Sukses

MU Dikasihani Wasit saat Dihancurkan Liverpool 0-7

Dalam kalahan 0-7 MU dari Liverpool, wasit yang memimpin pertandingan hanya memberikan waktu tambahan 3 menit.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala wasit FIFA Pierluigi Collina menyoroti pertandingan Liverpool vs Manchester United (MU) dalam lanjutan Liga Inggris di Stadion Anfield, Minggu (5/3/2023).

Dalam laga tersebut, MU dibantai 0-7 oleh Liverpool. Itu menjadi yang terburuk dialami Setan Merah sejak 1895. The Red Devils tak pernah kalah dengan skor sebesar ini sejak era Premier League bergulir pada 1992.

Namun, hasil akhirnya sebenarnya bisa saja lebih menyedihkan bagi MU. Sebab, Collina menyebut dalam laga itu Setan Merah sedikit dibantu oleh wasit.

Collina menyoroti tindakan yang dilakukan sang pengadil lapangan karena hanya memberikan tiga menit waktu tambahan pada akhir duel, meski banyak penghentian sepanjang pertandingan.

Sebanyak 10 pergantian pemain dilakukan selama 90 menit dan enam gol dicetak setelah jeda. Collina berpendapat wasit Andrew Madly bersimpati pada MU karena sudah kalah begiu telak.

"Akhir pekan lalu ada 10 pertandingan di Premier League. Empat pertandingan waktu tambahannya sampai 10 menit atau lebih, dan dua lainnya seharusnya bisa lebih banyak, tetapi tidak diberikan hanya karena skornya 7-0 dan 4-0," kata Collina.

"Enam gol dicetak di babak kedua [di Anfield]. Saya dapat memahami bahwa memberikan waktu tambahan yang cukup relevan ketika skor 7-0 sulit untuk dipahami dalam pertandingan khusus ini," sambungnya, dilansir Skysport.

Lebih lanjut, Collina berharap penegakkan konsistensi aturan di lapangan diberlakukan setelah Piala Dunia 2022. Saat itu terdapat tambahan waktu yang panjang dalam pertandingan-pertandingan karena waktu terbuang percuma.

"Tetapi jika peraturan kompetisi mengatakan itu seluruh selisih gol relevan untuk peringkat di akhir bahkan satu gol yang dicetak atau tidak dicetak dapat membuat perbedaan," jelasnya.

2 dari 4 halaman

Larut Dalam Perayaan Juara

Tak ada yang menduga MU bisa hancur lebur seperti ini. Pasalnya, mereka tampil baik di awal laga dan tidak ada tanda-tanda akan terbantai.

Pembantaian baru terjadi di babak kedua. Setelah jeda, The Reds menggelontorkan enam gol ke gawang David de Gea.

Menariknya, kekalahan itu terjadi sepekan setelah United merebut trofi pertama sejak 2017 dengan menjuarai Piala Liga. Di final, MU mengalahkan Newcastle dengan skor 2-0.

Usai pertandingan, bek MU Luke Shaw mengakui timnya mengalami penurunan level sejak menjadi juara. Sepertinya, para pemain MU masih bereuforia merayakan keberhasilan tersebut.

"Itu benar-benar tidak dapat diterima," kata Shaw kepada MUTV. "Standar kami jelas menurun sejak kami memenangkan trofi itu, dan dalam beberapa pertandingan terakhir kami belum menjadi diri kami yang normal."

United kebobolan enam dari tujuh gol di babak kedua saat Cody Gakpo, Darwin Nunez dan Mohamed Salah semuanya mencetak dua gol untuk Liverpool.

"Kami perlu menemukan hal-hal baik yang kami lakukan sebelumnya dan membawa mereka kembali karena ini sangat menyakitkan, dan apa yang kami lakukan di babak kedua benar-benar tidak dapat diterima," tambah Shaw. "Kami tidak menunjukkan kepribadian dan mentalitas."

 
3 dari 4 halaman

Pemain Tak Disiplin

Sementara itu, pelatih MU Erik ten Hag marah bukan main dengan anak asuhnya usai kekalahan memalukan ini.

Ten Hag menilai anak asuhnya benar-benar tidak disiplin dan tak bersatu sehingga harus kemasukkan tujuh gol tanpa mampu membalas sama sekali.

"Saya tidak punya penjelasan. Saya harus mencari tahu, itu hanya terjadi pada apa yang saya lihat. Babak pertama cukup terkendali. Mungkin kami memiliki peluang yang lebih baik, kami membuat satu kesalahan," ucap Ten Hag, dilansir Sky Sports.

"Dalam transisi pertahanan, tidak bermain sebagai tim, kami tidak mengikuti rencana, ada 11 orang. Saya tidak tahu, itu sangat buruk," sambungnya.

4 dari 4 halaman

Kemunduran

“Saya telah memberikan pendapat saya [kepada para pemain]. Itu tidak profesional, Anda harus tetap bersatu sebagai tim, bertarung satu sama lain, dan kami tidak melakukan itu. Kami benar-benar tidak disiplin dalam pekerjaan kami."

Kekalahan memalukan ini menjadi kemunduran hebat bagi MU. Mereka baru saja meraih trofi pertama setelah menjuarai Carabao Cup atau Piala Liga Inggris. MU mengakhiri puasa gelar selama hampir enam tahun.

"Anda dapat mengalami kemunduran, tetapi yang tidak dapat terjadi adalah Anda tidak bersatu. Anda harus melakukan pekerjaan Anda. Tidak mungkin kami membuat keputusan yang salah dalam transisi dan kemudian kami tidak berlari dan tidak mengejar kembali. Bagi saya, itu tidak profesional."

"Saya benar-benar kecewa dan marah, terutama untuk para penggemar kami. Kami mengecewakan mereka, tetapi juga sebagai skuad, sebagai tim, Anda tidak bisa membiarkan ini. Anda harus tetap bersatu, Anda harus berjuang satu sama lain dan saling mendukung, dan Anda harus membela. Itu yang tidak kami lakukan," lanjut Ten Hag.

  • Manchester United, salah satu klub papan atas Liga Inggris. MU adalah klub tersukses di sejarah Liga Inggris modern
    Manchester United FC adalah klub sepak bola profesional yang berbasis di Old Trafford, Manchester Raya. MU bermain di Premier League.

    Manchester United

  • FIFA merupakan badan pengendali sepak bola internasional
    FIFA merupakan badan pengendali sepak bola internasional

    FIFA

  • Liverpool FC merupakan klub tersukses asal Inggris di eropa. Raihan 5 trofi dari 7 final menjadi bukti betapa berbahayanya Liverpool di rana
    Liverpool FC merupakan klub tersukses asal Inggris di eropa. Raihan 5 trofi dari 7 final menjadi bukti betapa berbahayanya Liverpool di rana

    Liverpool

  • Liga Inggris atau lebih dikenal dengan Liga Primer Inggris merupakan kompetisi utama di Inggris yang diikuti 20 tim untuk mendapatkan gelar

    Liga Inggris

  • MU

  • Pierluigi Collina