Liputan6.com, Jakarta - Bola Ganjil pernah menceritakan kisah Denis Law. Pada periode pertama bersama Manchester City, sosok asal Skotlandia tersebut menunjukkan ketajaman pada 28 Januari 1961 ketika menghadapi Luton Town pada babak keempat Piala FA.
Saat itu The Citizens hanya berstatus tim papan tengah. Namun, mereka tetap diunggulkan mengingat Luton Town berkompetisi satu kasta di bawah.
Tim tamu pun membuktikan prediksi tersebut tidak salah alamat. Mereka memimpin 6-2 hingga laga berusia 69 menit. Hebatnya lagi, seluruh gol tersebut dicetak Law.
Advertisement
Sayang keunggulan tersebut tidak berarti apa-apa. Wasit Ken Tuck memutuskan menghentikan laga karena hujan terlalu lebat.
Otoritas pun mengatur ulang jadwal duel beberapa hari berselang. Entah apa alasannya, laga tidak melanjutkan 21 menit tersisa. Penyelenggara memutuskan partai ulangan dimulai dari menit pertama.
Law kembali membuktikan produktivitas dengan menyumbang gol bagi Man City. Masalahnya, dia kali ini cuma bisa sekali merobek gawang lawan. Sedangkan Luton Town bisa mencetak tiga gol untuk meraih kemenangan.
“TIdak setiap hari saya bisa mencetak enam gol di satu pertandingan. Saya tidak pernah melakukannya lagi. Capaian tertinggi saya selanjutnya adalah empat gol. Saya membuatnya beberapa kali,” ungkap Law dilansir situs resmi Man City.
“Saat itu saya tidak terlalu memikirkannya. Saya masih muda dan menganggapnya bukan masalah, sebab yakin bisa mengalahkan mereka lagi.”
“Memang tidak ditakdirkan. Lucunya, kondisi lapangan saat partai ulang lebih buruk saat laga pertama digelar,” papar Law.
Pencetak Gol Terbanyak di 1 Pertandingan
Tidak seperti Law, sejumlah nama sukses membukukan rekor sebagai pencetak gol terbanyak dalam satu pertandingan. Mascarenhas, Lothar Emmerich, Kiril Milanov, Eldar Hadzimehmedoviz, dan Julian Álvarez masing-masing merobek gawang lawan enam kali dalam 90 menit pada pentas regional.
Joe Payne memegang rekor di kompetisi Inggris kala membuat 10 gol bagi Luton Town, 13 April 1936. Kontribusinya membantu tim menang atas Bristol Rovers 12-0.
Selain itu, ada beberapa sosok lain yang mencolok. Gyula Zsengeller mampu mencetak 12 gol di Liga Kolombia. Sedangkan Laszlo Raffinsky (Rumania) dan Dada Maravilha (Brasil) masing-masing melesakkan 10 gol.
Dari abad 19, sejarah mencatat Jocky Petrie mencetak 13 gol saat Arbroath menghancurkan Bon Accord 36-0 di Piala Skotlandia 1885/1886.
Advertisement
Juga Cetak 11 Assist untuk Bantu Tim Menang 25-0
Dari nomor putri, Malika-e-Noor layak diceritakan. Dia membuat 14 gol saat Young Rising Stars mencukur Margala 25-0 pada Liga Putri Pakistan, September 2011.
Tidak hanya itu, Noor juga menghasilkan 11 assist pada partai tersebut. Artinya, dia terlibat dari seluruh gol yang tercipta.