Liputan6.com, Jakarta - Manchester United kembali menjadi bahan pembicaraan setelah mantan manajer Ole Gunnar Solskjaer membuka pengalaman di ruang ganti klub. Solskjaer mengungkapkan bahwa kebocoran informasi mungkin terjadi di dalam klub sehingga memicu perpecahan di antara para pemain.
Dalam sebuah wawancara di podcast Stick to Football, Solskjaer membagikan pengalamannya dalam mengelola pemain di salah satu klub terbesar Inggris tersebut. Dia mengungkapkan betapa sulitnya menjadi manajer, terutama ketika harus menghadapi pemain yang tidak bahagia.
Baca Juga
"Saya merasa staf (pelatih) memiliki hubungan yang sangat baik dengan para pemain, tetapi selalu ada satu atau dua pemain dalam skuad yang membocorkan sesuatu karena mereka tidak senang," ungkap Solskjaer.
Advertisement
Dia melanjutkan, tercipta dinamika yang rumit dalam keputusannya memberi kesempatan merumput kepada pemain dan bagaimana hal tersebut dapat memengaruhi keadaan ruang ganti MU.
"Anda punya skuad besar, jadi tidak mungkin menurunkan semua. Dengan terlalu banyak pemain yang dicadangkan, mereka jadi tidak bahagia," jelasnya.
Pernyataan Solskjaer memberikan informasi baru tentang tekanan yang dihadapi manajer dalam menjaga keseimbangan antara kepentingan tim dan kepuasan individu.
Solskjaer Belum Bekerja usai Dipecat Manchester United
Solskjaer dipecat Manchester United pada November 2021. Hingga kini dia masih menganggur meski sudah mendapat sejumlah tawaran. Sosok berusia 51 tahun itu mengaku hanya ingin bergabung dengan klub yang memungkinkannya menjadi dirinya sendiri.
“Saya butuh waktu istirahat dan saya benar-benar menikmati momen ini. Saya hanya memprioritaskan diri saya sendiri, keluarga dan saya mendapat beberapa tawaran. Tapi saya merasa belum siap," katanya.
Â
Advertisement
Penyesalan Solskjaer saat Tangani MU
Solskjaer juga mengaku memiliki penyesalan besar saat menangani MU. Dia kecewa karena tidak meyakinkan manajemen untuk merekrut Declan Rice pada musim panas 2021.
"Saya sangat menyukainya (Rice) sebagai pemain," kata Ole Gunnar Solskjaer. "Manajemen telah membahasnya beberapa kali dan saya pikir tim akan lebih baik jika dia berada di lini tengah."
Rice merupakan tipe gelandang lengkap. Meski punya tugas utama menambal pertahanan, dia juga piawai membantu serangan.Â
"Dia beroperasi sepenuh lapangan. Rice juga terus berkembang setiap tahunnya. Tentu saja, dia tidak bakal bisa dibeli dengan murah. Tapi, MU sebenarnya mampu dan seharusnya mengejarnya," jelas Solskjaer.