Sukses

HEADLINE: Copa America 2024 Jadi Pembuktian Misi Terakhir Lionel Messi Bersama Argentina, Kans Tambah Rekor?

Argentina menjadi unggulan utama di Copa America 2024, bisakan Lionel Messi membawa Tim Tango juara lagi?

Liputan6.com, Jakarta - Copa America 2024 berlangsung pada 20 Juni sampai 14 Juli. Edisi ke-48 kompetisi terasa spesial. Asosiasi Sepak Bola Amerika Selatan (CONMEBOL) kali ini berkolaborasi dengan CONCACAF. Jumlah peserta pun bertambah banyak. Seluruh laga akan digelar di Amerika Serikat. 

Biasanya Copa America hanya diikuti negara-negara Amerika Selatan alias anggota CONMEBOL, ditambah beberapa negara undangan. Negara undangan ini bisa berasal dari berbagai benua. Jepang bahkan pernah ikut berpartisipasi di Copa America.

Pada Copa America 2024, selain 10 negara anggota CONMEBOL terdapat enam negara dari CONCACAF yang juga akan ikut bersaing. Mereka adalah Jamaika, Meksiko, Panama, Amerika Serikat, Kanada, dan Kosta Rika. Keenam negara ini bisa ikut Copa America 2024 karena lolos kualifikasi lewat CONCACAF Nations League 2023/2024.

Seharusnya Copa America 2024 digelar di Ekuador sesuai dengan rotasi tuan rumah yang dilakukan CONMEBOL. Namun, Ekuador memutuskan menolak menjadi tuan rumah pada November 2022. CONMEBOL kemudian mengumumkan kolaborasi dengan CONCACAF pada Januari 2023.

Copa America 2024 akan digelar di 14 kota berbeda di Amerika Serikat. Argentina akan main di laga pembuka selaku juara bertahan. Lionel Messi dan kawan-kawan berjumpa dengan Kanada di Stadion Mercedes-Benz, Atlanta.

Menarik dinantikan apakah kehadiran enam peserta CONCACAF menghasilkan juara baru. Sejarah akan tercipta jika salah satu dari mereka merebut gelar. Sejak pertama kali bergulir 108 tahun lalu, belum ada tim di luar Amerika Selatan yang bisa juara.

Meksiko menjadi satu-satunya tim tamu yang pernah menembus final Copa America. El Tri dua kali berlaga di partai puncak pada tahun 1993 dan 2001. Pada tahun 1993, Meksiko kalah 1-2 dari Argentina. Sedangkan di 2001, mereka keok 0-1 oleh Kolombia.

Sejauh ini Argentina dan Uruguay masih menjadi negara yang paling sering juara di Copa America. Keduanya sudah 15 kali juara. Argentina sendiri bahkan 14 kali menjadi finalis. Sedangkan Uruguay cuma gagal enam kali di final.

Brasil baru sembilan kali juara Copa America. Mereka lebih sering gagal di final dengan total 11 kali menjadi runner-up. Terakhir kali Tim Samba juara pada tahun 2019 saat bertindak sebagai tuan rumah.

Di antara anggota CONMEBOL, praktis cuma Ekuador dan Venezuela yang belum pernah merasakan menjadi juara Copa America. Kolombia dan Bolivia masing-masing sudah sekali menjadi juara.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Copa America Terakhir Lionel Messi

Sorotan utama Copa America 2024 akan tertuju pada bintang Argentina Lionel Messi. Mantan pemain Barcelona itu kebetulan saat ini merumput di Amerika Serikat. Dia bermain di Inter Miami sejak tahun lalu setelah kontraknya bersama Paris Saint-Germain habis.

Copa America 2024 hampir pasti akan menjadi penampilan terakhir Messi di ajang tersebut. Messi memang belum mengumumkan kapan akan pensiun dari dunia sepak bola. Tapi dengan usianya yang kini sudah 36 tahun, rasanya Messi tidak akan ikut edisi selanjutnya.

Apalagi karier Messi sudah sempurna. Seluruh gelar juara bergengsi sudah pernah dirasakan Messi baik di level klub maupun internasional. Koleksi terbaru yang melengkapi prestasi Messi adalah saat membawa Argentina juara Piala Dunia 2022.

Pada Copa America sendiri, Messi baru sekali juara pada edisi 2021 saat menang tipis 1-0 atas tuan rumah Brasil berkat gol tunggal winger Angel di Maria pada laga yang berlangsung di Stadion Maracana.

Pada Maret 2024 lalu, Messi buka-bukaan soal rencana pensiun dari sepak bola. Meski tak menyebut usia spesifik, pemain juara Piala Dunia ini rupanya sudah punya bayangan kapan dirinya hendak gantung sepatu.

"Saya tahu bahwa ketika saya merasa tidak mampu lagi tampi, tidak lagi menkmati (bermain di lapangan), atau (tidak dapat) membantu rekan setim saya, saya akan berhenti," ucapnya kepada Big Time, dilansir dari SportBible.

