Liputan6.com, Jakarta Manchester United tengah menghadapi kemunduran musim ini. Skuad racikan Erik ten Hag terkunci di peringkat 6 klasemen sementara Liga Inggris lantaran cuma mampu mengumpulkan 41 poin dari 24 pertandingan.
Bruno Fernandes dan kawan-kawan telah kehilangan peluang mempertahankan gelar Carabao Cup usai disingkirkan Newcastle United di babak 16 besar November lalu. Sementara itu dalam kompetisi Liga Champions, MU sama sekali tak berhasil menyentuh fase knock-out.
Baca Juga
Pemain, pelatih, hingga pemilik klub kompak menerima kritikan akibat buruknya performa Manchester United musim ini. Akan tetapi, Erik ten Hag selaku juru taktik klub malah menilai ada faktor lain yang menyebab terjadinya kemunduran dalam penampilan MU.
Advertisement
Eks manajer Ajax Amsterdam menilai aturan Financial Fair Play (FFP)-lah yang layak disalahkan atas situasi ini. Menurutnya regulasi tersebut telah memengaruhi pergerakan pihaknya dalam pemilihan pemain di bursa transfer.
"Di musim panas (2023), sya pikir kami punya momentum yang sangat bagus. Kami finis ketiga (di Liga Inggris), kami memenangkan satu final (Carabao Cup), dan lolos ke final lainnya (Piala FA)," ucap Ten Hag, dilansir dari Metro.
"Kemudian, kami memilih untuk mendatangkan pemain muda demi masa depan, dan itu ada kaitannya dengan FFP," kata pelatih Manchester United lagi.
"Itulah pilihan yang kami buat. Anda pasti tahu bahwa (pilihan) ini akan (membuat klub) membutuhkan waktu lebih lama sebelum bisa bersaing mempereutkan posisi terata di Liga Inggris atau Liga Champions," tandas dia.
MU Punya Skuad Berharga Mahal
Sayangnya, pernyataan Erik ten Hag tak bisa sepenuhnya dianggap benar. Metro mencatat juru taktik asal Belanda menghabiskan dana jor-joran mencapai 188 juta poundsterling demi membeli tujuh pemain baru dengan rata-rata usia 26 tahun pada musim panas 2024.
Mirisnya lagi, hampir sebagian besar dana tersebut hanya difokuskan untuk perekrutan tiga penggawa, yakni Andre Onana (43 juta poundsterling), Mason Mount (55 juta poundsterling), dan Rasmus Hojlund (72 juta poundsterling).
Studi UEFA bahkan mendapati Manchester United merupakan klub yang memiliki skuad termahal di dunia sepak bola musim lalu. Sementara itu, ditilik dari deretan rekrutan anyar mereka, cuma Hojlund yang bisa dianggap muda dan belum terlalu berpengalaman.
Advertisement
MU Harus Was-Was
Buntut dari pembelian besar-besaran pertengahan tahun lalu, Manchester United harus benar-benar was-was saat membuat manuver di bursa transfer musim panas 2024.
Ancaman Financial Fair Play (FFP) tetap bisa mengganggu aktivitas perekrutan pemain Setan Merah, terlepas dari adanya bantuan serta campur tangan investor baru klub Sir Jim Ratcliffe.
MU kemungkinan tidak bisa membeli pemain terlalu mahal, kecuali jika mampu mendepak beberapa pemain tak berguna dengan biaya transfer cukup besar seperti Jadon Sancho, Antony, Donny van de Beek hingga Mason Greenwood.
Alhasil, CEO INEOS sudah menyusun rencana agar skuad MU tetap kompetitif musim depan, yakni membidik pemain potensial berharga murah dari golongan penggawa muda atau merek yang kontraknya hampir habis.