Liputan6.com, Jakarta Nama Pep Guardiola tengah jadi perbincangan akhir-akhir ini. Hal itu lantaran pelatih berkepala plontos dirumorkan berpeluang pisah dengan Manchester City pada pengujung musim depan.
Kepergiannya tak ayal bakal jadi pukulan besar buat The Citizens. Pasalnya, dia merupakan sosok penting yang mampu membawa Manchester City bertranfordmasi menjadi tim raksasa di panggung Eropa.
Bersama anak-anak asuhnya di Etihad, Guardiola mampu mencetak sejarah dengan menjadikan The Citizens sebagai tim pertama yang mampu menjuarai Premire League 4 kali berturut-turut, terhitung sejak musim 2020/2021 hingga 2023/2024.
Advertisement
Dia juga sukses mempersembahkan treble winners musim lalu setelah memimpin Erling Haaland dan kawan-kawan keluar sebagai kampiun Liga Inggris, Liga Champions, dan Piala FA di satu periode yang sama.
Sayangnya, kontrak Guardiola dengan City sudah akan berakhir pada musim panas 2025. Sejumlah laporan pun tak menampik adanya potensi sang pelatih bakal pisah dengan The Citizens begitu kontraknya usai.
Terlepas dari masa kerjanya yang hampir selesai, Guardiola tak ayal tetap dikenal sebagai salah satu pelatih hebat dalam sejarah. Koleksi trofinya begitu banyak, hingga dia perlahan-lahan mulai mengejar sosok legendaris Manchester United Sir Alex Ferguson.
Termasuk dua nama di atas, berikut daftar 5 pelatih dengan perolehan gelar paling masif sepanjang sejarah, sebagaimana dilansir Liputan6.com dari GiveMeSport.
1. Sir Alex Ferguson (Tahun Aktif: 1974 - 2013)
Sir Alex Ferguson merupakan sosok pelatih yang aktif menduduki kursi panas klub sejak 1974 hingga 2013 silam. Sepanjang periode tersebut, dia telah meraih total 49 trofi yang menjadikannya sebagai juru taktik dengan koleksi gelar terbanyak sepanjang sejarah.
Kesuksesan Sir Alex Ferguson bermula ketika menukangi St. Mirren. Dia mengantar timnya memenangkan gelar pada tahun 1977, dan mmelampaui kesuksesan tersebut ketika menjadi manajer di Aberdeen.
Sir Alex Ferguson sendiri baru menukangi Manchester United mulai 1986, setelah berpisah dari Timnas Skotlandia. Di sana dia mencapai masa kejayaannnya dan menjadi legenda besar setelah mengantar MU meraih deretan trofi bergengsi
GiveMeSport mengungkap Sir Alex Ferguson sempat sedikit kesulitan di periode-periode awalnya. Namun sejak tahun 1990 hingga 2013, dia berhasil mengumpulkan hampir dua trofi setiap musim, yang membuat koleksi gelarnya mencapai 38 di Old Trafford.
Advertisement
2. Pep Guardiola (Tahun Aktif: 2007 - Sekarang)
Pep Guardiola mulai bergerak mendekati Sir Alex Ferguson dalam daftar manajer dengan koleksi trofi terbanyak. Meski berselisih 10 gelar dengan trofinya saat ini yang baru menyentuh angka 39, juru taktik City masih punya waktu untuk menyaingi manajer legendaris Manchester United.
Rentetan prestasi gemilang Pep Guardiola bermula ketika dia menukangi Barcelona. Baru satu tahun menjabat di Barcelona B, pria kelahiran 18 Januari 1971 itu langsung diberi kepercayaan melatih tim utama.
Kepercayaan tersebut pun dibayar instan dengan raihan gemilang di musim pertamanya. Dia memenangkan treble bersama klub raksasa Catalan dan meraih sextuple pertama dalam sejarah sepak bola pada akhir tahun 2009.
GiveMeSport mencatat Guardiola telah memenangkan 14 trofi pada pengujung waktunya di Barcelona. Dia lantas pindah ke Bayern Munchen dan kembali ke jalur kemenangan usai menyabet gelar Bundesliga dan DFB Pokal.
Setelahnya, Pep Guardiola baru bergabung dengan Manchester City. Juru taktik berkepala plontos mampu menjadikan The Citizens sebaga salah satu klub paling dominan di Inggris setelah mempersembahkan setidaknya 6 gelar Premier League, 4 Carabao Cup, 2 Piala FA, dan 2 Community Shield. Dia juga menyumbangkan trofi Champions League pertama bagi tim tersebut setelah mengalahkan Inter Milan di final edisi 2023.
3. Mircea Lucescu (Tahun Aktif: 1979 - 2023)
Mircea Lucescu merupakan nama ketiga yang menghuni daftar manajer dengan koleksi trofi terbanyak. Dia tercatat telah memenangkan 38 gelar sepanjang menukangi klub dair periode 1979 hingga 2023.
Menariknya, deretan trofi yang diperoleh Lucescu tersebar dari berbagai penjuru dunia. GiveMeSport mencatat pria berusia 78 tahun itu pernah mengecap keyaan di Rumania, Turki, Ukraina, hingga Italia.
Adapun masa tersukses Lucescu dirasakan ketika dia menukangi Shakhtar Donetsk pada era 2004 hingga 2016. Mantan juru taktik kelahiran 29 Juli 1945 itu mampu mengubah skuad racikannya jadi salah satu tim Ukraina terhebat sepanjang masa.
Di bawah racikan Lucescu, Shakhtar Donetsk tampil begitu dominan dengan memenangkan 8 gelar Liga Utama Ukraina. Mereka juga sempat merasakan kesuksesan di panggung kontinental dengan menjuarai Piala UEFA 2009.
Advertisement
4. Valeriy Lobanovskyi (Tahun Aktif: 1969 - 2001)
Valeriy Lobanovskyi telah wafat pada 2002. Kendati begitu, dia masih menjadi salah satu pelatih dengan koleksi trofi terbanyak sepanjang sejarah usai memenangkan total 30 trofi sepanjang karier manajerialnya.
Melansir laporan GiveMeSport, periode tersukses Lobanovskyi dirasakan ketika menukangi Dynamo Kyiv sekitar tahun 1970-an hingga 1980-an.
Dia berhasil menjadikan klub tersebut sebagai salah satu tim tersukses dalam sejarah Uni Soviet dengan memenangkan gelar 8 Soviet Top League, 6 Soviet Cup, 3 Soviet Super Cup, dan sejumlah trofi lainnya.
5. Carlo Ancelotti (Tahun Aktif: 1995 - Sekarang)
Carlo Ancelotti mulai aktif menjajal karier sebagai pelatih pada tahun 1995. Dia mampu menempati peringkat ke-5 dalam daftar juru taktik dengan koleksi trofi terbanyak setelah memenangkan 28 gelar dalam karier manajerialnya.
Menariknya, Ancelotti telah melengkapi trofi dari lima liga top Eropa. Juru taktik Italia kelahiran 1959 itu tercatat sudah pernah merengkuh gelar LaLiga, Serie A, Bundesliga, Premier League, serta Ligue 1. Dia juga telah memenangkan beberapa gelar Liga Champions saat menukangi AC Milan dan Real Madrid.
Adapun Ancelotti hingga kini masih terus menambah pundi-pundi trofinya bersama Los Blancos. Dia baru saja mengantar Real Madrid memenangkan LaLiga 2023/2024, dan berpeluang kembali meraih trofi Champions League apabila berhasil menaklukkan Borussia Dortmund di babak final pada Minggu (2/6/2024) mendatang.
Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence
Advertisement