Liputan6.com, Jakarta - Prestasi Palermo dibanding klub-klub Italia lain tidak seberapa. Meski begitu, Rosanero punya rekor unik yang membawa mereka naik roller coaster.
Palermo tercatat tidak pernah kalah di kandang dalam 53 pertandingan liga. Rekor tersebut bermula pada Januari 1990 hingga Februari 1993.
Kinerja itu semestinya membawa Palermo stabil atau bahkan bertengger di papan atas. Kenyataannya tidak demikian. Mereka justru terombang-ambing.
Advertisement
Klub yang berdiri tahun 1900 ini merasakan promosi, degradasi, dan promosi dalam kurun waktu tersebut. Mereka pun mencatat rekor nyeleneh dengan turun kasta meski tidak pernah tumbang di rumah sendiri dalam semusim.
Laju Palermo berawal saat mengikuti Serie C musim 1989/1990. Rekor mereka bermula dengan hasil imbang 1-1 kontra Fidelis Andria.
Menyusul laga melawan Torres (menang 1-0), Brindisi (imbang 0-0), Francavilla (menang 2-0), Casarano (menang 4-1), Campania Puteolana (menang 2-1), Sambenedettese (menang 3-2), Casertana (imbang 1-1) , dan Monopoli (menang 1-0). Baru berlangsung di tengah musim, kinerja ini tidak berpengaruh banyak pada rapor tim yang menduduki peringkat lima klasemen akhir.
Pada 1990/1991, Palermo melakoni partai kandang kontra Siracusa (menang 2-0), Torres (imbang 0-0), Arezzo (menang 2-1), Casertana (menang 2-0), Battipagliese (menang 1-0), Campania Puteolana (menang 2-1), Giarre (menang 3-0), dan Ternana (menang 4-1).
Lalu duel versus Casarano (imbang 1-1), Nola (imbang 1-1), Catanzaro (imbang 0-0), Siena (menang 1-0), Licata (imbang 0-0), Perugia (imbang 1-1), Catania (menang 3-0), Monopoli (menang 1-0), dan Fidelis Andria (imbang 1-1).
Di sini kinerja impresif tersebut berbuah promosi ke Serie B dengan Palermo menuntaskan musim pada peringkat dua.
Â
Perkasa di Seri B
Palermo kembali menunjukkan ketangguhan di markas sendiri pada level yang lebih tinggi. Mereka menghadapi Brescia (imbang 1-1), Venezia (imbang 1-1), Lecce (menang 1-0), Pescara (menang 2-0), Ancona (imbang 1-1), Modena (menang 2-0), Udinese (menang 3-1), Avellino (menang 1-0), dan Cosenza (imbang 1-1).
Selanjutnya Rosanero bersua Cesena (imbang 1-1), Casertana (menang 3-0), Piacenza (imbang 1-1), Pisa (imbang 1-1), Bologna (imbang 2-1), Messina (menang 2-1), Taranto (imbang 1-1), Padova (menang 2-0), Reggiana (menang 1-0), dan Lucchese (menang 1-0).
Sayang, catatan tidak terkalahkan sepanjang musim tidak cukup untuk membawa mereka bertahan. Rosanero harus turun kasta karena menduduki peringkat 18. Pasalnya, meski solid di kandang, kinerja Palermo di markas lawan berbanding 180 derajat. Mereka gagal menang, imbang lima, dan takluk 14 kali.
Â
Advertisement
Bekal Kembali Promosi
Kembali ke Serie C, kehebatan Palermo di kandang tetap terlihat. Mereka melawan Ischia Isolaverde (imbang 1-1), Messina (menang 3-0), Giarre (menang 2-0), Casertana (menang 2-0), Siracusa (menang 1-0), Potenza (menang 2-1), Perugia (menang 2-1), Nola (menang 3-1), Lodigiani (menang 2-0), dan Reggina (menang 1-0).
Laju Palermo akhirnya terhenti ketika ditaklukkan Catania 0-2, Februari 1993. Meski begitu, mereka bangkit dan tidak tumbang pada enam pertandingan kandang selanjutnya.
Performa itu membawa Palermo menjuarai divisi sehingga kembali promosi ke Serie B.