Liputan6.com, Jakarta- Atlet jalan cepat Hendro Yap kembali sukses menyumbang medali emas untuk Indonesia di SEA Games 2023. Pria asal Jawa Barat tersebut menjadi yang terbaik di nomor jalan cepat 20 kilometer putra.
Keberhasilan Hendro mendapat emas di Kamboja sempat viral di Indonesia. Tak cuma prestasi Hendro yang disorot, tapi juga proses seremoni pemberian medali untuk ketiga atlet tercepat di nomor tersebut.
Saat Hendro mendapatkan medali, lampu di podium tidak menyala. Panitia SEA Games Kamboja saat itu menyiasatinya dengan menerangi podium juara menggunakan lampu mobil. Kamboja pun dicibir habis oleh warganet atas kejadian saat Hendro menerima medali emas.
Advertisement
Ketika tiba di tanah air, Hendro Yap menceritakan kejadian memalukan tersebut. "Sebenarnya saya agak heran. Sya lihat ada genset sudah dinyalakan dan ada lampu taman. Negera lain juga sudah minta dipindah tapi mereka tetap mau ingin tetap disitu. Tiba-tiba kita sudah masuk lampu mobil Ford Ranger itu nyala, dua mobil satu warna kuning satu putih. Pengerekan benderanya juga tidak ada pengerekan langsung dikibarkan gitu aja," terang Hendro.
Meski demikian Hendro tak marah dengan Kamboja meski pelayanan saat menjadi juara tidak bagus. Hendro justru memaklumi apa yang terjadi dan berharap jadi pembelajaran bagi Kamboja ke depannya.
"Saya memaklumi, karena ini kan SEA Games pertamanya Kamboja ya. Mereka masih belajar, jadi kita jangan menjatuhkan. Tapi kita harus support karena mereka masih perlu banyak perbaikan. Karena menurut saya bukan mencari siapa yang salah, tetapi bagaimana solusinya nanti ke depan mereka," ucap Hendro setelah menghadiri upacara penjemputan atlet SEA Games 2023 oleh NOC Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (10/5/2023).
Bukan kali ini saja Hendro mengalami kendala saat penyerahan medali. Saat SEA Games Myanmar tahun 2013, Hendro juga merasakan kejadian unik. Saat itu lagu Indonesia Raya dikumandangkan dari ponsel panitia yang diperdengarkan di depan mic dan bendera Merah Putih saat itu tak disediakan melainkan memakai milik atlet.
Soroti Cuaca
Hendro memilih menyoroti soal cuaca panas di Kamboja saat atletik dilaksanakan. Hendro menyesalkan pemilihan lokasi atletik yang dipilih Kamboja. Ini merupakan pengalaman terberat Hendro selama mengikuti jalan cepat. Akibatnya Hendro gagal memenuhi target memperbaiki catatan waktu meski merebut emas.
"Keluhan saya cuma satu ya penyelenggara harus memperhatikan kesehatan atlet. Mereka mempertandingkan nomor-nomor jarak jauh di tempat yang cukup panas. Mereka tidak mempertimbangkan geografisnya. Saya start di 39 derajat Celsius, mulai lomba pukul 16.20. Namun rasa panas lebih dari itu karena juga lembab, sehingga temperatur mungkin naik sampai 46 derajat Celsius,” kata Hendro.
Advertisement
Dehidrasi
“Saya sampai dehidrasi tinggi dan sulit bernapas di kilometer 19. Beruntung setelah itu dapat air di water station dan bisa kembali bernapas normal,” kata Hendro.
Hendro sendiri sudah kembali ke Jakarta pada Rabu kemarin bersama atlet jalan cepat putri Intan Violin dan pelatihnya. Mereka tiba bersama atlet dari cabang olahraga voli putra, vovinam, kun bokator, senam dan esports Free Fire.