Liputan6.com, Jakarta - Pelatih Timnas Vietnam Philippe Troussier diam-diam berharap The Golden Star mengikuti jejak Timnas Indonesia yang aktif mendatangkan pemain keturunan lewat program naturalisasi.
Juru taktik berusia 68 tahun menilai hal itu merupakan strategi yang cukup bagus guna meningkatkan kualitas tim nasional secara umum, sekaligus memotivasi pemain lokal agar lebih berkembang.
Baca Juga
Seperti diketahui, Timnas Indonesia belakangan memang menjadi sorotan menyusul banyaknya penggawa naturalisasi yang menghuni skuad jelang laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Vietnam.
Advertisement
Terdapat setidaknya empat penggawa keturunan yang perdana dipanggil ke Timnas Indonesia, ditambah lima pemain naturalisasi yang sudah langganan dipilih Shin Tae-yong.
Salah seorang pemain Timnas Vietnam Do Duy Manh, yang kini sudah dicoret dari tim racikan Troussier, bahkan sempat menyatakan dirinya bingung akan bertanding melawan skuad Indonesia atau Belanda. Pasalnya, mayoritas penggawa naturalisasi baru Indonesia memang didatangkan dari negeri kincir angin.
Terlepas dari kritikan itu, Troussier diam-diam justru mengagumi langkah berani Indonesia merekrut penggawa keturunan ke tim nasional. Ia menilai strategi itu merupakan langkah bagus lantaran sudah terbukti memberikan hasil positif bagi perkembangan pemain lokal.
Philippe Troussier Pernah Terapkan Strategi Serupa
Troussier mengambil contoh dari pengalamannya saat melatih tim nasional di benua Afrika. Menurut dia, negara-negara di sana semula juga hanya mengandalkan pemain lokal, seperti yang dilakukan Vietnam saat ini.'
Barulah di sekitar waktu kedatangannya, timnas-timnas Afrika mulai gencar melakukan naturaliasi. Alhasil mereka sukses menunjukkan perkembangan hingga Maroko mencetak sejarah sebagai negara Afrika pertama yang lolos ke semifinal Piala Dunia 2022.
"Saya pernah melatih di Afrika. Waktu itu, pemain di Afrika sebagian besar hanya dihuni oleh pemain lokal, seperti Vietnam sekarang. Alhasil tim nasional di Afrika tidak memiliki performa yang terlalu bagus," ucap Troussier dalam konferensi pers di SUGBK, Rabu (20/3/2024).
"Kemudian kami memutuskan untuk mengidentifikasi pemain-pemain potensial dari luar (naturalisasi). Setelahnya, kita bisa lihat Senegal, Maroko, Kamerun, Ghana, dan negara-negara lain mulai menaturalisasi banyak pemain keturunan. Hasilnya pun jelas. Maroko berhasil tembus ke semifinal Piala Dunia 2022," tambah dia.
Advertisement
Ingin Vietnam Ikuti Jejak Timnas Indonesia
Kini, program naturalisasi juga sudah gencar diterapkan di negara-negara Asia Tenggara. Malaysia, Indonesia, Vietnam, belakangan aktif mendatangkan talenta-talenta keturunan untuk memperkuat tim nasional.
Sayangnya, Troussier mengakui bahwa Vietnam belum ikut melakukan evolusi tersebut. Ia berharap The Golden Star suatu saat dapat menduplikasi jejak pesaing-pesaingnya agar dapat mengembalikan dominasi di Asia Tenggara.
"Untuk sekarang, strategi (naturalisasi) juga diterapkan oleh Malaysia, Indonesia, dan Thailand. Namun di Vietnam, kami tidak menggunakan potensi (dari pemain keturunan). Makanya kami mulai kehilangan kepemimpinan (dominasi) di Asia Tenggara," ucap Troussier.
"Lalu kenapa Vietnam tidak bisa melakukan itu (naturalisasi) sekarang? Kami sebenarnya sudah mencoba melihat beberapa kandidat, tetapi kami harus tetap menghormati politik di Vietnam, saya tidak ingin memburu-buru mereka. Akan tetapi saya berharap di masa depan, akan satu atau dua pemain (naturalisasi) yang didatangkan ke Vietnam supaya bisa meningkatkan kualitas tim dan memotivasi para pemain lokal," tandas dia.