Liputan6.com, Jakarta - Keruntuhan menimpa Blackburn Rovers dan Leicester City. Sempat menduduki takhta tertinggi Inggris, keduanya bakal bersaing di kasta kedua pada 2023/2024.
Pertemuan pertama berlangsung di Ewood Park, 30 September mendatang. Blackburn Rovers dan Leicester saling sikut di level bawah usai meski pernah menjadi raja dalam 29 tahun terakhir.
Blackburn Rovers merebut gelar pada 1994/1995. Namun, mereka turun tingkat selepas 1998/1999. Meski sempat kembali berkiprah di Premier League pada 2001/2002-2011/2012, mereka kembali gagal bersaing di ajang tertinggi. The Rovers bahkan sempat terdegradasi ke League One alias Divisi III pada 2017/2018.
Advertisement
Seperti Blackburn Rovers, Leicester City juga melampaui ekspektasi ketika menjadi juara pada 2015/2016.
Setelahnya mereka masih mampu bersaing dan memenangkan Piala FA 2020/2021. Namun, The Foxes mengalami penurunan drastis musim sampai akhirnya terjerembab ke Championship.
Kerap Terjadi di Inggris, Bukanlah Rekor Terpendek
Durasi 29 tahun Blackburn dan Leicester yang mempertemukan mantan juara di Divisi II bukanlah rekor. Jangankan dunia, mantan penguasa Inggris lainnya juga sudah berkali-kali menjalaninya dalam kurun lebih pendek.
Ada 18 tahun yang memisahkan Sheffield Wednesday (1903/1904) dan Manchester United (1911/1912) pada 1921/1922.
Lalu pertemuan berjarak sembilan tahun Sheffield Wednesday (1929/1930) dan Manchester City (1936/1937) di 1938/1939. Jarak sama menghadirkan duel Leeds United (1973/1974) dan Derby County (1974/1975) musim 1982/1983.
Namun, sejarah mencatat laga Wolverhampton Wanderers (1958/1959) dan Ipswich Town (1961/1962) pada 1965/1966 atau tujuh musim sebagai jarak tersingkat di antara eks pemenang kasta tertinggi di level kedua kompetisi.
Advertisement
2 Juara Liga Finlandia Beruntun Terdegradasi Semusim usai Bertakhta
Namun, ternyata ada yang durasinya lebih pendek lagi. Fenomena itu terjadi di Finlandia pada 1997.
Tampereen Pallo-Veikot menjuarai Liga Finlandia pada 1994. Namun, mereka terdegradasi setahun berselang. Di musim tersebut, FC Haka yang bertakhta di Finlandia. Ironisnya, mereka merasakan nasib serupa tahun 1996.
Jadilah dua klub yang baru saja menjadi raja Finlandia bermain di kasta kedua pada 1997. FC Haka keluar sebagai penguasa divisi dan kembali ke kasta tertinggi setahun berselang.
Sementara Tampereen Pallo-Veikot baru menyusul pada 1999 setelah menghabiskan tiga musim di Divisi II.