Sukses

Indonesia Terhindari dari sanksi FIFA, Pengamat Sepak Bola: Jangan Jumawa

Pengamat sepak bola dari Save Our Soccer Akmal Marhali menilai sanksi ringan FIFA harusnya membuat masyarakat Indonesia lebih mawas diri dan tidak jumawa.

Liputan6.com, Jakarta Sepak bola Indonesia akhirnya selamat dari sanksi usai FIFA hanya memberi kartu kuning berupa penghentian bantuan dana subsidi FIFA Forward. Ini buntut dari pencabutan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 karena adanya intervensi pemerintah.

Program FIFA Forward dimulai sejak 2016 dimana setiap federasi di dunia mendapatkan dana bantuan sekitar 5 juta dollar per tahun atau sekitar Rp 74,6 Miliar.

Dana bantuan ini bisa bertambah kalau Federasi memiliki program yang bagus. Dana tambahannya mencari 3 juta dollar. Ini jumlah uang yang besar, tapi saat ini PSSI atau sepak bola Indonesia paling butuh tidak terkena sanksi berat berupa pembekuan.

Sejumlah pengamat sepak bola menilai hukuman ini layak disyukuri. Harapannya seluruh elemen di Indonesia lebih mawas diri ke depannya.

Presiden FIFA, Gianni Infantino dalam rilis resmi organisasi pada Kamis (6/3/2023) malam memutuskan untuk sementara merekomendasikan pembatasan penggunaan dana FIFA Forward. Mereka menegaskan akan mendukung PSSI dalam proses transformasi penting ini dan akan memberikan bantuan jika diperlukan.

"Dalam konteks sanksi, FIFA tetap tegas menjaga kedaulatan mereka ke anggotanya. Pembatasan pengucuran dana FIFA Forward layak disyukuri. Ini hasil kerja lobi PSSI yang tidak mudah. Akan tetapi kita jangan juga lantas kita jumawa. Indonesia harus rendah hati mengakui punya kesalahan. Jangan mengulangi kesalahan serupa. Walau dihukum ringan, posisi kita salah," kata Akmal Marhali, Koordinator Save Our Soccer (SOS) dalam pernyataan resminya Kamis (6/3) malam.

 

2 dari 3 halaman

Pembatasan Bantuan FIFA Forward Kabar Baik Sepak Bola Indonesia

 

Pandangan sama juga disampaikan komentator sepak bola senior, M. Kusnaeni. Menurutnya sanksi ringan ini merupakan kabar gembira buat sepak bola Indonesia.

"Bisa dibilang FIFA memahami masalah Indonesia dalam konteks sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20. Mereka menganggap Indonesia sebagai negara penting di dunia sepak bola, sehingga tidak gegabah dalam memutuskan hukuman. Yang terjadi di dalam kasus Piala Dunia U-20, Indonesia tidak menolak menjadi tuan rumah, Presiden RI Joko Widodo juga menyampaikan hal tersebut. Hanya saja FIFA melihat Indonesia belum siap setelah melihat berbagai macam gejolak domestik," katanya.

Sebelumnya, Ketua Umum PSSI Erick Thohir memastikan Indonesia hanya mendapatkan kartu kuning. Erick Thohir menegaskan FIFA hanya memberikan sanksi administrasi kepada PSSI. Karenanya, dia menyatakan rasa syukurnya karena Indonesia terhindar dari sanksi berat usai membatalkan perhelatan Piala Dunia U-20 di Tanah Air.

"Saya hanya bisa berucap, Alhamdulillah, atas rahmat Allah SWT dan doa dari seluruh rakyat Indonesia khususnya para pecinta sepakbola, Indonesia bisa terhindar dari sanksi berat pengucilan dari sepakbola dunia. Istilahnya, Indonesia hanya mendapat kartu kuning, tidak kartu merah," ujar Erick yang tengah berada di Paris, Prancis, Kamis (6/4/2023).

Erick menambahkan, dirinya mendatangi FIFA sesuai dengan arahan dari Presiden Jokowi untuk melakukan negosiasi sekaligus mempresentasikan kepada FIFA blue print transformasi sepakbola Indonesia.

Saat bertemu Gianni Infantino, Presiden FIFA, Erick juga menjabarkan komitmen pemerintah Indonesia dalam merenovasi 22 stadium yang dapat dipakai untuk kegiatan tim nasional dan liga

 

3 dari 3 halaman

Pembelajaran Penting untuk PSSI dan sepak bola Indonesia

 

"Setelah saya menyampaikan pesan Presiden Jokowi, dan menjelaskan cetak biru sepakbola kita, FIFA hanya memberikan sanksi administrasi berupa pembekuan dana FIFA Forward untuk keperluan operasional PSSI. Hal itu akan direview kembali setelah FIFA mempelajari strategi besar pengembangan sepak bola Indonesia," tambahnya.

Bagi Erick sanksi administrasi yang diberikan FIFA di satu sisi merupakan sebuah pembelajaran dan berkah bagi sepakbola Indonesia yang saat ini terus berbenah menuju perbaikan di semua sektor.

"Saya sudah berusaha maksimal saat bertemu dengan FIFA. Dengan sanksi ini, kita masih terus melanjutkan program transformasi sepakbola bersama FIFA. Dengan sanksi ini, kita tidak dikasih kartu merah, tapi kartu kuning sehingga kita bisa bermain dan berkompetisi di SEA Games pada akhir bulan ini," pungkasnya.