Liputan6.com, Jakarta - Atlet angkat besi Indonesia Lisa Rumbewas meninggal dunia di usia 43 tahun pada 14 Januari 2024. Ia tutup usia di RSUD Jayapura sekitar pukul 03.00 WIT setelah sebelumnya sempat menjalani perawatan.
Kabar meninggalnya Lisa Rumbewas menjadi dukacita besar buat dunia olahraga Indonesia. Pasalnya, mantan atlet kelahiran 10 September 1980 itu merupakan salah satu pionir angkat besi yang pernah menyumbangkan 3 medali Olimpiade bagi Merah Putih.
Hingga kini di level internasional, belum ada lifter putri yang sanggup menyamai rekor dua perak Olimpiade milik Lisa. Atlet kebanggaan asal Papua pernah menyabet predikat runner-up Olimpiade 2000 Sydney dan edisi 2004 Athena.
Advertisement
Ia lantas dinobatkan sebagai peraih medali perunggu Olimpiade Beijing 2008 usai atlet asal Belarusia, Nastassia Novikava kedapatan menggunakan doping turinabol dan stanozol, yang membuat medalinya dicabut.
Sayangnya, di balik kemilau layar prestasi Lisa dalam kompetisi Olimpiade, penggawa angkat besi putri kebanggaan Merah Putih rupanya mengidap epilepsi.
Penyakit itu bahkan sempat membuatnya tak sadarkan diri kala menerima medali Olimpiade Beijing dari Erick Thohir yang dulunya menjabat sebagai Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI).
Sempat Pingsan saat Terima Medali Olimpiade 2008
Sebagai informasi, penyerahan medali perunggu cabor angkat besi Olimpiade 2008 kepada Lisa Rumbewas dilakukan di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta, pada Minggu 3 Desember 2017 silam.
Erick Thohir yang ketika itu menjabat sebagai Ketum KOI berperan mengalungkan langsung medali kepada sang atlet. Akan tetapi, Lisa mendadak tak sadarkan diri di atas panggung sesaat setelah pengalungan medali.
Alhasil Lisa langsung digotong ke pinggir panggung untuk ditenangkan. Sementara itu ibundanya, Ida Korea, mewakili sang anak untuk menerima apresiasi simbolis dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Advertisement
Perubahan Emosi Picu Kambuhnya Epilepsi
Menurut penuturan ibu Lisa kala itu, perubahan emosi mendadak yang dilamai sang putri meman berpotensi membuat epilepsinya kambuh. Hal serupa juga diklaim pernah terjadi saat Olimpiade 2004 di Athena.
"Terima kasih. Lisa tadi tidak bisa menahan emosinya karena tidak menyangka bisa mendapat medali ini. Kalau perubahan emosi mendadak epilepsinya kambuh," tutur Ida, sebagaimana dilansir dari laporan Liputan6.com pada 4 Desember 2017.
"Waktu di Athena (Olimpiade 2004) dia (Lisa Rumbewas) juga setelah bertanding seperti ini," sambung ibu Lisa yang juga dikenal sebagai atlet angkat besi.
Lisa Rumbewas Juga Alami Sakit Lutut
Selain epilepsi, Lisa Rumbewas juga mengidap sakit lutut. Hal itulah yang membuat Pekan Olahraga Nasional (PON) 2012 Riau menjadi ajang multievent terakhir yang diikuti Lisa. Mulai dari situ, sang lifter mengeluhkan rasa sakit di lututnya.
"Sejak PON Riau lutut saya sakit. Kalau begini saya sudah tidak bisa meneruskan lagi kan," tutur Lisa kepada Liputan6.com di sela-sela acara Festival Ikon Indonesia, Senin (21/8/2017).
"Tiga tahun terakhir juga menderita epilepsi. Saya tidak tahu sampai dokter yang bilang saat periksa," tambahnya kala itu.
Advertisement