Liputan6.com, Jakarta - Timnas voli putra Indonesia kembali memulai pelantas untuk Asian Games 2023. Skuad asuhan Jeff Jiang ini sudah berlatih di Padepokan Voli Jenderal Polisi Kunarto, Sentul, Bogor, Jawa Barat, sejak Jumat (4/8) lalu.
Selain untuk Asian Games 2023, pelatnas ini juga sebagai persiapan menghadapi Asian Men's Volleyball Champions yang dihelat di Iran, 19 sampai 26 Agustus. "Secara resmi Nizar, Yuda (Mardiansyah Putra), dan Luvi (Febrian Nugraha) sudah kita pulangkan," kata Wakil Kepala Bidang Binpres PP PBVSI Loudry Maspaitella di Jakarta
Ia menjelaskan keputusan memulangkan Nizar untuk regenerasi, terutama di posisi setter. "Kita punya empat toser, Alvin Daniel, Nizar, Dio (Zulfikri), dan Jasen (Natanael Kilanta). Kita tidak bisa menyangkal Nizar dan Dio adalah toser terbaik yang kita miliki," ucap Loudry.
Advertisement
"Yang jadi masalah adalah di dua tahun kemudian. Apakah bisa menjamin Nizar dan Dio performanya sama seperti saat ini. Itu pertanyaan. Kita sebagai insan voli berdoa mereka tetap stabil, artinya dua kali Proliga 2024 dan 2025 performanya tetap bagus."
"Tetapi, kita harus siapkan pelapisnya. Kalau pelapisnya tidak ada jam terbang, sementara SEA Games (Thailand, 2025) kita punya target juara, susah. Itu saja pertimbangannya" papar Loudry melanjutkan.
"Sementara di Asian Games (Hangzhou, 2023), dengan segala hormat, bukan bermaksud meremehkan perjuangannya, pemain terbaik yang kita tampilkan pun tidak akan dapat medali. Logikasnya realistis saja."
Karena pertimbangan itu, PBVSI memilih pemain yang lebih muda. "Kalau kualitas, toser satu dua itu Nizar sama Dio tidak tergantikan. Tetapi, kita pertimbangannya jangka panjang. Kecuali kita punya U21 yang berkompetisi di internasional. Kita kan tidak punya," ucap mantan toser timnas voli putra Indonesia.
Nizar Zulfikar Menerima Keputusan PBVSI
Saat ditanya apakah keputusan memulangkan Nizar Zulfikar terkait attitude. Sebelumnya, Liputan6.com mendengar kabar toser yang akan berusia 29 tahun pada 12 September nanti sempat dicoret saat timnas voli putra Indonesia akan berlaga di AVC Challenge Cup di Taiwan, 8-16 Juli lalu.
"Bukan, lebih regenerasi dan Nizar menerima itu. Pada saat kita jelasin, dia menerima," kata Loudry.
Ia mengakui keputusan untuk memulangkan Nizar tidak populer. "Memang tidak populer, tetapi harus," ucap Lourdy.
Selama ini, lanjutnya, hasil merebut medali emas di SEA Games tiga kali berturut-turut telah membius timnas voli putra Indonesia. "Tim kita kuat, tidak kalah. Tiba-tiba ketika AVC, kita sudah mulai goyang. Kalau tim terbaik saja masih bisa goyang, bahaya ini," tutur Loudry.
Karena itu, PBVSI memberi kesempatan kepada para pemain muda untuk regenerasi timnas voli putra Indonesia. "Tim pelapis ada, tapi kalo tidak dibekali jam terbang, berat juga. Apalagi, SEA Games tuan rumah Thailand. Tekanan ada, pressure ada," paparnya.
Advertisement
Alasan Yudha dan Luvi Dipulangkan dari Timnas Voli Putra Indonesia
Loudry Maspaitella juga menjelaskan keputusan PBVSI memulangkan Luvi Febrian Nugraha dan Yuda Mardiansyah Putra. Sebelumnya keputusan Luvi dipanggil masuk timnas voli putra Indonesia karena usulan dari pengurus PBVSI meski sempat menjadi pertanyaan pelatih Jeff Jiang.
"Namanya dimasukkan pengurus, khususnya pak sekjen setelah main di liga timur tengah (klub Hatta, Dubai). Tolong masukin, minimal kita menghargai pemain-pemain yang main di luar neger. Jangan sampai pemain-pemain yang main di luar tidak masuk pelatnas, akhirnya kita panggil," papar Loudry.
"Setelah diujicobakan punya prospek, cuma masalah dia itu open spike. Untuk posisi open spike kita lagi oversupply ada Doni, Farhan, Fahri, Boy, dan Angga."
Sementara untuk Yudha, Lourdy menjelaskan ingin menyisipkan middleblocker muda. "Kita pilih anak muda, siapa yang bisa. Komposisinya ingin dua muda, dua senior," ujar Loudry.
"Kalau Yudha bagus di Proliga, kita tidak kaget karena dia memang masih bagus. Cuma pertimbangannya jangka panjang," pungkas Loudry.
Saat ini, di posisi middle blocker timnas Indonesia ada Hernanda Zulfi, Hendra Kurniawan, Malizi, dan Cep Indra.