Liputan6.com, Jakarta Petarung MMA asal Indonesia, Rheza Arianto harus menunda mimpinya untuk tampil di ajang Road to UFC season 2. Mantan santri tersebut batal bertanding setelah cedera saat latihan.
Rezha jadi korban kerasnya sesi sparring partner MMA Fight Academy di San Diego, Amerika Serikat, Jumat lalu. Rheza terkapar terkena tendangan petarung Tajikistan, Jovidon Khojaev di bagian wajah.
Baca Juga
Liputan6.com menyaksikan langsung kejadian tersebut bersama sejumlah jurnalis lain dari berbagai negara. Rheza yang terjatuh usai dihantam tendangan sempat tidak merespons beberapa saat. Usai kejadian, Rheza masih mengeluh pusing dan harus dibantu menuju mobil yang mengantarnya ke hotel.
Advertisement
"Rheza kena tendang di kepala. Dia tidak sadar lebih dari 6 detik. Bila ada kejadian seperti itu, wajib 45 hari tidak boleh ada kontak,” ujar Presiden Cage Warriors, Graham Boylan dalam unggahan MMA Fight Academy di akun Instagram-nya.
Dalam video tersebut, Rheza tampak kaget saat Boylan memberitahu kalau dia tidak dapat tampil di Road to UFC season 2. Kepada Rezha, Boylan beralasan langkah itu dilakukan demi keselamatannya.
“Kami harus memproteksimu,” kata Boylan kepada Rheza.
Batal Tampil di Road to UFC
Rheza seharusnya tampil di Road to UFC di Shanghai, China 27-28 Mei 2023. Pria berusia 22 tahun itu rencananya akan bertarung di kelas Featherweight melawan petarung asal China, Li Kaiwen.
Road to UFC season 2 sejatinya menjadi pintu gerbang bagi Rheza Arianto untuk mendapat kesempatan tampil di panggung MMA termegah di dunia. Sebelumnya, ajang ini telah mengantar petarung asal Indonesia, Jeka Saragih mendapat kontrak selama lima tahun dengan UFC.
Selain Rheza, empat petarung Indonesia lainnya juga akan meramaikan Road to UFC season 2 di China. Mereka adalah Ronal Siahaan, Billy Pasulatan, Eperaim Ginting, dan Windri Patilima.
Selama dua bulan terakhir, petarung-petarung ini digembleng di San Diego melalui program MMA Fight Academy yang dikerjakan oleh Cage Warriors bekerjasama dengan Mola. Bersama sejumlah petarung lain yang dijaring lewat audisi di Bali dan London, mereka difasilitasi untuk berlatih lebih profesional.
Advertisement
Mantan Santri
Kekesalan tidak bisa disembunyikan Rheza. Maklum, perjalanannya mencapai fase ini tidak mudah. Untuk menekuni olahraga MMA, pria kelahiran 8 Juli 2000 itu harus rela meninggalkan pesantren yang sudah enam tahun dijalaninya. Pilihan ini awalnya tidak mendapat restu dari pihak keluarga.
Namun tekad dengan keseriusannya akhirnya mampu membuat mereka luluh. Dia kemudian menjadi pelatih private Muay Thai selama lima tahun dan rutin tampil di berbagai pertandingan. Setelah berkibar di ajang One Pride di Indonesia, Reza kemudian terpilih menjadi peserta MMA Fight Academy.