"Saya sangat kritis terhadap diri saya sendiri. Saya tahu kapan diri saya baik, kapan buruk, kapan saya bermain bagus, dan kapan saya bermain dengan tidak bagus."

"Ketika saya merasa sudah waktunya untuk mengambil langkah itu (gantung sepatu), maka saya akan mengambilnya tanpa memikirkan faktor usia. Sebaliknya, jika saya merasa baik, saya akan selalu berusaha untuk terus berkompetisi karena hal itulah yang saya suka," tandasnya.

Sejak menekuni karier profesional, La Pulga telah mengoleksi 42 trofi dalam kariernya, termasuk 10 gelar LaLiga, 7 Copa de Rey, 4 Liga Champions, serta masing-masing satu trofi Piala Dunia 2022 dan Copa America.

Di level individu, koleksi prestasi Messi pun tidak kalah mentereng. SportBible mencatat La Pulga sudah merengkuh delapan penghargaan Ballon d'Or yang membuatnya unggul tiga angka dibanding rival terdekat Cristiano Ronaldo.

3 dari 5 halaman

Rekor Menanti Messi di Copa America 2024

Tampil di Copa America 2024 akan membuat Messi menorehkan sejarah baru. Suami dari Antonela Roccuzzo ini berpeluang memecahkan rekor yang sudah bertahan selama 71 tahun sebagai pemain yang paling sering tampil di Copa America.

Saat ini Messi sudah tampil 34 kali di laga Copa America. Dia berbagi rekor dengan kiper legendaris Chile Sergio Livingstone yang juga main 34 kali pada tujuh edisi Copa America dari 1941 sampai 1953. Livingstone tampil ke-34 kalinya di Copa America pada 28 Maret 1953.

Menariknya, Messi juga butuh tujuh edisi Copa America untuk bisa melewati pencapaian pemain berjuluk El Sapo tersebut. Messi pertama kali debut di Copa America 2007. Dia turun saat Argentina menang 4-1 melawan Amerika Serikat di Venezuela.

Pada edisi pertama Copa America yang diikutinya, Messi menelan pil pahit karena Argentina kalah 0-3 dari Brasil di partai final. Total Messi sudah main di empat final Copa Amerika. Dia kalah tiga kali. Dua kekalahan lain didapat dari Chile pada edisi 2015 dan 2016.

Rinciannya Messi main enam kali di Copa America 2007, kemudian lima kali di 2011, enam kali pada 2015, enam kali di 2016, lima kali pada 2019 dan enam kali pada edisi 2021.

Messi juga berpeluang memecahkan rekor lain di Copa America 2024 yakni jumlah gol terbanyak sepanjang masa. Saat ini Messi sudah mengoleksi 13 gol dan 17 assists sejak debut di Copa America 2007.

Praktis Messi cuma butuh lima gol lagi untuk memecahkan rekor pemain tersubur sepanjang sejarah Copa America yang saat ini dipegang dua pemain Brasil yakni Zizinho dan Leo yang masing-masing melesakkan 17 gol.

Untuk rekor gol terbanyak ini, Messi bisa saja dikalahkan pemain lainnya. Pasalnya ada dua pemain aktif lain yang main di Copa America 2024 dan lebih dekat dengan rekor gol Zizinho dan Leo. Mereka dalah pemain Chile Eduardo Vargas dan penyerang Peru Paolo Guerrero. Keduanya sama-sama sudah mengoleksi 14 gol.

Namun, Vargas dan Guerrero juga sudah uzur. Vargas sudah 34 tahun, sedangkan Guerrero telah menginjak kepala empat (40 tahun). Dibanding Messi, keduanya juga sudah tidak menjadi pilihan utama di timnya masing-masing.

Jadi meski terpaut satu gol dibanding Guerrero dan Vargas, Messi lebih berpeluang besar memecahkan rekor Zizinho dan Leo. Messi masih menjadi andalan utama di Argentina. Ketajamannya juga tetap terjaga.

4 dari 5 halaman

Messi Serius Manatap Copa America 2024

Messi sangat serius memprioritaskan Copa America 2024. Dia ingin meraih trofi keduanya di Copa America. Demi fokus penuh ke Copa America, Messi telah menegaskan bahwa dirinya tidak akan bermain di Olimpiade 2024 bersama Argentina. Dalam wawancara eksklusif dengan ESPN Argentina, Messi mengungkapkan bahwa tampil di Olimpiade setelah Copa America akan menjadi beban yang terlalu berat.

Cabor sepak bola putra Olimpiade, yang berlangsung dari 24 Juli hingga 9 Agustus, sebenarnya diperuntukkan bagi pemain di bawah usia 23 tahun. Namun, peserta bisa membawa tiga nama senior.

Sempat dirumorkan tertarik ikut serta, Messi akhirnya memastikan tidak berangkat ke Paris. Kepada ESPN, dia mengaku sudah berbicara dengan pelatih Argentina U-23, Javier Mascherano, dan mengungkapkan alasannya.

