Liputan6.com, Jakarta - Dalam arena sepak bola, di mana legenda dibentuk dan para juara lahir, ada suatu rahasia gelap yang mengancam hakikat dari permainan yang memukau ini.
Meskipun kita merayakan prestasi luar biasa para bintang sepak bola kita, ada saat-saat di mana penampilan mereka secara artifisial ditingkatkan oleh kekuatan yang gelap: doping dalam sepak bola.Â
Baca Juga
Pesepakbola adalah atlet elit yang mendorong tubuh mereka hingga batasnya demi mengejar kesempurnaan di lapangan. Persaingan sangat ketat, dan margin kesuksesan sangat tipis. Dalam lingkungan yang berisiko tinggi ini, godaan untuk menggunakan zat-zat yang dapat meningkatkan kinerja dapat menjadi hal yang sangat berat bagi sebagian pemain.
Advertisement
Doping memberikan jalan pintas untuk mencapai atribut fisik yang dibutuhkan untuk sukses dalam sepak bola. Ini dapat meningkatkan kekuatan, kecepatan, daya tahan, dan waktu pemulihan, memungkinkan pemain untuk mempertahankan performa puncak sepanjang pertandingan.
Baru-baru ini, pemain bintang Juventus, Paul Pogba, kembali menjadi berita utama karena laporanyang menyatakan ia gagal dalam tes narkoba.
Dikutip dari Mirror, dikabarkan bahwa pemain internasional Prancis itu dinyatakan positif doping setelah kemenangan 2-0 Juventus melawan Udinese di Serie A pada 20 Agustus.
Â
Dalam artikel kali ini, Liputan6.com akan mengungkap 5 pemain lainnya yang terkena sanksi doping.
Diego Maradona
Banyak penggemar sepak bola di seluruh dunia pasti akrab dengan kisah kontroversial yang melibatkan Diego Maradona.
Hingga saat ini, Maradona diakui sebagai salah satu pesepakbola terhebat dalam sejarah permainan ini. Namun, karirnya juga terkenal dengan beberapa insiden kontroversial di luar lapangan, termasuk permasalahan narkoba yang melibatkan legenda sepak bola tersebut.
Pada tahun 1991, saat masih bermain untuk Napoli, Maradona mendapat larangan bermain selama 15 bulan setelah dinyatakan positif menggunakan kokain.
Â
Advertisement
Pep Guardiola
Pep Guardiola dikenal sebagai pelatih bertangan midas. Setiap klub yang dipegangnya moncer. Bergelimang trofi. Dari Barcelona hingga Manchester City dibuatnya bertabur gelar juara.Â
Namun di balik kecerdasannya sebagai pelatih, Pep ternyata punya celah gelap di lembaran masa lalunya. Ya, pelatih elegan ini ternyata pernah tersangkut dengan kasus doping yang diharamkan di olahraga.Â
Sebelum terkenal menjadi salah satu pelatih terbaik di dunia sepakbola, Pep Guardiola memiliki karir bermain yang cemerlang sebagai gelandang.
Ketika bermain, manajer berusia 52 tahun dari Manchester City ini dikenal sebagai gelandang yang sangat memukau dengan visinya yang brilian, keterampilan kontrol bola yang luar biasa, serta kemampuan membaca permainan yang istimewa.
Namun, pada tahun 2001, Guardiola dilaporkan mengalami kegagalan dalam tes narkoba, dan zat terlarang nandrolone terdeteksi dalam aliran darahnya.
Kolo Toure
Pada bulan Mei 2011, selama masa bermainnya bersama Manchester City, Kokô Toure menghadapi skorsing selama enam bulan dari FA akibat hasil positif dalam tes narkoba yang melibatkan zat terlarang.
Mantan pesepakbola Pantai Gading berusia 42 tahun yang sebelumnya bermain untuk Arsenal dan Liverpool, kemudian mengakui bahwa dia pernah mengonsumsi pil diet yang dimiliki oleh istrinya.
Sebagai akibat dari hasil tes narkoba positif tersebut, dia dikenakan hukuman skorsing selama enam bulan, yang berlaku surut sejak bulan Maret.
Advertisement
Adrian Mutu
Adrian Mutu bergabung dengan Chelsea pada tahun 2003 dengan antusiasme yang besar dari penggemar The Blues dan mencetak 10 gol dalam 27 pertandingan awalnya. Namun, setelah menyelesaikan musim pertamanya di klub tersebut, ia terlibat dalam berbagai kontroversi.
Mutu terlibat dalam sejumlah perselisihan dengan manajer Chelsea saat itu, yaitu Jose Mourinho, dan kontraknya akhirnya diakhiri setelah ia gagal dalam tes narkoba.
Mutu dinyatakan positif mengonsumsi kokain, dan tidak ada jalan kembali karena akibatnya ia dijatuhi hukuman larangan bermain selama tujuh bulan.
Edgar Davids
Edgar Davids dikenal secara luas sebagai salah satu gelandang terbaik pada masa generasinya. Davids menunjukkan penampilan tangguh di lini tengah dan hingga saat ini tetap menjadi salah satu gelandang yang paling dinamis di dunia.
Ia merupakan bagian dari tim Juventus yang meraih tiga gelar Serie A di antara tahun 1998 dan 2003. Davids juga meraih gelar Liga Champions bersama Ajax pada musim 1994-95.
Namun, pada tahun 2001, ketika ia masih bermain untuk Juventus, ia dinyatakan positif menggunakan nandrolone, yaitu steroid anabolik yang dilarang. Sebagai akibatnya, ia diberi hukuman larangan bermain selama empat bulan karena kasus doping, meskipun ia tetap membantah telah mengonsumsi zat tersebut.
Advertisement