Sukses

Ketum KONI Pusat Bangga Atlet Juara Dunia Tinju Daud Yordan Jadi Anggota DPD RI 2024-2029

Atlet tinju yang pernah meraih gelar juara dunia Daud Yordan kembali menunjukkan kiprah membanggakan dengan mendapat amanah sebagai anggota DPD RI 2024-2029.

Liputan6.com, Jakarta Atlet tinju yang pernah meraih gelar juara dunia Daud Yordan kembali menunjukkan kiprah membanggakan. Tak hanya sukses di atas ring, sosok yang juga menjabat sebagai Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Kayong Utara 2022-2026 itu berhasil mengemban amanah sebagai anggota DPD RI di Kalimantan. 

Tercatat, Daud Yordan mampu meraup perolehan suara sekitar 527 ribu. Capian tersebut tak ayal membuat Ketua Umum KONI Pusat Marciano Norman ikut bangga atas pencapaian sang legenda. 

"Sebagai Ketum KONI Pusat, saya sangat bangga karena Daud Yordan berprestasi sebagai petinju juara dunia dan dicintai masyarakat Kalbar yang mana terpilih sebagai anggota DPD RI dengan suara yang sangat besar," ujar Ketum KONI Pusat saat menerima Daud Yordan dan jajaran pengurus KONI Kayong Utara di kediamannya. 

"Daud Yordan sebagai Ketua KONI Kabupaten Kayong Utara dan bagian dari keluarga besar KONI, diharapkan dapat memperjuangkan olahraga prestasi," tambah Marciano Norman dalam pernyataannya. 

Lebih lanjut, tak hanya semata-mata mendapat suara dalam susunan pemerintahan,  Marciano Norman juga menilai pencapaian Daud Yordan juga bisa menjadi pemantik semangat buat atlet-atlet lainnya. 

Sebab, melalui hasil ini, Daud Yordan mampu membuktikan para penggawa olahraga Tamah Air tetap bisa menunjukkan prestasi, meski di luar arena pertandingan.

"Saya ingin melihat atlet mencapai prestasi puncaknya. Setelah itu selesai, mereka harus berprestasi usai menjadi atlet. Daud bisa menjadi contoh dan inspirasi atlet-atlet lainnya,” lanjut Ketum KONI Pusat.

2 dari 3 halaman

Akan Tanding Sebelum Dilantik

Sekadar informasi, Daud Yordan terakhir kalo berhasil mempertahankan gelar WBC Asian Boxing Council Silver Super Lightweight 63,5 kg usai menang dari Panya Uthok di Balai Sarbini Jakarta pada 1 Juli 2022. Sebelumnya pada 19 November 2021, dia juga menang atas Rachata Khaophimai di World Siam Stadium, Pattaya, Thailand.

Daud sendiri masih akan melakoni pertandingan ke-49 dalam karier profesionalnya pada September mendatang. Agenda tersebut berlangsung sebelum dia dilantik sebagai anggota legislatif. 

Adapun lawan Daud Yordan nantinya adalah mereka yang berada di jajaran top 50. Nama spesifik bakal ditunjuk badan tinju, dengan sang DPD terpilih berkomitmen dirinya bakal tetap berlatih terlepas dari jabatm baru yang segera dia emban.

"Saya tidak pernah tinggalkan latihan. Olahraga jalan, tapi yang lain (kegiatan di luar pertandingan dan latihan) juga bisa jalan, pesan ini tentu harus ada contohnya dulu,” tegas Daud Yordan. 

"Semua calon Gubernur di Kalimantan Barat, saya komunikasi dengan baik. Siapapun yang terpilih, kita dari olahraga ingin memperjuangkan KONI Provinsi, dan KONI kabupaten/kota,” jelasnya kepada Ketum KONI Pusat.

3 dari 3 halaman

Alasan Terjun ke Dunia Politik

Di sisi lain, Daud Yordan mengungkapkan dirinya rupanya punya agenda spesifik di balik pencalonan sebagai anggota DPD. Sang petinju bertekad memperjuangkan aspek pembinaan dan kompetisi bagi atlet di bawahnya sebab dia menilai kedua hal itu masih kurang signifikan. 

Padahal menurut Daud, dulu terdapat banyak sponsor tinju yang membantu mendorong hadirnya ekosistem kompetisi berkualitas, sehingga turut menghasilkan para petinju berprestasi.  

Oleh karenanya, Daud berharap masuknya dia ke dunia politik dapat menjadi titik awal perjuangan untuk menciptakan kompetisi berkualitas dan berkesinambungan, sehingga KONI di tingkat daerah akan termotivasi membina petinju. 

"Ini yang akan saya perjuangan melalui politik," tegasnya. 

Terdekat akan ada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumatera Utara Tahun 2024, Daud Yordan sampaikan kesiapannya mendukung sosialisasi PON XXI kepada bidang Media dan Humas Panwasrah. Ia akan menjadi bagian dari tokoh yang kampanyekan PON XXI, sebagai PON pertama di dua provinsi dan PON pertama diikuti 38 provinsi.