Sukses

Masuki Masa Sulit di MotoGP, Bos Yamaha Kenang Masa Jaya dengan Valentino Rossi

Bos Yamaha Lin Jarvis menilai masa-masa Yamaha dengan Valentino Rossi sebagai salah satu yang terbaik. Namun dia juga tak menyebut Fabio Quartararo gagal.

Liputan6.com, Jakarta Bos Monster Energy Yamaha, Lin Jarvis mengenang kembali masa jaya timnya dengan Valentino Rossi. Saat itu, Rossi bisa meraih empat gelar beruntun dengan Yamaha.

Ada juga Jorge Lorenzo yang bisa meraih tiga gelar dengan Yamaha. Kini, Yamaha baru mendapatkan satu gelar dengan Fabio Quartararo.

Di musim lalu, Yamaha bisa mempertahankan gelar, tapi disalip Ducati di paruh babak dua musim MotoGP 2022. Quartararo pun harus finis di posisi dua dan kehilangan gelar musim lalu.

"Terkadang, Anda memikirkan itu. Semakin tua, Anda jadi melihat ke belakang, apalagi ssekarang saat Rossi sudah pensiun. Anda berpikir," ah, saya ingat masa-masa itu dengan Valentino..." katanya sseperti dikutip crash.

"Lalu kami ingat momen itu. Misalnya, saat jersey tim kami abu-abu. Itu momen menyenangkan saat Rossi pertama kali menaiki motor kami. Itu momen menyenangkan dan mengubah segalanya."

 

2 dari 3 halaman

Berbeda

 

Jarvis mengakui sulit untuk menyamakan Yamaha generasi sekarang dengan generasi lama. Dulu, dikatakannya, Yamaha benar-benar memulai dari nol.

"Generasi sekarang berbeda dibandingkan 2004 karena kami sempat tak menang satu balapun di 2003. Lalu ada Rossi. Jadi kami benar-benar memulai dari nol. Untuk membuatnya jadi mungkin, kami bawa pembalap terbaik di dunia," katanya.

"Sekarang sedikit berbeda. Kami tak juara musim lalu karena ada yang tidak bekerja dengan baik. Kami kurang fokus. Kami tidak bisa mengubah kecepatan, kami mundur, kami terlalu lambat."

 

3 dari 3 halaman

Tidak Buruk

 

Meski gagal mempertahankan juara, Jarvis menolak posisi dua sebagai hal yang negatif. Dia menegaskan tak mungkin sebuah pabrikan menang tiap tahun.

"Sekarang ada 5 pabrikan di MotoGP. Itu artinya, tak semuanya bisa sukses, soalnya hanya satu yang menang. Anda harus menerima itu, itu bagian dari hidup. Anda tak mungkin selalu menang," katanya.

"Jadi saya melihat posisi dua bukan sesuatu yang negatif. Namun itu musim yang sulit, ini seperti pil pahit. Semoga tahun ini lebih baik."