Liputan6.com, Jakarta - Dalam lingkaran sepak bola profesional, relasi antara manajer dan pemain sering menjadi faktor krusial dalam prestasi sebuah tim. Keadaannya tidak selamanya harmonis, dan kadang-kadang, konflik muncul di antara dua unsur utama dalam sebuah tim.
Akhir-akhir ini, Manchester United sedang menjadi sorotan karena kontroversi yang melibatkan Jadon Sancho dan pelatih Erik Ten Hag.
Baca Juga
Ketegangan muncul setelah Sancho mengungkapkan melalui media sosial bahwa Ten Hag telah memberikan pernyataan yang tidak akurat terkait alasan ketidakhadirannya dalam skuad, dengan menuduh bahwa pemain internasional Inggris ini absen karena performa buruk pada latihan, sementara menurutnya itu tidak benar.
Advertisement
Pemain yang berusia 24 tahun ini kini dihukum dan absen dalam sembilan pertandingan terakhir MU, termasuk dalam duel terbaru melawan Sheffield United. Ten Hag memilih untuk menjauhkan Sancho dari ruang ganti tim utama sebelum menerima permintaan maaf secara resmi dari pemain tersebut.
Perselisihan antara pemain dan manajer adalah situasi yang tidak jarang terjadi dalam lingkungan sepak bola. Terdapat beragam faktor yang melatarbelakangi munculnya ketidaksepakatan di antara keduanya.Â
Dalam artikel ini, Liputan6.com akan memaparkan lima pemain sepak bola yang pernah bertengkar dengan manajer klub. Simak halaman berikut!
Kepa Arrizabalaga dan Maurizio Sarri (Chelsea)
Sempat bikin heboh pada masanya, Kepa Arrizabalaga, kiper Chelsea saat itu, dengan tegas menolak untuk tunduk pada keputusan manajer menggantikannya dalam pertandingan final Carabao Cup 2019 melawan Manchester City.
Situasi ini terjadi karena adanya ketidakpahaman. Sarri berkeinginan untuk menggantikan Kepa dengan Willy Caballero pada menit-menit terakhir perpanjangan waktu melawan Manchester City, dengan mempertimbangkan adu penalti berikutnya.
Akan tetapi, Kepa mempersepsikan bahwa penggantian itu disebabkan oleh cedera yang menurutnya tidak begitu serius sehingga memerlukan penggantian. Sayangnya, hal ini berujung pada kekalahan Chelsea dalam pertandingan tersebut.
Advertisement
Jose Mourinho dan Paul Pogba (Manchester United)
Jose Mourinho, sering dijuluki sebagai 'The Special One', adalah seorang individu yang cenderung tidak menghindari konflik. Namun, pada tahun 2018, dia berada dalam posisi yang sebaliknya.
Pogba merasa kesal karena Manchester United hanya bermain bertahan melawan Watford, bukan menyerang, saat bertanding di Old Trafford.
Pelatih asal Portugal itu tentu tidak menyukai komentar oleh Pogba dan mengambil langkah untuk mencopotnya dari jabatan wakil kapten klub.
Carlos Tevez dan Roberto Mancini (Manchester City)
Reputasi Carlos Tevez sempat tercoreng saat ia terlibat dalam sebuah konflik dengan manajer Manchester City saat itu, Roberto Mancini, selama musim 2011/2012.
Ketika dia merasa tidak puas dengan peran yang diberikan kepadanya di skuad The Cityzens, Tevez mencuatkan kontroversi dengan menolak untuk masuk sebagai pemain pengganti dalam pertandingan Liga Champions melawan Bayern Munchen. Tindakan ini memicu kemarahan Mancini dan membuat pendukung Manchester City geram.
Akhirnya, kedua individu tersebut berhasil meresapi ketegangan dan mencapai penyelesaian, dan Tevez akan melanjutkan karirnya di City selama satu musim tambahan sebelum akhirnya berpisah dan menandatangani kontrak dengan Juventus pada tahun 2013. Â
Advertisement
David Beckham dan Sir Alex Ferguson (Manchester United)
Konflik antara Sir Alex Ferguson dan David Beckham disebut sebagai faktor utama di balik kepindahan gelandang asal Inggris tersebut ke Real Madrid pada tahun 2003.
Ferguson sangat merasa tidak puas dengan perilaku Beckham secara keseluruhan saat di klub, dan keduanya sering terlibat dalam konfrontasi di ruang ganti. Terdapat insiden di mana Ferguson secara terkenal melempar sepatu ke arah Beckham, yang mengenai matanya dan menjadi sorotan utama di seluruh Inggris.
Saat ini, kedua individu tersebut telah berdamai, dan Beckham sendiri mengakui bahwa dia bertindak kurang bijaksana pada masa itu karena usianya yang masih muda.Â
Zlatan Ibrahimovic dan Pep Guardiola (Barcelona)
Zlatan Ibrahimovic pernah bekerja sama dengan Pep Guardiola selama satu musim di Barcelona pada musim 2009/2010. Namun, masa tersebut ternyata penuh konflik karena perselisihan antara Zlatan Ibrahimovic dan pelatih asal Spanyol itu.
Pemain bintang dari Swedia merasa tidak mendapatkan cukup kesempatan bermain di bawah kepemimpinan pelatih Catalan tersebut. Setelah Barcelona tersingkir dari semifinal Liga Champions oleh Inter Milan pada tahun 2010, Ibrahimovic mengungkapkan bahwa ada ketegangan di ruang ganti yang membuatnya memutuskan untuk meninggalkan klub.
Dalam situasi di mana ia merasa diabaikan oleh pelatihnya, ia memutuskan untuk bergabung dengan AC Milan setahun setelahnya.
Advertisement