"Saya berbicara dengan Mascherano dan sebenarnya kami berdua memahami situasi,” ujar Messi.

“Sulit untuk memikirkan Olimpiade karena saat ini kami berada di Copa America. Ini akan menjadi dua, tiga bulan berturut-turut jika saya tidak bersama klub, dan lebih dari segalanya, saya berada pada usia yang membatasi untuk ikut serta dalam semua turnamen."

Messi menjelaskan bahwa bermain di dua turnamen besar secara berurutan akan sangat menguras fisik dan mentalnya.

"Saya harus memilih dengan hati-hati, dan bermain di dua turnamen berturut-turut akan terasa berat. Saya sangat beruntung bisa bermain di Olimpiade sebelumnya, memenangkannya bersama Masche. Itu adalah pengalaman yang luar biasa di level sepak bola. Olimpiade, tim U-20, kenangan yang tidak akan pernah saya lupakan," tutur Messi.

Keputusan ini juga dipengaruhi oleh komitmen Messi terhadap klubnya, Inter Miami. Messi berpeluang melewatkan setidaknya lima pertandingan Inter Miami saat tampil di Copa America. Dia bakal absen lebih lama lagi jika juga mengikuti Olimpiade.

Pelatih Inter Miami, Gerardo "Tata" Martino, yang akan kehilangan banyak pemain karena berbagai turnamen musim panas ini, sebelumnya menyatakan anak asuhnya harus memilih antara bermain di Copa America atau Olimpiade.

"Saya mendukung tim nasional, namun dalam hal ini ada dua kompetisi (Copa America dan Olimpiade) yang berdekatan dan itu berarti seorang pemain harus absen lebih dari dua bulan." kata Martino pada bulan Februari.

Messi memiliki kenangan manis terkait Olimpiade. Pada tahun 2008 di Beijing, ia memenangkan medali emas bersama Javier Mascherano sebagai rekan setim.

5 dari 5 halaman

Brasil Jadi Pesaing Argentina di Copa America

Pada Copa America 2024, bisa dibilang Argentina merupakan unggulan utama. Pelatih Lionel Scaloni masih membawa pemain-pemain yang mempersembahkan gelar Piala Dunia 2024. Nama-nama penting seperti Emiliano Martinez, Cristian Romero, Marcos Acuna, Alexis Mac Allister, Enzo Fernandez, Angel Di Maria, Lautaro Martinez hingga Julian Alvarez dibawa oleh Scaloni.

Argentina malah ketambahan kekuatan dengan hadirnya winger Manchester United Alejandro Garnacho. Meski belum genap 20 tahun, Garnacho sudah berkembang pesat dan mampu menjadi andalan utama di MU sepanjang musim 2023/2024.

Brasil diperkirakan akan menjadi pesaing utama Argentina. Tim Samba akan mengandalkan Vinicius Junior yang baru saja sukses membawa Real Madrid menjuarai Liga Champions untuk ke-15 kalinya serta juara di arena LaLiga.

Namun kekuatan Brasil kali ini kurang begitu menakutkan. Bahkan legenda Brasil sendiri, Ronaldinho, mengecam skuad negaranya pada Copa America 2024. Ia bahkan mengatakan ogah menyaksikan negaranya bertanding pada ajang tersebut.

Ronaldinho, yang memenangkan Copa America bersama Brasil pada tahun 1999 dan Piala Dunia pada tahun 2002, melalui Instagram meratapi "momen menyedihkan bagi mereka yang menyukai sepak bola Brasil."

Mantan pemain Barcelona dan AC Milan itu sampai menilai bahwa skuad Brasil yang dibawa ke Copa America berisikan pemain-pemain B saja. Ia mengeluhkan tak adanya pemain bermental pemimpin.

"Sulit mencari tenaga untuk menonton pertandingan," tulisnya di Instagram. "Ini mungkin salah satu tim Brasil terburuk dalam beberapa tahun terakhir, mereka tidak memiliki pemain dengan mental pemimpin, sebagian besar hanya memiliki pemain biasa-biasa saja."

Lebih lanjut, Ronaldinho muak dengan skuad Brasil di Copa America. Ia bersumpah tak akan menyaksikan negaranya bertanding di kompetisi tersebut.

"Saya mengikuti sepak bola sejak saya masih kecil, jauh sebelum saya berpikir untuk menjadi pemain, dan saya belum pernah melihat situasi seburuk ini. Ada kurangnya kecintaan terhadap jersey tim, kurangnya tekad, dan yang terpenting kurangnya warna sepak bola."

"Penampilan ini adalah salah satu yang terburuk yang pernah saya lihat. Sungguh memalukan. Itulah sebabnya saya menyatakan menyerah di sini. Saya tidak akan menonton pertandingan CONMEBOL Copa America dan saya tidak akan merayakan kemenangan Brasil."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini