Liputan6.com, Jakarta - Paris Saint-Germain kembali harus mengubur asa meraih gelar juara Liga Champions untuk yang kesekian kalinya setelah ditekuk oleh Bayern Munich 0-2 pada leg kedua putaran 16 besar, Kamis (9/3/2023). Dengan kekalahan yang berlangsung di Allianz Arena tersebut, PSG harus angkat koper dari ajang paling bergengsi di Eropa ini dengan total agregat 0-3.
Musim ini merupakan musim ke-11 usaha PSG untuk berjaya di kancah Eropa harus pupus setelah Qatar Sports Investments mengambilalih kepemilikan klub pada tahun 2012. Sejak saat itu, klub yang berbasis di ibukota Perancis tersebut telah menghabiskan lebih dari 1 miliar pound untuk berinvestasi di sektor pemain.
Baca Juga
Bukan tanpa hasil, investasi gila-gilaan tersebut dapat membuahkan hasil dengan membawa 10 gelar Ligue 1 dan 12 kompetisi domestik. Namun tetap saja besarnya uang yang dikeluarkan untuk membentuk skuad penuh mega bintang ternyata tidak cukup untuk memenangkan Liga Champions.
Advertisement
“Proyek yang dibangun PSG bertujuan untuk memenangkan Liga Champions dan mereka jauh dari hal itu. Pada akhirnya sepertinya akan gagal,” kata mantan pemain Chelsea, Joe Cole di BT Sport.
Sementara itu, komentar senada juga dilontarkan Owen Hargreaves. Mantan gelandang Inggris heran dengan tim bertabur bintang yang dimiliki PSG tetapi tidak memiliki kemajuan yang bagus di Eropa.
“Mereka memiliki begitu banyak pemain yang brilian, tetapi ini bukan tim. Memalukan. Mereka telah menyatukan begitu banyak pemain hebat tetapi mereka akan mundur,” ujar Hargreaves.
Tidak Punya Identitas
Paris Saint-Germain dalam satu dekade terakhir selalu dipenuhi pemain dengan talenta luar biasa. Sebut saja trio penyerang PSG saat ini yang diisi oleh Neymar Jr., Kylian Mbappe dan Lionel Messi. Namun, Joe Cole menyebut bahwa tim asuhan Christophe Galtier tersebut tidak memiliki identitas yang kuat dan akhirnya tidak dapat membawa solidaritas dan keseimbangan di dalam tim.
“Mereka kekurangan identitas. Mereka itu sebenarnya apa? Semuanya lepas kendali seperti tidak ada rencana yang dijalankan. Mereka adalah tim yang terluka,” kritik Cole.
Eks pemain Chelsea tersebut menambahkan bahwa PSG seharusnya fokus memboyong dan mengembangkan talenta muda Perancis ketimbang mengeluarkan uang dengan jumlah banyak untuk membawa superstar.
“Mereka telah membawa pemain terbaik selama 20 tahun terakhir. Padahal banyak pemain muda Prancis tersebar di seluruh Eropa dapat memberi pencapaian yang sama seperti yang mereka (PSG) raih sejauh ini hanya saja dengan seperempat harga yang lebih murah,” tambah Cole.
Advertisement
Membusuk
Lionel Messi, Sergio Ramos dan Neymar Jr. yang saat ini menjadi tulang punggung tim semakin lama akan semakin tua dan kehilangan talentanya. Messi yang memegang rekor tujuh kali memenangkan penghargaan Ballon d’Or akan berusia 36 tahun pada bulan Juni ini. Kontraknya di PSG masih mengikat hingga musim panas dan kemungkinan akan diperpanjang mengingat pemain Argentina tersebut menunjukkan ketertarikan untuk bertahan.
Sementara itu, Neymar yang meninggalkan Barcelona untuk PSG tahun 2017 lalu dan memecahkan rekor transfer termahal sepanjang masa dengan 200 juta pound telah dihantui masalah cedera selama berkarir di Perancis. Bahkan, beberapa hari yang lalu klub telah mengonfirmasi bahwa bintang Brazil tersebut harus menepi selama sisa musim 2022/2023 terkait dengan cedera yang dialaminya.
“PSG tidak akan jadi lebih baik tahun depan,” kata mantan penyerang Liverpool, Steve McManaman kepada BT Sport.
Harus Pergi
Sementara itu, legenda Liverpool, Jamie Carragher merasa bahwa Kylian Mbappe harus segera meninggalkan Paris. Pandit itu merasa Mbappe membuang-buang bakatnya dengan bermain di PSG.
“Saya senang PSG telah tereliminasi. Mereka itu bukan tim, hanya kekacauan saja. Lima kali mereka keluar di babak 16 besar. Padahal mereka telah mengeluarkan uang jauh lebih banyak dari klub manapun. Mereka juga memiliki pemain terbaik di dunia. Kasus PSG ini menjadi contoh bagaimana pentingnya bermain sebagai tim di dunia sepak bola. Dan PSG bukan sebuah tim. Kylian Mbappe harus pergi dari sana,” tegas Carragher.
Advertisement