Sukses

Jersey Timnas Indonesia Jadi Polemik, PSSI Beber 3 Alasan Erspo Bisa Menang Tender

Ketua Umum PSSI Erick Thohir buka suara menanggapi polemik jersey Timnas Indonesia. Terlepas dari komentar yang beredar, nakhoda federasi sepak bola menjelaskan ada alasan jelas di balik terpilihnya Erspo sebagai pemenang tender.

Liputan6.com, Jakarta Jersey baru Timnas Indonesia tengah menjadi polemik sejak resmi diluncurkan ke publik pada Senin (18/3/2024) silam. Desain, bahan, hingga perusahaan Erspo yang mengelola produksi santer jadi perbincangan di kalangan warganet.

Ketua Umum PSSI Erick Thohir pun angkat bicara menanggapi situasi ini. Bukan asal tunjuk, mantan Presiden Inter Milan menjelaskan ada alasan spesifik di balik terpilihnya Erspo sebagai pemenang tender jersey Timnas Indonesia.

Menurut Erick, nilai komersialisasi yang ditawarkan Erspo jadi alasan utama. Brand lokal itu berani memberi 3 aspek menggiurkan, mulai dari uang segar hingga royalti kepada federasi sepak bola Indonesia.

Ketum PSSI sendiri memandang timbal balik itu memang dibutuhkan pihaknya dalam menyediakan pendanaan bagi kebutuhan tim nasional. Belum lagi jika dibandingkan dengan peserta tender lain, Erspo memang memiliki nilai penawaran yang sulit ditolak.

“Di situ kan tendernya jelas, kurang lebih yang ikut mungkin 20 perusahaan. Lalu kita buka secara transparan, siapa yang terbaik. Memang saya ada preference, saya mau local brand. Kita upayakan supaya local brand,” ungkap Erick Thohir soal kisah awal di balik tender jersey Timnas Indonesia.

“Kan tidak ada salahnya kalau saya berpihak pada local brand. Namun, bukan berarti kita prejudice dengan grup besar (lainnya) kalau mereka ingin ikut bidding dan angkanya bagus. Ternyata setelah waktu itu kita tender, kita lihat memang Erigo (Erspo) yang terbaik penawarannya secara komersial,” sambung Ketum PSSI dalam wawancara bersama awak media di kawasan Jakarta, Jumat (5/4/2024).

2 dari 3 halaman

3 Tawaran Erspo ke PSSI

Secara spesifik, Erick Thohir menjelaskan ada tiga tawaran dari Erspo kepada PSSI kala itu. Brand yang berada di bawah naungan satu pemilik dengan Erigo berkomitmen memberi suntikan dana segar senilai Rp4-8 miliar untuk federasi sepak bola Tanah Air.

“Ada 3 hal yang ditawarkan menarik (oleh Erspo). Satu, cash. Nilai uangnya Rp4-8 M. Itu angka yang saya rasa sebelum-sebelumnya pun tidak sebesar itu,” beber Ketua Umum PSSI.

Erspo juga diklaim siap menyuplai kebutuhan tim nasional dengan nilai bantuan mencapai Rp21 M. Tak ketinggalan, pihak brand bakal turut memberi royalti alias bagi hasil sebesar 7 persen kepada PSSI.

“Lalu (tawaran kedua) ada juga in-kind. Itu penyiapan daripada seluruh yang dibutuhkan, misalnya ketika tim nasional main. Kurang lebih angkanya Rp19-21 M,” kata Erick lagi.

“Karena kan memang kebetulan, kita pertama kali timnas U-17 training center, U-20 training center, perempuan juga training center, semua benar-benar masif. Jadi kita memerlukan supply maksimal yang dibutuhkan oleh para pemain dan pelatih.”

“Lalu yang menarik juga, kita ada istilahnya royalty fee atau bagi hasil. Di situ kita mendapatkan 7 persen. Belum pernah selama ini kita mendapatkan hal itu,” tandas sosok yang merangkap sebagai Menteri BUMN.

3 dari 3 halaman

Terbuka pada Evaluasi dan Perbaikan

Adapun kerja sama PSSI dan Erspo yang didasari pada tender ini akan berlangsung selama dua tahun. Erick Thohir mengeklaim pihak brand juga amat terbuka pada evaluasi dan perbaikan sesuai standar serta komitmen yang disepakati di awal.

“Tentu setelah kita lihat (tawaran) itu, kembali kita coba bicara, apananti rencana dari sistem jerseynya, bajunya, dan lain-lain, ya. Kita lihat memang mereka ada keseriusan supaya bisa sesuai dengan standar yang mereka komitmenkan pada kita,” papar Erick.

“Ketika ada interaksi di awal, misalnya (soal) baju latihan kurang menyerap, kan langsung diganti dengan kualitas yang sesuai standar. Kalau baju pemain, saya rasa tidak ada yang komplain dari pemain. Pemain melihat, bajunya benar-benar meresap (keringat).”

“Lalu kalau dinamika desain, ya kembali, desain itu kan taste-nya saya, mereka, dan (masyarakat) di sana-sini beda. Tetapi kalau saya melihatnya (ini jadi) kesempatan buat local brand. Secara komersialnya oke, dan secara kualitas masih sesuai yang kita harapkan. Perbaikan? Perlu, itu yang kita lakukan,” tandas Ketum PSSI.