Liputan6.com, Jakarta - Setelah sukses menayangkan Piala Dunia 2022 Qatar, SCM Grup kembali mendapat kesempatan untuk menjadi official broadcaster Piala Dunia U-20 2023 yang dijadwalkan berlangsung di Indonesia mulai 20 Mei hingga 11 Juni mendatang.
Tayangan pertandingan Piala Dunia U-20 2023 nantinya akan didistribusikan melalui berbagai platform di bawah naungan SCM Grup, mulai dari stasiun televisi Indosiar, SCTV, dan Moji, platform live streaming Vidio, hingga jaringan TV satelit Nex Parabola.
Direktur Utama SCM Sutanto Hartono mengungkap alasan pihaknya berani melakukan bidding untuk menjadi pemegang hak siar resmi Piala Dunia U20 2023.
Advertisement
Meski harga lisensinya tergolong mahal, Sutanto menilai agenda tersebut punya value yang besar di mata masyarakat. Apalagi warga Tanah Air terkenal memiliki animo tinggi terhadap acara-acara olahraga internasional yang diselenggarakan di Indonesia.
“Kalau kita melihat history event (olahraga internasional) di Indonesia, itu animonya luar biasa. Kita sebenarnya pertama kali melihat itu pada waktu Asian Games di Jakarta-Palembang. Itu (animonya) berbeda sekali dengan Asian Games yang digelar di negara lain,” tuturnya dalam jumpa pers di SCTV Tower, Senayan, Selasa (28/2/2023).
“Waktu FIFA melakukan bidding, kita melihat ada FIFA event (yang) salah satunya itu (Piala Dunia) U-20. Sebenarnya kan kalau tidak salah (agenda ini harusnya dilaksanakan) dua tahun lalu, tetapi karena pandemi harus ditunda.”
“Nah, kita melihat ini salah satu bonus atau value yang luar biasa tinggi. Jadi kita memberanikan diri untuk melakukan bidding dan puji syukur kita memenangkan bidding tersebut,” sambungnya dalam kesempatan yang sama.
Lama Absen
Lebih lanjut, Sutanto menjelaskan pihaknya sebenarnya sudah lama absen menjadi official broadcaster untuk Piala Dunia. SCM terakhir kali menyandang status sebagai pemegang hak siar resmi di FIFA World Cup 2006.
Keputusan mengambil langkah serupa baru berani direalisasikan lagi dalam Piala Dunia 2022 serta Piala Dunia U-20 2023. Faktor pendorongnya ialah perkembangan SCM yang kini sudah memiliki lebih banyak platform, mulai dari stasiun televisi free to air hingga aplikasi OTT.
“World Cup memang salah satu event olahraga dengan harga lisensi yang paling mahal, dan memang betul, lebih banyak ruginya daripada untungnya (saat membeli lisensi ini),” tutur Sutanto.
“Kenapa kali ini kita memberanikan diri (membeli lisensi lagi)? Ada beberapa faktor. Satu, platform SCM sekarang sudah lebih lengkap. Selain TV, kita juga ada (aplikasi OTT) Vidio. Vidio sendiri pelanggannya sudah beberapa juta, sehingga dengan skala yang jauh lebih besar, kita lebih pede untuk berinvestasi di World Cup.”
“Dan terbukti bahwa kami bisa memanfaatkan World Cup ini, contohnya, untuk launching Moji dengan Mentari TV. Mungkin kalau dengan cara yang biasa, akan lebih lama dan mahal. Nah, dengan kita nebeng, jadi ada siaran (Piala Dunia) di SCTV dan Indosiar, tetapi bisa juga disaksikan di Moji dan Mentari, ini kan suatu asosiasi yang sangat mahal karena terhubung dengan World Cup,” pungkas dia.
Advertisement
Jaring Audiens
Tak hanya menjadi sarana promosi platform serta pemuas hasrat pecinta sepak bola Tanah Air, status SCM sebagai pemegang hak siar resmi Piala Dunia U-20 2023 juga dimanfaatkan untuk menjaring lebih banyak audiens di platform OTT Vidio.
Perealisasian misi ini terlihat jelas dalam pelaksanaan FIFA World Cup 2022 Qatar. Vidio mendapat tambahan pengguna berlangganan, yang jumlahnya mencapai lima kali lipat jika dibandingkan dengan penonton Liga Inggris.
“Kita melihat bahwa Vidio, meskipun jumlah pelanggannya nomor satu, tetapi masih relatif baru. Jadi, kita masih dalam tahap mencari pelanggan dan kita harus membisakan juga masyarakat Indonesia untuk mau langganan,” ujar Sutanto.
“Nah World Cup ini menjaring suatu animo yang luar biasa. Sebagai gambaran, kalau kita bandingkan dengan pelanggan Liga Inggris misalnya, itu sampai lebih dari lima kali lipat jumlah pelanggannya.”
“Nah ini menunjukkan bahwa World Cup memang suatu yang berbeda, ini suatu hal yang akan menjangkau masyarakat. Bahkan yang biasanya tidak menonton bola, jadi menonton bola karena World Cup. Jadi kesuksesan yang sama diharapkan akan berlaku juga di (Piala Dunia) U-20,” tambah dia.