Liputan6.com, Jakarta- Ricardo Kaka tak hanya memiliki prestasi cemerlang di dunia sepak bola. Pesepakbola legendaris dari Brasil itu juga dikenal dengan sikapnya di dalam dan luar lapangan yang sangat baik. Kaka bahkan dikenang sebagai sosok pemain yang relijius.
Ketika masih aktif, Kaka merupakan salah satu pesepakbola terhebat di dunia. Berbagai gelar bergengsi baik bersama tim maupun individu pernah dimenangkan pemain yang berposisi sebagai gelandang serang tersebut.
Kaka pernah merasakan juara Piala Dunia 2002, Liga Champions dan Liga Italia bersama AC Milan. La Liga serta Copa del Rey di Real Madrid. Pemilik nama lengkap ini juga pernah sekali meraih Ballon d'Or.
Advertisement
Kini Kaka sudah pensiun dan menjadi pundit. Yang terbaru Kaka didaulat sebagai Brand Ambassador perusahaan ponsel Oppo. Kaka akan hadir di final Liga Champions bersama Oppo. Sebelum ke Istanbul Kaka juga dijadwalkan datang ke Jakarta pada 3 Juni 2023.
Meski sudah pensiun sejak 2017, pesona Kaka masih dikenang para pecinta bola di seluruh dunia. Salah satu hal yang sulit dilupakan dari Kaka adalah sikapnya yang sangat terpuji di dalam dan luar lapangan. Kaka nyaris tak memiliki masalah serius di luar lapangan seperti mabuk-mabukan atau tersandung skandal dengan model seksi.
Kaka selama ini malah dikenal sebagai pribadi yang relijius di lapangan hijau. Selebrasi Kaka juga iconic dengan selalu mengangkat kedua tangannya ke atas sebagai tanda rasa syukur kepada Tuhan.
Kaka Identik dengan Kaos I Belong to Jesus
Saat sukses membawa timnya menjadi juara, Kaka juga tak pernah terlarut dalam pesta pora. Dia memilih merayakannya dengan memakai kaos dalam bertulisan "I Belong to Jesus". Kaos "I Belong to Jesus" kini kerap diidentikkan dengan Kaka.
Kaka memang dibesarkan dari keluarga pemeluk agama Kristen yang taat. Kedua orang tuanya sejak kecil sudah mengajarkan Kaka untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
Advertisement
Titik Balik Kaka Menjadi Semakin Relijius
Titik balik Kaka semakin dekat dengan Tuhan adalah ketika mengalami kecelakaan parah pada tahun 2000 saat masih berusia 18 tahun. Kaka mengalami kecelakaan saat menunggangi kuda. Kepalanya terbentur kolam renang. Selain kepala, leher Kaka juga sakit berat saat itu.
Kejadian itu hampir menghancurkan mimpi Kaka menjadi pemain bola. Kaka harus memakai penyanggah leher selama dua bulan. Beruntung Kaka bisa lolos dari ujian berat tersebut dan melesat menjadi pemain top di dunia. "Saya tahu tangan-Nya telah menyelamatkan saya dan bahwa Tuhan mengendalikan hidup saya,” ucap Kaka seperti dinukil dari Joy Magazine pada Agustus 2010 lalu.