Liputan6.com, Jakarta- Indonesia sedang mengincar menjadi tuan rumah Piala Dunia Basket Putri U-19 tahun 2027. Persiapan sudah dilakukan oleh Federasi Bola Basket Indonesia (Perbasi) sejak sekarang agar bisa berbicara banyak di ajang tersebut.
Sekjen Perbasi Nirmala Dewi mengungkapkan Indonesia sudah mengajukan diri kepada FIBA untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia Basket U-19 Putri tahun 2027. Hingga saat ini baru Indonesia yang mencalonkan diri.
"Perbasi memang sudah propose ke FIBA ya. Atas izin dari Kemenpora juga. Karena kita sudah ketemu pak Mennpora bersama FIBA. Pada prinsipnya disetujui karena kita pernah menggelar Piala Dunia tahun 2023 yang sukses sekali. Tapi kita juga perlu prestasi. Untuk mengejar prestasi kita propose untuk Piala Dunia Basket U-19. kebetulan Itu jatuhnya 2027," ujar Nirmala Dewi kepada wartawan, Selasa (2/7/2024).
Advertisement
Keputusan FIBA soal tuan rumah Piala Dunia Basket U-19 ini diharapkan keluar dalam kurun tiga bulan sebelum kepengurusan Perbasi di bawah kepemimpinan Danny Kosasih berakhir.
Perbasi sudah menyiapkan pemain untuk ikut Piala Dunia Dunia U-19 Putri 2027 sejak tahun 2024 ini. Pasalnya berbeda dengan Piala Dunia Bola Basket, di level junior tuan rumah otomatis ikut serta.
"Jadi kita punya waktu untuk melakukan scouting. Kita mulai sudah dari beberapa daerah tapi belum secara resmi kita buka. Kita sudah cari-cari dulu," ungakp Nirmala.
Pencarian Membuahkan Hasil
Pencarian awal Perbasi akan talenta basket berbakat putri sudah membuahkan hasil. Perbasi mampu menemukan satu pemain yang masih berusia 13 tahun tapi sudah memiliki tinggi di atas 180 cm. Namun Perbasi belum mau mengungkapkan identitas pastinya. Perbasi memilih mendidik sang pemain terlebih dulu sebelum memperkenalkannya ke publik.
Diharapkan pemain 13 tahun ini bisa berkembang seperti talenta muda nan mengejutkan dari China Zhang Ziyu. Baru berusia 17 tahun, Zhang Ziyu sudah bertinggi 220 cm sehingga begitu dominan di kejuaraan usia dini. "Ada beberapa anak-anak yang kita dapat. Putri ada beberapa. Salah satunya yang saya belum bisa sebutkan nama dan asal daerahnya. Dia masih 13 tahun tapi tingginya sudah 180an. Itu masih bisa bertambah tingginya. Kita akan mencari terus," sambung Nirmala.
"Karena isu yang kita hadapi adalah size. Basket kita kekurangan size tinggi. Mumpung masih usia 13 masih bisa kita bentuk. Mudah-mudahan bisa memperkuat dan memberikan hasil baik untuk 2027."
Advertisement
Perbasi Buka Peluang Diaspora
Selain pencarian pemain muda dari berbagai daerah, Perbasi juga membuka pintu untuk pemain Diaspora seperti yang sedang gencar dilakukan di sepak bola.
"Kebetulan besok kita akan ketemu orang tua yang ingin anaknya bergabung. Ayahnya Indonesia ibunya Jerman. Kita cari putra-putri dari diaspora. Itu cukup lumayan resposnnya. Mudah-mudahan ya. Kalau kita mau cari skill dari diaspora dan anak2-anak daerah ternyata daerah banyak. Buktinya kita dapat anak yang tingginya luar biasa dari Kerinci,"