Sukses

Pemain Israel Ditangkap Polisi Usai Dedikasikan Gol di Liga Turki untuk Korban Penculikan Hamas

Pemain Israel, Sagiv Jehezkel mencetak gol saat Antalyaspor imbang 1-1 lawan Trabzonspor di Liga Super Turki, Minggu (14/1/2024).

Liputan6.com, Jakarta Pemain sepak bola asal Israel, Sagiv Jehezkel ditangkap polisi Turki. Dia juga dipecat klubnya, Antalyaspor usai mendedikasikan golnya untuk korban penculikan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu.

Jehezkel seperti dilansir dari dailymail.co.uk, mencetak gol saat Antalyaspor imbang 1-1 lawan Trabzonspor di Liga Super Turki, Minggu (14/1/2024). Pemain berusia 28 tahun itu kemudian berlari ke depan kamera sembari menunjukkan sebuah tulisan yang terdapat pada kain yang melilit tangannya.

Catatan yang ditaruh di sebelah gambar Bintang Daud itu bertuliskan '100 days, 7.10' atau '100 hari, 7.10' yang merupakan simbol terhadap peringatan 100 hari penyerangan dan penculikan yang dilakukan Hamas terhadap warga Israel, tahun lalu. Serangan tersebut telah memicu penyerangan membabi-buta tentara Israel terhadap jalur Gaza yang hingga saat ini telah menewaskan ribuan warga Palestina.

Polisi menangkap Jehezkel untuk dimintai keterangan pada Senin (15/1/2023). Menteri kehakiman Turki, Yilmac Tunc, berkata kalau jaksa menyelidiki Jehezkel atas tuduhan menghasut orang untuk saling membenci dan bermusuhan. Hal itu disampaikan Tunc lewat akun media sosial X miliknya. 

Jehezkel telah dibebaskan untuk menunggu persidangan lebih lanjut. Dan menurut media Israel, pria kelahiran Rizhon itu akan dijemput dengan jet pribadi bersama dengan keluarganya.

Sementara itu, media Turki melaporkan, kalau pemilik klub Antalyaspor, Sinan Boztepe juga telah memecat Jehezkel."Nilai nasionalisme kami berada di atas segalanya. Tidak perduli seberapa banyak yang dibawa pemain itu kepada klub. Kami akan memutuskan kontraknya," kata Boztepe menegaskan.

 

2 dari 3 halaman

Sagiv Jehezkel Tidak Menyesali Perbuatannya

Di sisi lain, media Israel melaporkan kalau Jehezkel sama sekali tidak menyesali perbuatannya. "Itu adalah gesture untuk tawanan Israel yang ada di Gaza, sebuah gerakan kemanusiaan," kata Jehezkel.

"Penting bagi saya untuk menunjukkan bahwa mereka telah ditangkap selama 100 hari. Saya tidak ingin memprovokasi siapa pun. Saya tahu perasaan orang Turki, itu hanya isyarat. Saya hanya menulis angka 100 dan melambangkan setengah hati dengan tangan saya," beber Jehezkel. 

"Ini seharusnya tidak menghasut siapa pun. Sebaliknya, hal itu harus membangkitkan empati bagi orang-orang yang sudah lama terjebak di sana," mantan pemain Maccabi Tel Aviv itu menambahkan.

Militan Hamas seperti diketahui telah menyerah pemukiman warga Israel pada tanggal 7 Oktober 2023. Penyerbuan ini menewaskan lebih dari 1000 orang dan 240 lainnya diculik. Militer Israel kemudian membalas aksi ini dengen menggempur markas-markas Hamaz di sepanjang jalur Gaza. 

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan jumlah korban tewas akibat serangan balasan ini hampir mencapai 24.000 orang, dan lebih dari 60.000 orang lainnya terluka.

 

3 dari 3 halaman

Turki Sangat Mengutuk Serangan Israel ke Jalur Gaza

Sebagian korban penculikan sudah kembali ke negaranya. Minggu lalu jadi peringatan 100 hari insiden berdarah itu. Acara diwarnai dengan unjuk rasa di Israel dan di beberapa tempat lainnya.

Turki sendiri merupakan salah satu negara yang paling keras pengkritik keras perang Israel di Gaza. Bahkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada tanggal 1 Januari bahwa apa yang dilakukan Israel terhadap Jalur Gaza 'tidak kalah dengan apa yang dilakukan Hitler.'

Di minggu-minggu setelah serangan darat dan udara Israel terhadap Jalur Gaza, Erdogan kian mengutuk aksi Israel sebagai 'genosida', dan menggambarkan Hamas sebagai 'pejuang kemerdekaan.'