Sukses

Ngotot Dilepas ke Chelsea, Presiden Benfica Beberkan Perilaku Enzo Fernandez

Presiden Benfica Rui Costa membeberkan perilaku Enzo Fernandez jelang kepindahannya ke Chelesa. Costa mengeklaim sang pemain ngotot dilepas ke Stamford Bridge. Ia bahkan sempat memberi ultimatum bagi klub asal Portugal agar merealisasikan keinginannya.

Liputan6.com, Jakarta Kisah di balik kepindahan Enzo Fernandez ke Chelsea masih menjadi bahan pembicaraan hangat. Presiden Benfica Rui Costa baru-baru ini mengungkap perilaku sang pemain yang ngotot minta dilepas ke Stamford Bridge pada bursa transfer Januari.

Seperti diketahui, Fernandez memang baru saja menuntaskan kepindahan ke London Barat. Sang raksasa Liga Inggris rela menggelontorkan dana senilai 121 juta euro demi mendaratkan bintang muda Timnas Argentina di markasnya.

Sejumlah pihak menilai Chelsea terlalu royal dalam proses pembelian Fernandez. Pasalnya, nominal yang digelontorkan The Blues telah memecahkan rekor transfer di Liga Inggris.

Chelsea secara tak langsung juga membuat Benfica untung besar. Biaya yang dibayarkannya sebagai mahar kepergian Fernandez jauh melampaui angka yang digelontorkan klub asal Portugal saat merekrut sang pemain dari River Plate.

Meski ketiban uang bernilai fantastis, kepindahan Fernandez ke Liga Inggris rupanya justru menyisakan kesan negatif buat Benfica. As Aguias semula memang diketahui tak berencana menjual penggawa Timnas Argentina.

Mereka saklek menanggapi tawaran Chelsea pada awal bulan lalu. Pihak klub berupaya membujuk Fernandez untuk bertahan di Benfica, setidaknya hingga musim panas. Namun, pesepak bola berusia 22 tahun sudah ogah melanjurkan karier di Lisbon.

2 dari 4 halaman

Ancam Benfica

Mirisnya lagi, Fernandez dilaporkan sempat memberi ultimatum kepada Benfica. Ia mengancam bakal kembali ke Argentina dan tidak mau bermain lagi untuk As Aguias jika keinginannya gagal dipenuhi oleh pihak klub.

Perilaku tersebut dibenarkan oleh Rui Costa. Presiden Benfica mengeklaim Fernandez memang sempat menyampaikan permintaan tegas pada kubu Portugal. Alhasil, mereka merasa tak punya opsi lain di samping menerima tawaran Chelsea yang bernilai 121 juta euro.

“Enzo tidak ingin bertahan di Benfica. Dia tidak memberi kami kesempatan. Saya melakukan yang terbaik, saya sedih, tetapi saya tidak akan menangis untuk pemain yang tidak mau bertahan,” ujar Costa pasca kepindahan Fernandez, seperti dilansir dari Metro.

“Ketika Chelsea tiba, sangat tidak mungkin untuk mengubah pikirannya. Di hari terakhir (jendela transfer), kami sebenarnya menemukan kesepakatan untuk menjual Enzo ke Chelsea pada musim panas, tetapi dia tidak ingin bertahan (di Benfica).”

“'Saya mengusulkan kepada Chelsea agar dia (Enzo) bertahan sampai musim panas (lalu dibeli) dengan harga yang lebih rendah, tetapi pemain tersebut memang tidak ingin melanjutkan di Benfica, dan saat itulah semuanya berubah,” tandas Costa.

3 dari 4 halaman

Geram

Sikap Fernandez kala itu nampaknya membuat Costa geram secara perlahan. Ia pun langsung berbalik arah dan tak mau lagi membujuk pemain Argentina untuk bertahan di Benfica.

Costa bahkan mengaku ogah melihat Fernandez mengenakan seragam As Aguias lagi. Padahal tadinya, ia berharap sang pemain bakal berjuang memperebutkan gelar juara bersama Benfica.

“Di titik itu, saya berkata, ‘Dia tidak bisa bermain untuk Benfica lagi, tidak akan!’ Saya tidak menangisi pemain yang tidak mau memakai seragam kami,” tutur Costa.

“Saya sempat berharap Enzo mau memperjuangkan gelar juara bersama kami. (Namun) ketika saya menyadari bahwa dia tidak menginginkan hal itu, saya jga tidak ingin dia memakai seragam Benfica lagi,” pungkasnya.

4 dari 4 halaman

Komentar Pelatih

Di sisi lain, pelatih Benfica Roger Schmidt juga sempat angkat bicara terkait transfer Fernandez ke Chelsea. Ia tak menyangkal bahwa kepergian sang pemain di jendela transfer musim dingin merupakan hal yang sulit buat klub.

Walau begitu, ia juga tak mau terus-menerus bermuka masam. Schmidt menegaskan pihaknya bakal membuktikan Benfica mampu bermain bagus, meski tanpa kehadiran sang gelandang.

“Kehilangan pemain bagus di jendela transfer musim dingin selalu sulit. Akan tetapi, hari ini kami juga menunjukkan bahwa kami mampu memainkan sepak bola yang baik tanpa dia, bahwa para pemain tetap fokus untuk mendapatkan banyak poin dan menjadi juara. Itu tujuan kami,” tutur Schmidt, dilansir dari Metro.

“Benfica jauh lebih besar dibanding satu pemain. Kami membutuhkan penggawa yang dengan senang hati bermain untuk Benfica, yang bersemangat. Jika beberapa pemain memutuskan untuk pergi dan klub peminat (bersedia) membayar klausul tersebut, maka kami tidak dapat berbuat apa-apa. Kami menerima (hal itu),” tambahnya.