Ada Tangan Dingin Eks Petinggi Klub Liga 2 di Balik Keberhasilan Thorrad Tembus ke FFWS 2023

"Kebetulan memang ada satu tim yang pada saat itu memerlukan support karena mau ditutup. Saya bilang, sayang sekali ini bakat-bakatnya mereka sangat bagus," ujar Esti menceritakan kisah akuisisi Tim Thorrad. 

"Jadi saya minta izin suami dan suami juga kebetulan support, ayo katanya kita akuisisi. Setelah 6 bulan kita coba perbaiki, saya bilang suksesnya kita jalankan terus, apa yang sudah benar kita jalankan terus."

"Kalau ada yang kurang-kurang tolong bicara dengan saya. Mereka (tim) terbuka dengan segala masalah yang ada, dengan solusi, dan akhirnya kita juara Alhamdulillah," kata dia menambahkan.

Kendati sudah berhasil meraih kejayaan bersama Thorrad, Esti menegaskan fokus utamanya selama menangani klub olahraga—tak terkecuali esports—bukanlah memetik kemenangan. Ia menilai proses pembangunan tim menjadi faktor yang lebih menarik saat memimpin skuad. 

"Saya selalu ingin meng-create sebuah kesadaran bahwa kalau namanya olahraga itu bukan melulu tentang menang. Ini selalu jadi misi saya. Sepak bola atau olahraga yang lain dan esports itu bukan tentang kemenangan. Menang itu bonus," tutur Esti. 

"Alhamdulillah kita bisa menang, tetapi proses di situ kan harus benar dong. Bagaimana cara menangnya, bagaimana resepnya, bagaimana uji cobanya, apa yang salah kita perbaiki. Itu yang saya senang sebenarnya, prosesnya." 

"Kalau sudah menang kan kita cuma (harus berpikir) what's next. Kita punya (kompetisi) di Bangkok ya, mudah-mudahan kita bisa bawa pulang World Series Trophy, itu akan menjadi kebanggaan buat semua pemain free fire yang mungkin sekarang ini sedang teraspirasi untuk jadi pemain pro," pungkas Esti.

Sekadar informasi, Tim Thorrad terdiri dari enam pemain, yaitu Darkol (Said Khairiza Aditya) sebagai kapten tim, Davidd (David Agustino Jaya), Lozzy (Fauzan Putra Anesti), North (Berlin Chandra Marcianata), Uway (Muhammad Pahresa), dan Ikal (Muhammad Fikry Haikal).

Tim ini juga diperkuat oleh Fluxys (Aditia Maulana) sebagai pelatih, Manted (Salman Alfa Risiy) sebagai analis, dan Alan (Alanuari Putra Wicaksono) sebagai manager.