Liputan6.com, Jakarta - Sepak bola adalah cabang olahraga dengan skor kecil. Sangat sulit mencetak angka di permainan ini.
Kondisi itu ditenggarai sebagai salah satu alasan mengapa sepak bola tidak populer di Amerika Serikat. Warga Negeri Paman Sam ingin terhibur dengan banyak angka saat menyaksikan pertandingan olahraga.
Kompetisi-kompetisi utama pun cenderung menghasilkan minim gol. Pasalnya, peserta yang bertanding memiliki kekuatan setara sehingga pertandingan berlangsung ketat. Piala Dunia FIFA 2022 contohnya. Tercipta 172 gol dari 64 pertandingan atau 2,69 gol per laga.
Advertisement
Tidak demikian dengan ajang-ajang berikut. Bola Ganjil sebelumnya sempat menceritakan Piala Dunia VIVA edisi 2006.
Di bawah naungan New Federation Board, Piala Dunia VIVA digelar untuk mengakomodir masyarakat negara-negara separatis, suku, hingga pemerintahan yang tidak diakui. Mereka bisa berkompetisi di lapangan hijau demi meraih gelar.Â
Ajang ini pertama kali berlangsung di Oksitania pada 2006, wilayah di Eropa Selatan tempat bahasa Oksitan digunakan sebagai bahasa utama. Lokasi komunitas budaya ini mencakup Prancis bagian selatan, Monako, serta sebagian kecil Italia dan Spanyol.
Sapmi keluar sebagai juara usai menaklukkan Monako 21-1 di final. Skor besar tersebut menjadikan Piala Dunia VIVA 2006 sebagai salah satu turnamen sepak bola tersubur sepanjang masa. Tercipta 60 gol dalam delapan pertandingan atau rata-rata 7,5 gol per laga.
Lalu siapa penghuni Timnas Sapmi? Mereka adalah Suku Sami yang tinggal di utara Norwegia, Swedia, Finlandia, dan Rusia.
Â
South Pacific Games
South Pacific Games kerap menghasilkan banyak gol. Pada edisi pertama yang berlangsung di Suva, Fiji, tahun 1963, terjadi 49 gol dalam enam pertandingan. Rata-rata 8,17 gol per pertandingan pada kesempatan tersebut.
Turnamen yang berlangsung delapan tahun berselang lebih fantastis lagi. Para peserta mampu menghasilkan 103 gol dalam 10 partai. Maka ajang ini rata-rata menghadirkan 10,3 gol per partai.
Â
Advertisement
Sempat Juga Terjadi di Inggris
Masih dari kawasan Pasifik, banjir gol hadir pada persaingan Grup A kualifikasi Piala Dunia 2002 zona Oseania. Tercipta 109 gol pada 10 partai alias 10,9 gol per duel.
Anomali turut hadir di British Home Championship edisi 1961, meski angkanya tidak sebesar yang sudah disebut. Pada turnamen yang mempertemukan negara Inggris Raya ini, tercipta 40 gol dalam enam pertemuan. Rata-rata ada 6,66 gol per laga di ajang tersebut.