Sukses

Bola Ganjil: Kesuksesan Semu Stuart Pearce Sebagai Caretaker

Ada beberapa sosok mampu bersinar sebagai caretaker hingga meraih penghargaan. Stuart Pearce bahkan sampai melakukannya berkali-kali.

Liputan6.com, Jakarta - Sesuai maknanya, caretaker hanya jabatan sementara di sepak bola. Mereka yang diberi mandat untuk mengisi lubang sementara sembari menunggu manajemen mencari sosok yang lebih bonafide.

Bola Ganjil pernah menceritakan kisah Tony Parkes dan Milton Cruz. Kedua sosok sudah bekerja maksimal meski berkali-kali mendapat kepercayaan dan meraih hasil bagus, tapi tetap tidak dikontrak permanen.

Parkes menjadi caretaker Blackburn Rovers dalam enam periode. Durasi kerjanya di Ewood Park bervariasi. Rinciannya adalah Desember 1986-Februari 1987, September-Oktober 1991, Oktober 1996-Januari 1997, November-Desember 1998, November 1999-Maret 2000, dan September 2004.

Dia juga sempat menjabat jabatan serupa di Blackpool pada paruh kedua musim 2008/2009. Parkes menangani tim dalam 23 pertandingan. Mempersembahkan 27 poin, klub menempati posisi 16 di klasemen akhir.

Kinerja tersebut cukup meyakinkan manajemen Blackpool untuk memberikan kontrak permanen. Namun, kedua pihak gagal mencapai kesepakatan akibat paket finansial.

"Saya merasa tawaran yang diajukan tidak adil. Saya tidak mungkin menerimanya. Saya tidak mengerti hanya mendapat proposal demikian setelah apa yang saya berikan," ungkap Parkes.

Sementara Cruz mengisi berbagai posisi di Sao Paulo. Jabatan pertamanya adalah sebagai asisten pada 1996. Cruz lalu ditunjuk sebagai nakhoda interim tahun 1999 setelah pemecatan Paulo Cesar Carpegiani.

Di tangannya, Sao Paolo sukses meraih kemenangan. Namun, manajemen klub memilih Levir Culpi sebagai arsitek permanen. Cruz pun kembali jadi tangan kanan sebelum pergi pada 2002 untuk mencoba nasib di klub Arab Saudi, Al Ettihad.

Namun, Cruz cuma tahan semusim di Timur Tengah. Dia kembali ke Sao Paulo untuk kembali menjabat asisten.

Tentu tidak semua bernasib seperti Parkes atau Cruz. Ada beberapa yang mampu bersinar sebagai caretaker hingga meraih penghargaan. Stuart Pearce bahkan sampai melakukannya berkali-kali.

 

2 dari 3 halaman

Gagal Angkat Nottingham Forest

Pearce mendapat posisi caretaker pertama di klub yang membesarkan namanya: Nottingham Forest. Pearce masih menjabat kapten tim dan memasuki periode akhir karier bermain. Dia ditunjuk mengisi kursi yang lowong menyusul pemecatan Frank Clark pada Desember 1996.

Di bawah komandonya, pemain lain memiliki semangat baru. Terbukti, Forest memetik tiga kemenangan dalam empat pertandingan sepanjang Januari 1997. Pearce pun terpilih sebagai pemenang Pelatih Terbaik Bulan Ini.

Sayang setelahnya efek kepemimpinan sosok anyar memudar. Pearce cuma bisa mempersembahkan satu hasil maksimal pada 14 laga selanjutnya hingga akhir musim.

Forest terdegradasi setelah menempati posisi buncit klasemen. Pearce pun pindah ke Newcastle United untuk melanjutkan karier.

 

3 dari 3 halaman

Grafik Menurun di Manchester City

Pearce berada di St James' Park hingga 1999. Dia lalu pindah ke West Ham United dan menutup buku profesional bersama Manchester City pada 2002.

Namun, sosok yang memiliki julukan Psycho itu menetap di sana dan belajar kepelatihan dari Kevin Keegan. Pearce bahkan dipillih ketika Keegan pergi pada Maret 2005.

Meski menderita kekalahan pada laga pertamanya melawan Tottenham Hotspur, Pearce membantu Man CIty mencatat rekor tak terkalahkan pada delapan pertandingan selanjutnya. Kinerja tersebut berbuah penghargaan Pelatih Terbaik Bulan Ini edisi April dan Mei.

The Citizens pun hampir merebut tiket kompetisi Eropa, jika saja menaklukkan Middlesbrough pada partai penutup kompetisi. Meski gagal, manajemen melihat potensi cerah dari kepemimpinan Pearce. Mereka pun menyodorkannya kontrak permanen.

Sayang kinerja tim justru berantakan. Pada musim perdana sebagai pelatih permanen, Man City hanya menempati peringkat 15, sembilan angka di atas zona degradasi. Klub juga harus menanggung malu disingkirkan wakil Divisi III Doncaster Rovers di Piala Liga Inggris.

Terlepas tanda-tanda itu, manajemen Man City tetap memberi Pearce kesempatan. Namun kinerja tim tidak jauh berubah. The Citizens menempati urutan 14, kali ini cuma unggul empat poin dari tiga tim terbawah.

Tim juga kembali dikalahkan klub Divisi III Chesterfield di PIala Liga Inggris, serta cuma mencetak 10 gol pada partai kandang di liga, rekor terendah hingga sekarang.

Pada akhirnya kesabaran petinggi klub habis dan memecatnya.