Liputan6.com, Jakarta Winger Manchester United, Antony masih tak bisa menerima kekalahan memalukan 0-7 dari Liverpool di Anfield pada pekan ke-26 Liga Inggris. Antony nyaris tak bisa berbuat apa-apa untuk menghindarkan MU dari kekalahan.
Tsunami gol dari Mohamed Salah dan kawan-kawan ibarat mimpi buruk buat Antony. Eks winger Ajax ini mengaku susah tidur berhari-hari gara-gara kekalahan itu.
Baca Juga
Antony main 90 menit untuk Manchester United saat dibantai Liverpool. Dia menyaksikan langsung dengan mata kepala sendiri bagaimana Cody Gakpo, Darwin Nunez, Mohamed Salah dan Robert Firmino dengan mudah cetak gol.
Advertisement
Antony pun dibanjiri kritikan usai kekalahan MU itu. Harganya yang mencapai 82 juta pounds dinilai masih belum pantas dengan penampilan seperti itu.
Untunglah, Antony dan rekan-rekannya bisa cepat melupakan kekalahan MU itu. Dia berkontribusi dengan gol saat Man Utd menang 4-1 atas Real Betis pada laga leg pertama 16 besar Liga Europa pertengahan pekan lalu.
Antony Masih Sesali Kekalahan dari Liverpool
Antony mencetak gol indah saat MU kalahkan Real Betis. 3 gol MU lainnya dicetak Marcus Rashford, Bruno Fernandes dan Wout Weghorst.
Winger asal Brasil ini mengaku betapa sulitnya dia melupakan kekalahan lawan Liverpool. Malam-malam tanpa tidur pun harus dilaluinya.
"Kami main lawan Real Betis setelah kekalahan yang menyakitkan. Sulit bagi kami untuk tidur hari itu, tapi di sepak bola, Anda tak bisa menangisi masa lalu," kata pemain 23 tahun itu seperti dikutip metro.
"Kami tahu manajer lebih sulit menerima ini karena dia harus lakukan wawancara. Ini sulit buat manajer dan kami semua. Ini menjadi pelajaran."
Advertisement
Antony Kagumi Fans MU
Antony juga mengagumi fans MU yang tidak kehilangan kepercayaan dengan pemain. Lawan Real Betis, fans MU tetap memadati Old Trafford untuk memberi dukungan.
"Selalu ada 70 ribu fans atau lebih di stadion. Itu luar biasa. Mereka itu bahan bakar kami. Kami akan menempatkan klub di tempat yang seharusnya," kata Antony.
"Fans kami luar biasa. Bahkan setelah laga di Anfield, kami aplaus fans dan mereka membalasnya dengan nyanyian. Itu membuat saya merinding."
Dituding Jadi Biang Kerok
Pandit BBC, Micah Richards menyebut MU ‘bermain dengan 10 orang’ melawan Liverpool. Richards menyoroti permainan bintang muda United, Antony yang dinilai malas karena enggan untuk turun membantu pertahanan Setan Merah. Mantan pemain Manchester City tersebut sangat terkejut dengan kurangnya komunikasi antara Diogo Dalot dan winger Brazil itu.
“Tidak ada komunikasi antara Diogo Dalot dengan Antony,” ujar Richards dalam program Match of the Day 2, BBC. “Mereka seperti bermain dengan 10 orang karena Antony sama sekali tidak melakukan perannya di sisi itu (sayap kanan),” sambungnya.
Pemain dengan nomor punggung 21 tersebut sebenarnya sempat menciptakan peluang emas di awal-awal babak pertama. Dengan gaya khasnya memotong ke dalam garis pertahanan lawan dan mengarahkan bola ke tiang jauh menggunakan kaki kiri bagian dalamnya, Antony sempat merepotkan rekan senegaranya, Alisson yang menjaga gawang The Reds.
Namun, performa terbaiknya pada laga panas tersebut hanya mentok sampai di situ. Permainannya kerap menghambat aliran bola MU ketika menyerang. Tak hanya itu, keengganannya bertahan dan buruknya komunikasi dengan Dalot membuat Manchester United beberapa kali kecolongan gol dari sisi kanan.
Advertisement
Celah Liverpool Hancurkan Manchester United
Rapuhnya sisi kanan Manchester United sukses dieksploitasi oleh bek kiri Liverpool, Andy Robertson yang nampaknya menikmati kunjungan Bruno Fernandes dan kawan-kawan ke Anfield. Pasalnya, kemampuannya berlari tanpa henti untuk membantu serangan tidak diimbangi dengan Antony yang seharusnya menjaga Robertson.
Micah Richards pun mengungkapkan keheranannya terhadap Antony yang dengan mudah memberikan celah untuk dieksploitasi oleh Robertson.
“Saya tidak mengerti apakah pengambilan posisi yang dilakukan Antony merupakan keputusan taktis atau tidak. Tapi kita semua tahu betapa hebatnya Trent Alexander-Arnold dan Andy Robertson dalam menyerang,” kata pria berusia 34 tahun tersebut
“Saya heran sebenarnya apakah Antony bersikap malas untuk timnya atau pelatihnya memang memintanya untuk bermain tetap berada di depan dan bersiap untuk skema serangan balik,” sambungnya