Liputan6.com, Jakarta- Polemik terkait pemanggilan pemain ke Timnas Indonesia U-23 menjadi isu hangat di tanah air dalam sepekan terakhir. Pelatih Shin Tae-yong tak bisa menggunakan beberapa pemain penting di Piala AFF U-23 2023 karena klubnya tidak melepas.
Dua pemain kunci yang tak bisa dipakai STY di Thailand adalah Rizky Ridho (Persija Jakarta) dan Dzaky Asraf (PSM Makassar). Keduanya tidak dilepas pelatih Persija Thomas Doll dan arsitek PSM Bernardo Tavares karena klub sedang sibuk bersaing di BRI Liga 1 2023/2024.
Baca Juga
Terkait para pelatih yang tidak mau lepas pemain membela timnas Indonesia, pengamat bola Effendi Gazali angkat suara. Menurutnya, masalah ini memang harus tuntas dimusyawarahkan. "Setuju juga untuk dibuat aturan yang mengikat setelah adanya musyawarah," tutur Effendi di Jakarta (17/8/2023).
Advertisement
Menurut Effendi, hal ini pas betul dengan momentum HUT Republik Indonesia ke-78. "Apa tujuan kemerdekaan RI? Ya meletakkan kepentingan nasional di atas semua kepentingan pribadi atau kelompok. Dan saya yakin seluruh putra-putri terbaik bangsa pasti selalu bangga menambah caps untuk membela timnas di lapangan hijau. Pada sisi tertentu, sepak bola termasuk salah satu olahraga pemersatu bangsa, bersama dengan badminton dan aneka olahraga lain. Bayangkan kegembiraan dan persatuan bangsa ketika kita kembali mendapat medali emas SEA Games, setelah 32 tahun pulang dengan tangan hampa," ujar Effendi.
Pada saat yang sama Effendi, yang menjadi wartawan olahraga di tahun 1980-an hingga 1990-an ini, menekankan pentingnya menyadari tanggungjawab dan kewajiban berbagai pihak.
Solusi Masalah Pemanggilan Pemain
"Jangan hanya pelatih asing yang ditekan. Semua pihak perlu merenung kenapa terjadi fenomena ini? Pertama, tentu sumber-sumber pemain timnas harus dari semua level liga. Maka bukan hanya Liga 1 yang harus maju! Semua level liga harus diperlakukan adil dan didukung."
"Kedua, penyelenggara berbagai turnamen ASEAN itu, harus selalu berdiskusi serius dengan memperhatikan jadwal internasional. Di Asean kan ada turnamen AFF, SEA Games, Liga Champion Asia, Piala Asia, Piala Dunia, dan babak penyisihan-penyisihannya dsb. Ya sedapat mungkin disesuaikan agar jangan juga terus-menerus ada turnamen yang di sisi lain bisa merugikan klub. Para pelatih kan dituntut mencapai target prestasi tertentu. Bisa juga ada kegiatan Asia Tenggara yang formatnya disesuaikan menjadi rangkaian beberapa pertandingan, di sela-sela jeda internasional, lalu ada finalnya."
Advertisement
Untuk Kebaikan Timnas Indonesia
Secara umum Effendi menyambut adanya aturan wajib melepas pemain ke timnas Indonesia. Menurutnya, kita masih amat membutuhkan pengalaman bertanding internasional bagi para pemain yang berpotensi menjadi skuad timnas Indonesia
"Pada tataran mikro, akan menyakitkan juga melihat Vietnam dan tuan rumah Thailand di AFF U-23 tahun ini misalnya, barangkali akan sedikit mudah balas dendam kekalahannya di SEA Games, hanya karena absennya banyak pemain timnas yang tidak dilepas para pelatih," imbuh Effendi.