangsung.
"Saya ingin memberikan penghormatan terakhir saya kepada coach Benny Dolo. Dia sangat berjasa terhadap perjalanan karier saya di Indonesia. Tanpa dia, saya mungkin bukan siapa-siapa," kata Anthony sembari mengusap air mata yang menetes dari kedua matanya.
Â
Advertisement