Liputan6.com, Jakarta Barcelona mengakhiri penantian tiga musim usai memastikan gelar juara Liga Spanyol di markas Espanyol. Ya, Barca resmi menjadi juara La Liga usai kalahkan Espanyol 4-2 di RCDE Stadium, Senin (15/5/2023) dini hari WIB.
Empat gol Barcelona dicetak oleh Robert Lewandowski (2 gol), Alejandro Balde ddan Raphinha. Ini memungkasi penampilan apik Barca sepanjang musim ini.
Baca Juga
Meski mengecewakan di kancah Eropa karena gagal di Liga Champions maupun Liga Europa, Barcelona relatif mulus di kompetisi domestik. Pelatih Barcelona Xavi Hernandez pun mengungkapkan arti penting gelar juara Liga Spanyol ini.
Advertisement
"Kami merasakan hal yang luar biasa, setelah 10 bulan bekerja, berkorban. Ini pekerjaan luar biasa. Untuk fans, klub, gelar juara ini penting untuk stabilitas proyek Barca, kami harus melanjutkan ini," kata Xavi seperti dikutip sport.es.
"Kami membungkus gelar juara Liga Spanyol dengan permainan fantastis, kami bagus di babak pertama, tak mau turunkan tempo dan unggul 0-4. Lalu kami rileks. Skenario sudah ditulis, kami menangkan gelar juara di laga derby."
Â
Pemain Barcelona Diganggu Ultras Espanyol
Â
Usai pertandingan, ada pemandangan yang mengkhawatirkan. Fans garis keras Espanyol turun ke lapangan untuk mencegah selebrasi juara pemain Barcelona.
Bahkan fans tersebut nyaris menyerang pemain. Untunglah kondisi panas ini bisa diredam dengan baik.
"Saya pikir selebrasinya cukup, selebrasi itu normal, euforia. Tapi itu cukup karena kami tidak di kandang dan kami harus pergi ke ruang ganti," katanya.
"Reaksi gembira sulit dikontrol dan saya bilang ke pemain untuk pergi ke ruang ganti."
Â
Advertisement
Xavi Teringat Keluarga Saat Juara Liga Spanyol
Â
Ini menjadi gelar juara pertama bagi Xavi sebagai pelatih. Dulu, gelar juara Liga Spanyol juga sudah akrab untuk pelatih kelahiran Terassa ini.
Ada momen sentimentil saat Xavi rayakan gelar juara. Dia mengaku langsung teringat keluarga.
"Saya ingat keluarga saya, istri, orang tua, saudara, staf yang sudah banyak menderita, orang-orang yang tak pernah gagal," katanya.
"Kita ada di Spanyol dan kritik itu normal, itu pernah saya rasakan saat masih jadi pemain. Tapi saya keras kepala dan akhirnya membuahkan hasil. Kami berhasil emmbuat pemain yakin."