Sukses

Kembalikan Kejayaan, Anggar Indonesia Fokus ke Pengembangan di Usia Dini

Pelatihan anggar diadakan di Bali dengan melibatkan dua mantan atlet asal Spanyol.

Liputan6.com, Jakarta- Cabang olahraga anggar pernah mengharumkan nama Indonesia di berbagai ajang kelas dunia. Atlet anggar pernah menyumbang medali untuk Indonesia di Asian Games dan juga menembus perhelatan sebesar Olimpiade. Untuk mengembalikan kejayaan itu, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (PB IKASI), Amir Yanto meluncurkan program anggar masuk sekolah bertajuk Fencing Goes to School dengan menjadikan Bali sebagai pilot project (proyek percontohan).

Program ini mendapat sambutan luar biasa. Sebanyak 79 guru olahraga dari 75 SD dan SMP yang berada di Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar dan Kotamadya Denpasar telah mengikuti program pelatihan teknik dasar permainan olahraga anggar yang digelar di GOR Lila Bhuana, Denpasar, Bali, 3-4 Juni lalu. Dalam program pelatihan ini, PB IKASI melibatkan mantan atlet anggar Spanyol, Eduardo dan pelatih lokal Raldi Mangosa, Ferry dan Ngurah Jaya Kusuma.

Hasilnya pun cukup menggembirakan. Salah satu guru olahraga SDN 9 Sesetan Denpasar yang tercatat sebagai peserta pelatihan pelatih tersebut langsung menerapkan kepada anak didiknya. Apalagi, PB IKASI telah memberikan bantuan 1000 pedang untuk 100 sekolah.

Bagi Pengprov IKASI Bali suatu kehormatan Bali ditunjuk sebagai pilot project Fencing Goes to School.

"Suatu kehormatan bagi Bali mendapat kepercayaan dari Pak Amir Yanto selaku Ketua Umum PB IKASI menjadi pilot project pemassalan anggar dengan tajuk Fencing Goes to School dengan mengawalinya lewat program penataran teknik dasar olahraga anggar bagi guru-guru SD dan SMP. Kini, Bali telah memiliki 79 guru yang sudah menguasai dasar-dasar pelatihan anggar dan siap mengaplikasikan ilmu yang didapat dari pelatih Spanyol tersebut kepada anak-anak dididiknya," kata Ketua Pengprov IKASI Bali, Ir I Gusti Agung Ngurah Susrama Putra.

2 dari 3 halaman

Antusiasme Peserta Pelatihan Anggar

"Minatnya luar biasa. Saking antusiasnya salah seorang guru SDN 9 Sesetan sudah mengaplikasikan program Fencing Goes to School dengan mengirimkan video anak-anak didiknya melakukan gerakan dasar bermain anggar. Target kami dari setiap guru itu bisa mendidik 5 muridnya untuk menggeluti olahraga anggar. Kalau ini bisa tercapai Bali nantinya akan memiliki 300 atlet anggar dari kalangan pelajar SD dan SMP," tambahnya.

Menurut Susrama, atlet-atlet yang ada di sekolah tersebut akan dimasukkan ke dalam klub sebagai anggota Pengkab/Kota, sehingga pembinaannya bisa selalu dimonitor dan evaluasi oleh masing-masing pengurus kabupaten/kota. Tidak hanya itu, kata Susrama, pihaknya juga merancang bakal mengelar event/kompetisi antar sekolah pertama yang direncanakan berlangsung bulan September 2023. Tujuannya, menggairahkan semangat anak-anak didik agar lebih serius lagi dalam menekuni olahraga anggar.

“Jadi dengan pelatihan pelatih ini, kami harap mampu menggali bibit atlet sejak usia dini yang ada di sekolah-sekolah, dalam upaya mencetak atlet yang mampu bersaing dan meraih prestasi, baik di nasional hingga internasional. Apalagi, Bali akan dijadikan Sentra Pembinaan Atlet Anggar Lokal dan Nasional di Canggu sekaligus lokasi pengembangan Sports Tourism," jelasnya.

3 dari 3 halaman

Terpukau Aksi Dua Atlet Anggar

Saat penataran berlangsung, para guru olahraga yang mengajar di tingkat SD hingga SMP dari kabupaten/kota yang ada di Bali itu tampak terpukau menyaksikan dua atlet anggar beradu pedang. Karena, hampir sebagian besar dari mereka, baru pertama kali menyaksikan secara langsung olahraga ketangkasan menggunakan bilah pedang ini.

Mereka tampak dengan seksama menyaksikan dan mendengarkan penjelasan dari pelatih tentang teknik dasar anggar. Bahkan saking penasaran, para guru meminta penjelasan detail mulai dari teknik hingga tata cara penilaian.

Seorang guru olahraga dari SD Tri Murthi School, Komang Trianada, mengaku pertama kali mengikuti pelatihan anggar. Menurutnya, cabor ini sangat memungkinkan diberikan kepada siswa, sejak usia dini. “Saat ini anak-anak awam tentang cabor anggar ini, tapi ini memungkinkan kami didik tentang pengenalan dasar,” tuturnya.

Pihaknya pun yakin, di setiap sekolah terpendam bibit atlet anggar potensial. Namun, terkendala sarana dan prasarana. “Ini karena membutuhkan alat, seperti pedang dan juga pakaian. Tapi nanti saya akan memperkenalkan secara teori teknik dasar untuk menambah wawasan anak didik kami,” pungkasnya.