Liputan6.com, Jakarta Saga penjualan Manchester United bakal segera berakhir. Kabar terbaru dari Qatar menyebut kalau keluarga Glazer akan merampungkan proses penjualan Setan Merah dalam beberapa jam lagi.
Rencana penjualan Setan Merah sebenarnya sudah diumumkan jauh-jauh hari. Calon pembeli juga sudah mengerucut kepada dua nama, yakni Sheikh Jassim Bin Hamad Al-Thani dari Qatar dan Sir Jim Ratcliffe dari Inggris. Hanya mereka yang tersisa hingga penawaran gelombang kedua.
Baca Juga
Dari kedua nama ini, Sheikh Jassim dianggap yang paling berpeluang menjadi pemilik baru MU. Tawarannya yang paling mendekati keinginan keluarga Glazer. Seperti diketahui, pemilik MU yakni keluarga Glazer masih berharap dapat pemasukan hingga 6 miliar poundsterling dari Setan Merah.
Advertisement
Sayang proses pembelian tidak kunjung berakhir. Bahkan cenderung berlarut-larut. Raine Group yang dipercaya menangani proses penjualan ini tidak kunjung mengumumkan pemenangnya.
Situasi ini ditengarai ikut mempengaruhi aktivitas MU di bursa transfer musim panas. Sang manajer Erik ten Hag yang membutuhkan tambahan amunisi ikut tersandera akibat ketidakpastian anggaran.
Suporter MU juga sudah mulai gerah. Berulang kali para pencinta Setan Merah mendesak Glazers agar melepas saham kepemilikannya. Bahkan saat peluncuran jersey baru pekan lalu, mereka turun ke jalan dan melakukan aksi di depan toko resmi MU. Fans menuntut percepatan penjualan Setan Merah.
Namun penantian panjang sepertinya bakal berakhir. Surat kabar Al Raya seperti dilansir Dailystar, menyebut kalau proses penjualan MU segera tuntas dalam beberapa jam lagi. Menurut Al Raya, keluarga Glazer telah sepakat untuk menghakhiri proses penjualan klub legendaris tersebut.
Dalam laporannya, Al Raya menyebut kalau Sheikh Jassim berpeluang besar memenangkan pembelian MU. Orang-orang dekatnya juga percaya kalau pengumuman hanya tinggal menunggu waktu saja.
Rio Ferdinand Ungkap Alasan Penjualan MU Tidak Bisa Cepat
Keluarga Glazer telah memegang kendali penuh atas MU sejak 2005 lalu. Proses ini diawali oleh mendiang Malcolm Glazer yang membeli saham mayoritas klub yang bermarkas di Stadion Old Trafford tersebut. Anak-anaknya, Avram, Bryan, Darcie, Edward, Joel dan Kevin - memiliki saham yang berbeda. Mereka juga ikut menguasai Setan Merah lewat firma investasi yang diberi nama Red Football Ltd.
Menurut mantan bek MU, Rio Ferdinand, perbedaan pendapat di antara mereka jadi penyebab molornya penjualan Setan Merah. Dia mengaku mendapat informasi itu dari sumber terpercaya di klub MU.
"Saya dapat berita dari sumber yang sangat bagus, sumber hebat saya di Manchester United,” kata Ferdinand dalam acara podcast Vibe with Five-nya.
"Segalanya berjalan cukup lancar dan berjalan di jalur yang benar, tapi kemudian jelas [mengalami benturan]. Saya pikir masalah besarnya adalah, ketika Anda berurusan dengan sekelompok orang daripada individu, itu membuat segalanya menjadi sangat rumit dan terkadang sulit," bebernya.
"Anda tidak berurusan dengan satu individu Glazers. Itulah masalah di balik layar, saya tidak ingin keluar dan mengatakannya, tetapi Anda berurusan dengan saudara kandung dalam keluarga Glazer yang ada di sana untuk membuat keputusan bersama," beber Ferdinand menambahkan.
"Saya berpikir satu orang tidak bisa membuat keputusan sendiri, jadi sangat sulit untuk mengatakan ya segera begitu saja. Ini adalah proses yang harus mereka lalui," kata Ferdinand menambahkan.
Advertisement
Penolakan Keluarga Glazer di MU Sudah Berlangsung Lama
Kepemilikan Glazer atas United telah lama dikritik. Para penggemar sudah turun ke Old Trafford pada hari-hari awal kepemilikan mereka. Tren ini terus berlanjut hari ini. Para pendukung Setan Merah secara teratur masih datang ke pertandingan dengan spanduk dan syal bertuliskan 'Glazers Out'.
Meski demikian, pergantian pemilik juga tidak melulu menenangkan fans. Sebagian juga khawatir dengan tawaran Sheikh Jassim dan prospek kepemilikan klub Eropa oleh negara berdaulat lain.
Menyusul pengambilalihan Manchester City oleh Abu Dhabi dan pembelian Newcastle United oleh Arab Saudi, keterlibatan Qatar di MU juga akan meningkatkan kekhawatiran lebih lanjut tentang meningkatnya kehadiran negara-negara dengan catatan hak asasi manusia yang buruk di Liga Inggris.