Liputan6.com, Jakarta - Global General Manager Shell Eco-marathon Norman Koch memprediksi kesuksesan wakil Indonesia pada ajang 2023 di Sirkuit Mandalika.
"Indonesia sudah merusak peta persaingan sejak kehadirannya. Seperti diketahui, juara dunia pengemudi 2016 datang dari Indonesia yakni Bumi Siliwangi," ungkapnya di depan media, Rabu (5/7/2023).
"Saya yakin tim Indonesia akan mewakili kawasan ini di Kejuaraan Dunia," sambung Koch.
Advertisement
Shell Eco-marathon 2023 berlangsung di tiga kawasan regional. Setelah seri Amerika dan Eropa bergulir, Sirkuit Mandalika mendapat kehormatan menggelar kompetisi Asia Pasifik dan Timur Tengah. Ajang teranyar diikuti 70 tim lebih dari 13 negara.
Tim-tim terbaik dari tiap kawasan kemudian berkompetisi pada Kejuaraan Dunia di Bangalore, India, Oktober mendatang. "Saya sangat menantikan hasil final Shell Eco-marathon pada Minggu untuk mengetahui pencapaian teknologi terbaru tim-tim Indonesia," kata Koch.
Pada Shell Eco-marathon 2023, para pelajar akan berkompetisi dengan kendaraan ultra-efisien yang mereka rancang dan bangun sendiri dalam dua kategori: prototype dan urban concept, untuk menempuh jarak terjauh dengan penggunaan bahan bakar yang paling efisien.
Kategori prototype ditujukan untuk kendaraan ultra-efisien, ringan, yang umumnya memiliki tiga roda dan dirancang untuk mengurangi resistensi dan memaksimalkan efisiensi. Sedangkan kategori urban concept difokuskan pada efisiensi energi dalam desain kendaraan roda empat layaknya mobil penumpang konvensional yang dirancang untuk penggunaan di jalan raya.
Peserta kemudian harus memilih salah satu dari tiga jenis bahan bakar, yakni baterai listrik, bahan bakar sel hidrogen, dan mesin pembakaran internal/internal combustion engine (bensin, etanol, atau diesel).
Pada perlombaan, setiap peserta harus melahap tiga putaran dalam waktu 30 menit. Mereka mendapat empat percobaan untuk mencatat hasil terbaik.
Peran Krusial untuk Masa Depan Energi Bersih
Peserta kemudian harus memilih salah satu dari tiga jenis bahan bakar, yakni baterai listrik, bahan bakar sel hidrogen, dan mesin pembakaran internal atau internal combustion engine (bensin, etanol, atau diesel).
“Kami percaya bahwa dengan tekad dan kerja keras, para pelajar dapat menorehkan prestasi yang luar biasa bagi negara mereka. Kompetisi ini memberikan mereka kesempatan untuk mengarahkan upaya dan kreativitas mereka untuk mendorong kemajuan teknologi di bidang kendaraan hemat energi yang memiliki peran krusial dalam masa depan energi bersih,” jelas Vice President Corporate Relations Asia Pasifik Shell Sean Winnett.
Advertisement
Shell Eco-marathon Bergulir sejak 1985
Shell Eco-marathon pertama kali dihelat secara resmi pada 1985. Kompetisi ini selanjutnya diselenggarakan secara konsisten tiap tahun di berbagai benua, mulai dari Asia, Amerika, hingga Eropa.
Ajang ini sejatinya telah menyambangi Asia sejak 2010. Kala itu, mereka menggelar perlombaan di Sepang, Malaysia. Namun, ini menjadi kali pertama Indonesia mendapat kepercayaan sebagai tuan rumah kompetisi.