Liputan6.com, Jakarta - Pangeran Fahad Al-Ahmed Al-Jaber Al-Sabah terbiasa mendapatkan yang diinginkan. Memiliki kekuasaan sejak lahir, dia juga tidak akan ragu meminta sesuatu yang terkesan mustahil.
Begitu pula ketika menjabat sebagai presiden Asosiasi Sepak Bola Kuwait. Pangeran Fahad mendesak pertandingan Piala Dunia 1982 antara Kuwait dan Prancis dibatalkan.Â
Pada turnamen yang berlangsung di Spanyol, Kuwait bertemu Prancis pada partai kedua Grup D. Prancis membutuhkan kemenangan demi menjaga kans lolos ke babak gugur usai ditaklukkan Inggris di pertandingan pertama. Sedangkan Kuwait mencari poin tambahan setelah mampu mengimbangi Cekolovakia di duel pembuka.
Advertisement
Les Bleus menunjukkan kualitas dengan meraih keunggulan besar berkat gol Bernard Genghini, Michel Platini, dan Didier Six. Kuwait kemudian memperkecil ketertinggalan melalui Abdullah Al-Buloushi, sebelum momen kontroversial terjadi.
Alain Giresse mengira sudah mempertegas dominasi Prancis lewat gol individu. Namun, saat sang bintang menggelar selebrasi, pemain Kuwait melancarkan protes ke Miroslav Stupar yang memimpin laga. Kuwait berargumen mendengar Stupar meniup peluit sehingga diam saja saat Giresse melewati mereka. Suara tersebut diduga siulan dari penonton.
Keberatan Kuwait tidak didengar sampai Pangeran Fahad turun ke lapangan. Dia mengancam akan menarik Kuwait dari turnamen jika gol tidak dibatalkan.
Stupar pada akhirnya menuruti tuntutan Pangeran Fahad. Namun, aksinya ternyata tidak membantu Kuwait. Prancis tetap mencetak gol keempat lewat Maxime Bossis di menit terakhir pertandingan.
Sedangkan karier Stupar turut terdampak. Dia tidak lagi dipercaya FIFA memimpin pertandingan Piala Dunia.
Kisah Unik Lain dari Ancaman Walkout
Protes hingga mengancam walkout sudah kerap terjadi di lapangan hijau. Kisah-kisah yang muncul pun terbilang unik.Â
Chile melakukannya ketika merasa kiper Roberto Rojas terluka akibat aksi penonton. Momen tersebut terjadi pada laga tandang krusial melawan Brasil di kualifikasi Piala Dunia 1990, 3 September 1989.
Rojas gagal mencegah usaha Careca sehingga tuan rumah unggul. Pendukung Selecao pun bergembira melihat hasil itu. Mereka mulai merayakan secara berlebihan, salah satunya melempar petasan ke lapangan. Rojas memanfaatkan situasi ini untuk mengubah keadaan. Rojas melempar diri ke tanah seakan terkena ledakan.
Dia lalu mengeluarkan silet yang disembunyikan di sarung tangan untuk menyayat dahinya sendiri. Ketika Rojas ditantu keluar, pemain Chile tidak terima melihat kondisi rekannya dan menolak bertanding. Wasit tidak punya pilihan selain menghentikan laga.
Â
Advertisement
Diganjar Hukuman Seumur Hidup
Aksi Rojas tertangkap kamera. FIFA pun turun tangan dan melarangnya merumput seumur hidup lewat keputusan yang diambil 10 hari berselang. Sanksi ini diangkat pada 2001 ketika berusia 43 tahun.
"Di usia ini, sepertinya saya tidak mungkin bermain lagi. Setidaknya pengampunan ini membersihkan jiwa saya," ungkapnya, dilansir Guardian.
Chile ikut terkena getah dan dilarang mengikuti Piala Dunia 1994. Sementara Sergio Stoppel (Presiden Asosiasi Sepak Bola Chile), Orlando Aravena (pelatih timnas), Fernando Astengo (pemain), dan Daniel Rodriguez (dokter timnas) mendapat hukuman atas peran masing-masing.